Love and Career--by Lovelyn
2 posters
Page 1 of 1
Love and Career--by Lovelyn
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
CHARACTERS :
- Lee Min Ho as Goo Yong Chan
Berjiwa panas, suka seenaknya sendiri dan tidak gampang menyerah. Yong Chan selalu percaya diri baik dalam lingkungan pekerjaan, keluarga maupun cintanya. Apapun akan dilakukan dan dipertahankan demi sesuatu yang diinginkannya. Walaupun sebagai aktor yang sedang naik daun banyak hal yang tidak boleh dilakukannya, tapi walaupun begitu Yong Chan tetap melakukan banyak hal yang dilarang itu.
Cintanya kepada Eun Ho membuatnya berbuat nekad bukan hanya sekali, Semua yang dilakukannya tanpa berpikir terlebih dahulu itu hampir menghancurkan karirnya. Tapi dengan bermodal rasa percaya diri yang tinggi, semua masalah bisa diselesaikan dengan baik oleh Yong Chan.
-Goo Hye Sun as Lee Eun Ho
Gadis yang gampang gugup dan tidak begitu bisa mengambil keputusan sendiri. Jalan hidupnya kebanyakan ditentukan oleh orang-orang disekitarnya. Tidak menarik, agak kuno dengan kacamata minus yang tebal. Penampilannya mulai berubah setelah menjadi artis yang digemari dikalangan remaja. Dan mengutip peribahasa dari jp " bebek jelek itu telah berubah menjadi angsa ". Yang membuat setiap orang kemudian tertarik dan suka kepadanya mungkin karena kejujuran dan keluguannya.
Dalam menghadapi cinta, Eun Ho tidak pernah bisa memahaminya dengan baik ~sifat ini yang sedikit mirip dengan jd tapi kalau sifatnya yang lain benar-benar bertolakbelakang dengan jd si rumput liar itu ~ Yang dapat diketahui oleh pembaca apakah Eun Ho itu menyukai seorang pria atau tidak adalah dari sifatnya yang bisa berubah 180 derajat secara tiba-tiba. Seperti jika berhadapan dengan Yong Chan, dia bisa berubah keras dan tegas.
- Kim Joon as Choi Yoon
- Han Ga In as Goo Yong Na
- Moon Geun Young as Goo Yong Sae
- Go Ah Ra as Kang Dam Ah
- Yoon Eun Hye as Choi Young
- Jung Il Woo as So Dong Wo
- Lee Seung Gi as Kim Jae Won
- Joo Ji Hoon as Nathan Lee Si Hwan
- Han Hyo Joo as Song Hye Jin
-Robert Pattinson as Dillon Eyre
Chapter One
Eun Ho menjulurkan lehernya kedepan, dan seperti dugaannya, semua ini tidak mudah untuk dilakukan. Walaupun dia sudah mendapatkan koneksi dari paman mudanya, Choi Yoon, yang bekerja sebagai hair stylist di YT Entertainment ini, tapi untuk mengajukan lamaran disini masih mesti melalui proses penyeleksian yang ketat meskipun hanya untuk lowongan akuntan [worried] . Mengapa Choi Yoon dipanggil sebagai paman muda oleh Eun Ho? Semua itu karena umur paman mudanya ini tidak berbeda jauh dengannya.
Eun Ho mendorong kacamatanya keatas . Berpuluh-puluh para pelamar yang lain berbaris di depannya, belum lagi ditambah dengan penyeleksian dua hari yang lalu. Eun Ho menghembuskan nafasnya kuat-kuat. Sepertinya peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan disini kecil sekali.
Tiba-tiba teriakan dibarisan belakang mengejutkannya. Eun Ho segera membalikkan badannya. Hmmm ... sekarang dia mengerti mengapa semua orang yang berada disitu menjadi sehisteris itu ^-^ .
Goo Yong Chan, aktor muda yang sedang naik daun lewat drama remaja "The Perfect Boy" sedang berjalan kearah mereka . Wajah Yong Chan kelihatan tidak begitu senang saat itu. Dia sedang berbincang-bincang dengan orang disampingnya. Dia tidak begitu memperhatikan keadaan disekelilingnya.
Sekarang mereka berhenti tepat disamping Eun Ho. Teriakan-teriakan masih membahana.
"Mengapa saya harus berbuat begitu?", pertanyaan Yong Chan kepada orang disampingnya terdengar keras di telinga Eun Ho.
"Bisakah kamu tidak seemosi ini, Yong Chan? Kamu tahu bahwa ini semua demi karirmu ..", orang disamping Yong Chan, yang sepertinya merupakan manajernya, berkata tegas.
"Huhhhhhhhh ... karir? .. apapun selalu kalian campuraduk dengan karirku ..!!"
"Yong Chan, lebih baik kita membicarakannya di ruang dalam saja,ok?"
Yong Chan segera memalingkan mukanya. Dia kelihatan kesal sekali mendengar perkataan sang manajer.
"Hmmm ........ sekarang ada acara apa ini? kenapa begitu banyak orang disini? ada lowongan pekerjaankah? oh .. ya.. asistenku belum terpilih, bukan?"
"Yang akan menjadi asistenmu sedang diseleksi sekarang"
Yong Chan berpikir sejenak. Kemudian .. tiba-tiba dia menarik tangan Eun Ho yang berada disamping.
"Kalau begitu .. jangan susah-susah menyeleksi lagi, dia saja yang dipilih menjadi asistenku !"
"Yong Chan! jangan main-main!!", teriak manajernya kaget.
Eun Ho tidak kalah kagetnya mendengar perkataan Yong Chan. Matanya terbelalak lebar. Tapi Yong Chan sepertinya tidak menghiraukan Eun Ho yang sedang terkejut luar biasa.
"Siapa namamu?", tanya Yong Chan dengan pandangan tajam ke Eun Ho.
"Lee Eun Ho .. akan tetapi.. saya.. saya .. bukan melamar untuk menjadi asistenmu ..saya .. melamar untuk...", kata-kata Eun Ho terputus oleh teriakan manajer Yong Chan kemudian.
"Yong Chan!! saya tahu kamu sedang kesal dengan keputusanku tadi, tapi bagaimanapun juga semua itu tidak bisa dikaitkan dengan urusan yang satu ini !!"
Yong Chan melemparkan pandangannya kearah lain. Dia kelihatan tidak begitu peduli dengan kemarahan manajernya. Semua orang yang berada disitu memperhatikan adegan tersebut sambil berbisi-bisik satu sama lain.
"Mengapa tidak bisa? Yang akan dipilih sekarang adalah asistenku .. Apakah untuk itu juga saya tidak mempunyai hak?", Yong Chan kelihatan berkeras dengan keputusannya.
Eun Ho memperhatikan interaksi keduanya sambil menelan ludah. Mereka kelihatan tegang sekali. Eun Ho ingin melepaskan diri dari pegangan Yong Chan, tapi dia tidak bisa karena pegangan itu sangat erat.
"Kamu tetap bersikeras dengan keputusanmu?", tanya manajer Yong Chan dengan serius.
"Tentu saja!!.. apa yang saya ucapkan tidak pernah akan saya tarik kembali ..", jawab Yong Chan mantap.
Manajer Yong Chan mengangkat tangannya, tanda menyerah.
"Terserah kamu saja .. tapi kamu mesti ingat bahwa apa yang saya bicarakan denganmu sebelumnya mesti kamu lakukan ..". Orang tersebut kemudian memasuki ruangan yang ada didepan.
"Heiiii ... aku tidak pernah berkata akan menjadi asistenmu ..", kata Eun Ho, sedikit gugup.
Yong Chan mengalihkan pandangannya ke Eun Ho.
"Besok jam 9 pagi, berkumpul disini .. ingat jangan sampai terlambat karena besok saya ada pemotretan .. jadi kamu harus mempersiapkan segalanya!!"
Tanpa menunggu reaksi Eun Ho selanjutnya, Yong Chan mengikuti langkah manajernya memasuki ruangan yang sama.
"Yaaaaaaaaaa .......... sudah saya katakan ..yaaaa ;D !!!", Eun Ho hanya bisa meloncat-loncat di tempat karena Yong Chan sudah lenyap dari hadapannya. Di dorongnya kembali kacamatanya yang agak melorot kebawah dengan wajah cemberut. Sementara itu, semua pasang mata memandang kearahnya dengan pandangan iri.
"Bagaimana mungkin Yong Chan memilih gadis dengan tampang begitu sebagai asistennya?"
"Oh.. my god .. apa yang ada dalam pikiran Yong Chan? kamu lebih cantik dari gadis itu sepuluh kali lipat!!!!!"
"Dia seperti kutu buku, tidak menarik dengan cara berpakaian yang kuno!!!!", dan lain-lain ..
Perkataan-perkataan yang tidak enak mengalir terus dari orang-orang yang ada disitu. Eun Ho menutup telinga rapat-rapat dengan tangannya dan berlari secepat kilat meninggalkan tempat itu.
**************
"Apa??? menjadi asisten Yong Chan???"
Eun Ho menganggukkan kepalanya. Choi Yoon, paman mudanya, menatapnya dengan pandangan tidak percaya.
"Tapi bagaimana mungkin? kamukan hanya melamar sebagai akuntan disana, bagaimana mungkin tiba-tiba bisa menjadi asistennya Yong Chan? kedua hal ini tidak ada hubungannya sama sekali ..", Choi Yoon kelihatan semakin penasaran dengan cerita Eun Ho.
"Bagaimana saya tahu? yang jelas dia dan manajernya kelihatan sedang berselisih pendapat, kemudian dengan tiba-tiba dia menarik tangan saya dan menyuruh manajernya untuk menjadikan saya sebagai asistennya ", jawab Eun Ho kesal.
"Lalu.. kamu benar-benar akan menerima tawaran itu?, tanya Choi Yoon lebih lanjut.
Eun Ho berpikir sesaat. Dipandanginya Choi Yoon dengan penuh harap.
"Entahlah .. hmmmm... menurut paman .. apakah.. apakah saya harus menerimanya atau tidak ?"
Choi Yoon langsung tertawa geli melihat tampang memelasnya Eun Ho.
"Ha..ha...ha... mengapa bertanya kepada paman? keputusan itu hanya ada dalam tanganmu.."
"Hmmmmmmmmm.... saya tidak ingin menerimanya .. lagipula saya tidak mengerti pekerjaan begituan.. tapi.. saya juga sudah lama menganggur..jika saya tidak bekerja sekarang, apa jadinya kehidupanku besok? ... aishhhhhhhhh .. kenapa masalah ini begitu memusingkanku ......ahhhhhhhhhh .......", Eun Ho mengacak-acak rambutnya yang pendek dengan nafas terengah-engah.
******************
Keesokan harinya, pukul 8:45 pagi di YT Entertainment ..
Eun Ho berdiri termangu di ruang rias artis YT Entertainment setelah berkutat hebat dengan para penjaga di gerbang depan karena tidak mempunyai kartu tanda pengenal YT Entertainment. Setelah berguling semalaman di ranjang, akhirnya Eun Ho mengambil keputusan untuk menerima pekerjaan ini. "Hanya untuk sementara saja, jika sudah mendapatkan pekerjaan lain, saya akan segera pergi dari sini", perkataan ini yang selalu diucapkan Eun Ho dalam hati.
Saat itu belum banyak orang yang terlihat dalam ruangan tersebut. Tidak ada seorangpun yang memperhatikan Eun Ho. Mereka semua terlihat sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Lima belas menit kemudian, sebuah rombongan yang terdiri dari tiga orang memasuki ruangan. Salah satu dari mereka adalah Yong Chan.
Eun Ho melirik jam tangannya. "Hmmm .. ternyata orang ini tepat waktu juga", kata Eun Ho dalam hati. Begitu memasuki ruangan, Yong Chan langsung duduk di kursi tengah ruangan tanpa melirik Eun Ho sedikitpun. Dia mulai didandani oleh penata rias yang ada disana. Selama sepuluh menit Eun Ho hanya memperhatikan kegiatan mereka tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Tapi setelah dua puluh menit berlalu belum juga ada yang memperdulikannya, Eun Ho akhirnya mengeluarkan suaranya ...
"Hmmm ... Yong Chan Ssi, apa yang mesti saya kerjakan?"
Yong Chan segera mengarahkan pandangannya ke Eun Ho begitu mendengar namanya dipanggil.
"Siapa kamu ?..OOO .. ya .. saya ingat sekarang .. yang kemarin .. hmmm .. siapa namamu?"
"Eun Ho .. Lee Eun Ho ...", jawab Eun Ho agak sedikit kesal.
"Eun Ho! ya.. benar.. saya lupa ... ehemmm ... hari ini .. kamu tidak perlu melakukan apa-apa "
"Apaa? Apakah ini juga bisa disebut sebagai pekerjaan?"
Yong Chan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Eun Ho, tapi teriakan fotografer untuk memulai pemotretan menghentikan maksudnya tersebut.
"Kamu ikut saja denganku sekarang .. tapi kamu tidak usah berbuat apa-apa, pemotretan akan segera dimulai"
Yong Chan dan beberapa kru keluar dari ruang rias itu menuju ruang pemotretan. Sambil mengerutu Eun Ho mengikutinya dari belakang.
Pemotretan tersebut berjalan selam 1,5 jam. Eun Ho memperhatikan kesibukan mereka sambil terkantuk-kantuk [worried] . Tidak ada yang memintanya melakukan apapun.
"Ok... kita break untuk setengah jam kedepan!!!!"
teriakan keras dari sang fotografer menyadarkan Eun Ho dari kantuknya.
"Heiiiiiiiiii ......... ehhh.. si.. siapa namamu?oh..ya..Eun Ho.. kenapa kamu berdiri saja disitu? sekarang saya ada waktu istirahat selama setengah jam .. ayo, belikan saya minuman di kantin depan ..", Yong Chan berjalan kearah Eun Ho dengan tampang lelah.
"Kamu mau minum apa?", tanya Eun Ho dengan semangat. Ini merupakan hal pertama yang akan dilakukannya setelah terbengong-bengong seharian.
"Terserah kamu saja!!!", kata Yong Chan sambil mengibaskan tangannya.
Eun Ho mengangguk dan segera meninggalkan ruangan pemotretan menuju kantin depan.
***************
Eun Ho menjinjing beberapa gelas minuman dalam kantong di tangannya. Dia menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba di depan pintu darurat, dimana terdapat tangga yang menghubungkan lantai itu dengan lantai bawah, ketika mendengar pembicaraan samar-samar dari sana. Karena penasaran, Eun Ho mendorong pintu itu pelan-pelan sehingga terdengar jelas olehnya pembicaraan yang terjadi disana.
"Bukan itu maksud saya...", suara itu sangat dikenal oleh Eun Ho. Itu adalah suara Yong Chan.
"Bukan maksudmu? Jika bukan maksudmu, bagaimana mungkin manajemenmu bisa memberi pernyataan seperti itu?", teriak seorang gadis yang sedang berbicara dengan Yong Chan.
"Saya benar-benar tidak ingin memberi pernyataan seperti itu, Dam Ah... percayalah kepada saya.. tapi pihak manajemen saya berkata bahwa itu semua dilakukan hanya untuk kemulusan karirku .."
"Karirmu? .. benar!! kamu sudah terkenal sekarang, sedangkan aku.. aku hanya seorang artis picisan.. berhubungan denganku hanya akan merusak karirmu kan? kalau begitu .. kita putus saja!!"
Pintu didepan Eun Ho dibuka dengan satu tarikan oleh Dam Ah, sehingga menyebabkan Eun Ho kehilangan keseimbangannya. Hampir saja Eun Ho terpuruk kedepan tapi untung tangannya dengan sigap berpegangan di bingkai pintu sehingga dia hanya menabrak angin kosong.
Dam Ah mendelik kearah Eun Ho. Dia kelihatan tidak senang pembicaraannya dengan Yong Chan terdengar oleh
Eun Ho.
"Heiiiiiiii......... Dam Ah.. dengarkan ........", Yong Chan tidak meneruskan perkataannya ketika melihat Eun Ho berdiri disana.
Dam Ah tidak mempedulikan panggilan Yong Chan. Dengan cepat dia berlari dari situ. Eun Ho memejamkan matanya rapat-rapat. Gawat ... dia membuat kesalahan yang sangat parah saat ini [worried] . Tidak bisa dibayangkan bagaimana perlakuan Yong Chan kepadanya untuk waktu yang akan datang.
"Saya... saya tidak bermaksud untuk mendengarkan pembicaraan kalian .. hanya saja.. kalian berbicara terlalu keras sehingga...sehingga..", suara gugup Eun Ho terpotong oleh perkataan Yong Chan yang penuh amarah ..
"Apa kami berbicara dengan keras menjadikan kamu mempunyai hak untuk mendengarkannya? Tidakkah kamu tahu apa yang dinamakan privasi?"
Eun Ho terdiam. Dia menundukkan wajahnya dalam-dalam tanpa berani memandang Yong Chan yang sedang marah besar. Yong Chan mengepalkan tinjunya kemudian pergi dari situ dengan wajah dingin.
***************
Hari-hari selanjutnya dilewati Eun Ho dengan penuh perjuangan. Yong Chan seperti ingin membalas dendam kepadanya. Semua pekerjaan diserahkan kepada Eun Ho tanpa terkecuali. Eun Ho yang merasa bersalah kepada Yong Chan hanya dapat melakukan semua permintaan-permintaan Yong Chan tanpa dapat membantahnya. Selama waktu itu Eun Ho tidak tahu bagaimana hubungan antara Yong Chan dan Dam Ah. Dia tidak berani menanyakan itu kepada Yong Chan. Tapi kelihatannya hubungan mereka berdua adem-adem saja karena tidak ada satupun kabar yang terdengar mengenai mereka berdua.
Sebulan kemudian Yong Chan menerima tawaran drama baru berjudul "The Sword". Drama yang satu ini merupakan drama klasik. Hari itu sangat panas. Yong Chan selalu meminta Eun Ho untuk mengipasinya. Eun menurut saja walaupun dalam hatinya sangat dongkol . Dia mengusap-usap leher dan wajahnya yang berkeringat dengan saputangan di tangannya. Matanya terasa pedas oleh keringat yang memasukinya. Segera Eun Ho melepas kacamata dan membilas sepasang matanya dengan segera.
Tiba-tiba sutradara "The Sword", Mr. Bae, mendekati mereka. Dia memperhatikan Eun Ho dengan seksama.
"Benarrr!!! kamulah yang saya cari-cari selama ini!!!!", teriaknya gembira.
Eun Ho dan Yong Chan terbengong-bengong mendengar teriakan Mr. Bae.
"Apa maksudmu Mr. Bae ?", tanya Yong Chan kemudian.
"Siapa namamu?", Mr. Bae tidak menjawab pertanyaan Yong Chan. Dia masih saja memperhatikan Eun Ho dengan seksama.
"Eun Ho.. Lee Eun Ho ", jawab Eun Ho pelan.
"Baguss.. Eun Ho, maukah kamu menjadi pemeran utama dalam serial terbaru yang kusutradarai?"
Eun Ho dan Yong Chan terkejut sekali mendengar permintaan Mr. Bae yang tiba-tiba itu.
"Mr. Bae, jangan main-main!! bagaimana mungkin Eun Ho bisa menjadi pemeran utama untuk serial terbarumu? Dia sama sekali tidak punya pengalaman berakting!!!"
"Kenapa tidak? jangan lupa, yang menemukan bakatmu juga saya .. kalau saya bilang dia berbakat maka dia pasti punya kemampuan untuk itu .... saya tidak akan salah menilai orang ... hmmm.. bagaimana dengan pendapatmu sendiri Eun Ho? kamu tidak perlu menjawab sekarang .. kamu pikirkan saja dulu .."
Mr. Bae memandangi Eun Ho dengan seksama. Dia tersenyum melihat kebengongan Eun Ho. Ditepuknya bahu Eun Ho dan Yong Chan, untuk kemudian berlalu dari sana.
"Kamu tidak berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh Mr. Bae itu benar, bukan?", tanya Yong Chan dengan nada mengejek.
Eun Ho mendelikkan matanya.
"Tentu saja tidak!! bermimpipun saya tidak pernah untuk masuk ke dunia entertainment !!!", jawab Eun Ho sengit.
Yong Chan mengangkat bahunya sedangkan Eun Ho hanya menghembuskan nafasnya kuat-kuat. Kejadian hari ini sungguh merupakan kejutan yang tidak pernah terbayangkan olehnya dan dia tidak tahu harus berbuat apa-apa untuk itu.
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Two
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
CHAPTER 2
[/b]
Malam itu Eun Ho sedang berbaring di kamarnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bagaimana mungkin dia ditawari menjadi pemain utama di film itu? pikirnya. Ia menatap langit – langit kamarnya seakan disana terletak semua jawaban dari pertanyaannya. Namun ternyata rasa kantuk mulai menyergapinya. Tak lama kemudian ia pun terlelap dan bermimpi di kejar – kejar para wartawan yang menghujaninya dengan berbagai pertanyaan.
*****
Sementara itu di kamar Yong Chan, ia duduk sambil menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Pikirannya sangat penuh saat itu. Bagaimana mungkin wanita itu bisa menjadi pemeran utama? Dia kan sama sekali tidak cantik. Ahhh! Mengapa semua ini membingungkanku? Sepertinya sejak kedatangan dia hidupku menjadi sulit seperti ini. Pikirnya.
Lalu tiba – tiba suara kamarnya diketuk pelan. “Oppa, apa kau sudah tidur?” ujar suara perempuan dari luar pintu. “Belum, Masuk saja Yong Sae. Pintunya tidak dikunci” kata Yong Chan. Wanita yang dipanggil Yong Sae itu kemudian masuk kedalam kamar. Dia duduk di tepi tempat tidur. Dan memandang Yong Chan dengan heran. “Sebenaranya Apa yang terjadi pada Oppa dan Dam Ah Onni?” Tanya Yong Sae.
“Apa maksudmu?” Yong Chan balik bertanya.
“Dulu, Semua surat kabar dan berita di televisi menyatakan bahwa Oppa tidak ada hubungan apapun dengan Dam Ah Onni” ujar Yong Sae
“Aku sedang tidak ingin membicarakan hal itu” jawab Yong Chan dingin.
“Oppa.. Aku tahu kau masih menginginkannya” Kata – kata Yong Sae sangat mengenai hati Yong Chan. Yong Chan hanya bisa terdiam mendengarkan perkataan adiknya itu.
“Oppa..ikutilah kata hatimu. Ikutilah apa yang menurutmu benar” Kata Yong Sae lagi. Namun perkataan Yong Sae kali ini membuat Yon Chan tertawa.
“Aigoo..Aigoo.. Adikku yang satu ini sok tahu sekali, sok - sok bicara masalah hati segala” Kata Yong Chan sambil tertawa. Yong Sae yang mendengar perkataan Yong Chan berubah menjadi cemberut. Melihat adiknya cemberut seperti itu, Yong Chan malah semakin gemas dan mencubit kedua pipi Yong Sae dengan gemasnya.
“Tenang Saja Yong Sae, Oppa-mu ini adalah lelaki terhebat di dunia. Tidak mudah ditaklukan oleh siapapun” Kata Yong Chan
“Aiishhh.. rasanya aku tidak ingin menjadi adikmu jika kau sudah berbicara seperti itu” Ujar Yong Sae.
“Muorago? Apa katamu? Hei, kau lihat di luar sana masih banyak wanita yang ingin menjadi pacarku atau bahkan menjadi adikku. Harusnya kau bersyukur bisa memiliki Oppa yang tampan seperti diriku Ha~Ha~Ha” Yong Chan berkata dengan percaya dirinya.
Yong Sae hanya bisa menarik napas panjang melihat kelakuan kakaknya. Lalu ia berjalan keluar kamar.
“Hei..Yong Sae-ya, kau mau kemana?” teriak Yong Chan.
“Tidur, besok aku sekolah” Kata Yong Sae tanpa menoleh ke arah Yong Chan.
“Ya..Ya.. belajar yang rajin adik kecilku” Kata Yong Chan sambil tersenyum. Lalu ia pun menutup pintu dan beranjak naik ke tempat tidur.
*****
Keesokan harinya Yong Chan dan Eun Ho sudah berada di Lapangan untuk latihan Syuting. Yong Chan yang menjadi pemeran utama pria dalam film itu memang harus melakukan adegan – adegan bertarung di dalamnya. Oleh karena itu ia harus ikut latihan khusus agar syuting berjalan dengan lancar.
Sementara Yong Chan berlatih bertarung, Eun Ho duduk di bawah pohon rindang di pinggir lapangan sambil membaca buku. Berkali – kali ia membetulkan letak kacamatanya ketika ia membaca. Tidak lama kemudian, Mr. Bae datang menghampiri Eun Ho. Eun Ho yang melihat itu langsung buru – buru menutup bukunya dan menganggukan kepalanya pada Mr. Bae.
“Santai saja..Santai Saja..” Kata Mr. Bae. Lalu ia duduk disebelah Eun Ho. “Waahh, kau pintar memilih tempat. Disini nyaman sekali” lanjutnya.
Eun Ho membalas dengan tersenyum kecil.
“Ah,bagaimana tawaranku? Sudah kau pikirkan?” tanya Mr. Bae
“Eee..itu..hmm..Aku..” Eun Ho menjadi gugup.
“Kau menolaknya bukan?” kata Mr. Bae
“Ah..itu.. bukan maksudku untuk menolak tawaranmu Mr. Bae tapi aku sama sekali belum pernah berpengalaman dalam berakting. Aku takut aku akan mengecewakanmu “ Eun Ho menjelaskan.
Mr. Bae hanya mengangguk mendengar penjelasan Eun Ho. “Baiklah jika itu keputusanmu. Tapi aku akan membuktikan jika kau memang mempunyai bakat berakting” Katanya
Eun Ho menatap Mr. Bae bingung, tapi tidak bertanya apa - apa, lalu Mr. Bae pamit dari tempat itu dan pergi menuju tempat Yong chan berada. Eun Ho masih merasa bingung ketika ia melihat Mr. Bae membisikan sesuatu pada Yong Chan. Namun ia tidak begitu memperdulikannya. Ia lalu kembali membetulkan letak kacamatanya dan kembali membaca buku.
*****
Hari sudah beranjak siang. Tapi Yong Chan belum kembali juga. 1 jam yang lalu latihan Yong Chan pindah di dekat hutan sana. Eun Ho tadinya ingin ikut, tapi Yong Chan melarangnya dan malah menyuruh Eun Ho untuk menunggu di tempat ia duduk tadi. Eun Ho mulai merasa ngantuk. Ia sudah berkali – kali menguap. Tiba – tiba seseorang datang sambil berlari kearah Eun Ho. “Yong Chan…hhh Yong Chan…” Katanya sambil terengah – engah.
“Ada apa?” Ujar Eun Ho kaget.
“Yong Chan.. Dia terluka…darah.. darahnya banyak sekali” Orang itu kelihatan panik.
“Apa? Bagaimana bisa? Dimana dia?” Eun Ho mulai ikut panik.
“Di sana..ayo ikut” Kata orang itu sambil menunjukkan jalan ke tempat Yong Chan latihan.
Eun Ho pun buru – buru mengikuti orang itu ke tempat Yong Chan. Ia kelihatan cemas sekali. Ia berdoa dalam hati supaya tidak terjadi sesuatu pada Yong Chan.
“Itu dia” Kata orang itu
Disana Eun Ho sudah melihat orang berkerumun mengelilingi Yong Chan. Eun Ho buru – buru menyeruak kedalamnya. Lalu ia melihat Yong Chan tengah berbaring sambil bersimbah darah sambil merintih kesakitan.
“Ya! Goo Yong Chan! Kau kenapa? Ada apa denganmu?” Eun Ho menghampiri Yong Chan dengan cemas. Ia kelihatan sangat panik. “Mengapa? Apa yang terjadi? Mengapa ia seperti ini? Cepat panggil Ambulan!” teriaknya.
Orang – orang disekitar situ hanya bisa terdiam memandangi Yong Chan dan Eun Ho.
“Mengapa kalian semua diam? Cepat tolong dia! Panggil ambulan!” Eun Ho mulai merasa marah. Lalu ia kembali menatap Yong Chan sambil memegang tangannya.
“Yong Chan-a,,Yong Chan-a.. Gwaenchana? Oddi Appayo? Dimana yang sakit?” Tanyaa Eun Ho cemas.
“Eun Ho-ya… “ Panggil Yong Chan lirih
“Ada apa Yong Chan? Aku disini.. Tenang, Aku disini.. Ya!! Sebenarnya apa yang terjadi? Coba jelaskan padaku!” Teriak Eun Ho marah pada orang yang membawa Eun Ho kesini tadi.
“Itu...tadi kami sedang belajar menggunakan pedang. Sebenarnya Mr. Bae sudah menyuruh kami untuk memakai pedang kayu saja, tetapi Yong Chan bersikeras ingin menggunakan pedang asli. Lalu ketika latihan bertarung menggunakan pedang, Yong Chan tidak sengaja terkena sayatan pedang di dadanya” Kata orang itu menjelaskan dengan takut.
“A..Apa? Lalu Apa kau sudah panggil ambulan?” Tanya Eun Ho lagi.
Orang itu mengangguk. Lalu terdengar suara rintihan Yong Chan lagi.
“Eun Ho-ya…” katanya
“Iya..” Jawab Eun Ho. Ia mendekatkan telinganya pada bibir Yong Chan agar suaranya lebih terdengar jelas.
“Aku tidak kuat lagi Eun Ho…Rasanya aku mau mati” Kata Yong Chan pelan.
“Apa maksudmu? Kau tidak boleh bicara seperti itu! Tunggulah sebentar lagi, Ambulan akan segera datang” Eun Ho berkata marah. Perasaannya campur aduk saat itu. Ia marah, cemas, sekaligus sedih.
“Sakit sekali Eun Ho…..” kata Yong Chan
“Bersabarlah Yong Chan. Kau pasti bisa, kau pasti kuat” Air mata mulai menetes di pipi Eun Ho. Baru kali ini ia secemas itu hingga menangis.
“Eun Ho…..” Suara Yong Chan semakin lama semakin terdengar pelan. Lalu ia mulai menutup matanya pelan – pelan.
“Yong Chan-a… Yong Chan-a.. kau tidak boleh tertidur. Kau harus tetap sadar. Yong Chan-a!! “ Saat itu Eun Ho benar – benar panik. Ia menampar nampar pipi Yong Chan agar Yong Chan tetap sadar. Air mata mulai mengalir deras. Ia benar – benar ketakutan saat itu. Ia teringat kejadian sepuluh tahun lalu. Dimana ia melihat kejadian yang sama. Melihat Ayahnya berbaring di tanah dengan penuh darah. Dan disampingnya ia menangis sekeras – kerasnya. Ia tidak mau kejadian itu terulang di depan matanya lagi.
“Ya…CUT!! Bagus sekali – bagus sekali” teriak Mr. Bae dari pengeras suara.
Lalu tiba – tiba saja riuh tepuk tangan meramaikan tempat itu. Eun Ho kemudian tersadar dan memandang sekelilingnya heran. Orang – orang tengah tersenyum melihatnya. Lalu ia melihat Yong Chan membuka matanya dan beranjak bangun. Yong Chan sama sekali tidak kelihatan seperti orang yang kesakitan sekarang.
Eun Ho masih berusaha memahami apa yang terjadi. Lalu terlihat Mr. Bae datang menghampirinya sambil tersenyum senang. “Lihat kan? Aku bilang anak ini memang berbakat” katanya pada orang – orang disekelilingnya.
Eun Ho akhirnya memahami apa yang terjadi. Semua itu hanyalah sandiwara. Mr. Bae yang melakukan semua ini. Ia merasa sangat malu saat itu. Tapi ia juga merasa marah, karena ia dipermainkan.
“Maafkan aku nona Lee, aku tidak bermaksud untuk mengerjaimu. Tapi aku hanya ingin membuktikan bahwa kau benar – benar mempunyai bakat acting” Katanya pada Eun Ho.
“Bagaimana Yong Chan? Tebakanku benar bukan?” katanya lagi pada Yong Chan. Yong Chan hanya bisa terdiam. Eun Ho memandang Yong Chan. Namun Yong Chan memalingkan pandangannya kearah lain.
*****
“Mengapa kau melakukan ini padaku?” Tanya Eun Ho kesal pada Yong Chan.
Saat itu mereka tengah beristirahat di bawah pohon tempat Eun Ho duduk tadi.
“Kau kira ini mauku? Kalau Mr. Bae tidak memintanya, aku tidak ingin melakukan itu.” Kata Yong Chan sambil mengambil satu botol air dan meminumnya. “Ahhh,,lega” Katanya lagi.
Eun Ho hanya bisa cemberut mendengar perkataan Yong Chan. Lalu ia merebut botol air dari tangan Yong Chan dan meneguknya habis.
“Yaaaaa…Itu Punyaku!” Kata Yong Chan.
Eun Ho tidak menggubris perkataan Yong Chan. Dia lalu berdiri dan beranjak pergi dari tempat itu.
“Hei,mau kemana kau?” Tanya Yong Chan. Namun Eun Ho tidak menghiraukannya dan buru – buru pergi tanpa menoleh kearah Yong Chan lagi.
*****
Malamnya, setelah terlebih dahulu pulang ke rumah untuk mandi, Eun Ho memutuskan untuk pergi menemui paman mudanya, Choi Yoon.
Baru saja ia ingin mengetuk pintu depan, tidak lama keluarlah seorang wanita cantik, berambut panjang keluar dari rumah itu. Ia kelihatannya sedang marah. Ia memandang Eun Ho dengan tajam, lalu pergi dari tempat itu.
“Yong Na..” Teriak Choi Yoon mengejar dan memanggil wanita itu. Namun wanita itu tidak menghiraukan. Choi Yoon tersentak kaget ketika ia melihat Eun Ho disana.
“Ah.. Eun Ho..Kau ada disini” Katanya.
“Hhh,,mengapa aku mengalami kejadian seperti ini lagi?” Pikir Eun Ho dalam hati.
“Kau sedang apa? Ayo masuk” Kata Choi Yoon menyadarkan Eun Ho.
Eun Ho pun buru – buru masuk ke dalam rumah. Dan duduk di ruang tamu. Choi Yoon pergi ke dapur untuk mengambil minuman.
“Kau pasti bertanya – Tanya siapa wanita itu?” kata Choi Yoon ketika ia kembali dari dapur sambil membawa minuman.
“Yah, tidak juga. Aku tidak mau ikutan urusan pribadi Paman” Kata Eun Ho berusaha untuk tidak menyinggung pamannya.
“Ha Ha Ha.. kau tidak pernah berubah. Kau memang tidak pernah mau ikut campur urusan orang lain dari dahulu” Ujar Choi Yoon sambil tertawa.
“Untuk apa? Kecuali kalau memang orang itu memang ingin memberitahukannya padaku. Jika tidak, untuk apa aku Tanya – Tanya” Kata Eun Ho
“Jadi, Apa maksud kedatanganmu kesini? Apa masalah si Goo Yong Chan lagi?” Tanya Choi Yoon sambil meneguk tehnya
Eun Ho mengangguk. Lalu dia berkata “Aku ditawari menjadi pemeran utama di film “The Sword” oleh sutradaranya langsung”
Choi Yoon yang tengah meminum tehnya langsung tersedak. “Uhukk..Uhukk.. Apa?” Katanya kaget.
“Wae? Paman mengejekku ya? Sampai kau tersedak seperti itu?” Kata Eun Ho sambil cemberut.
“Tidak,, Aku hanya kaget. Kau serius?” Tanyanya
“Aku tidak bercanda Paman” Jawab Eun Ho
“Wahh, Ada apa ini? Kau ditawari menjadi asisten Goo Yong Chan, lalu sekarang di tawari menjadi pemain film. Hei bukankah, itu serial barunya Goo Yong Chan?” Tanya Choi Yoon lagi.
Eun Ho mengangguk pelan.
“Wah, sepertinya kau jodoh dengan si Goo Yong Chan itu ya?” Ejek Choi Yoon.
“Paman ini, apa – apaan sih?” Muka Eun Ho berubah menjadi merah.
“Lihat, mukamu saja sudah berubah merah begitu. Ya! Lee Eun Hoo, kau suka padanya ya?” Choi Yoon semakin mengejek Eun Ho.
“Tidak! Bagaimana mungkin aku bisa menyukai orang yang angkuh seperti dia?” Kata Eun Ho.
“Hei..Hei.. Hati – hati dengan perkataanmu Eun Ho. Nanti kau bisa terkena Karma.” Choi Yoon tidak henti – hentinya mengejek Eun Hoo.
“Paman! Eh, tapi kok rasanya aku seperti pernah melihat wanita tadi ya?” Tanya Eun Ho.
“Ah, Kau jangan coba mengalihkan pembicaraan ya?” Kata Choi Yoon sambil tertawa.
“Tidak Paman, Aku serius. Saat ia menatap mataku, seperti… seperti Ah ya! Seperti Yong Chan saat ia menatapku.” Kata Eun Ho
“Apa? Berarti benar kan perkataanku? Kau suka pada Yong Chan..” Ejek Choi Yoon Lagi.
“Ahhh!! Pamaaaann diaammm!!!!” Teriak Eun Ho kesal.
*****
Malam yang sama di rumah keluarga Goo. Saat itu Mr. Goo, Mrs. Goo, Goo Yong Sae dan Goo Yong Chan sedang menikmati makan malam. Lalu tiba – tiba terdengar suara bel. Pelayan di rumah itu segera pergi ke pintu depan dan membukakan pintu.
Lalu terlihat Goo Yong Na, kakak tertua Yong Chan masuk kedalam dengan wajah yang sangat kusut. Matanya kelihatan sembab. Sepertinya ia baru saja menangis. Yong Sae yang melihat kakaknya datang seperti itu langsung berkata usil.
“Onni, Bussun Irisseo? Kau habis mabuk ya?” Katanya.
“Yong Sae! Jangan ganggu kakakmu..” Ujar Mrs. Goo
“Yong Na,,kau sudah makan? Ayo cepat ganti baju dan ikut makan bersama kami” Lanjut Mrs. Goo
“Aku tidak lapar” Kata Yong Na. Lalu ia segera pergi menaiki tangga, menuju kamarnya di atas.
Sesampainya di kamar, Yong Na menghempaskan tubuhnya di tempat tidur tanpa mengganti bajunya. Matanya benar – benar bengkak. Lalu ia teringat sesuatu dan beranjak bangun. Ia mencari sesuatu di laci meja belajarnya. Lalu dia menemukannya. Sebuah foto. Foto dimana ia sedang berbahagia bersama pria yang dicintainya. Pria yang selalu berada di dalam hatinya. Di belakang foto itu tertulis sebuah tulisan.
고영나 ♥ 최윤 *우리 사랑 영원히* (Goo Yong Na ♥ Choi Yoon, Uri Sarang Yeongwonhi )
Yong Na terisak lagi melihat foto itu, lalu ia merobek foto itu menjadi dua. Dan membuangnya ketempat sampah.
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and career--Chapter Three
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Three
Sabtu pagi yang cerah ,Eun Ho memandangi jendela di kamarnya dengan tersenyum lebar ,wajahnya berseri-seri .., bagaimana tidak akhirnya setelah penantian selama seminggu ,hari ini ia mendapat jatah libur kerja juga....HORAAY..whwh , sambil menyeruput segelas kopi hangat di tangannya ,Eun Ho meraih headset dan menggunakannya pada kedua kupingnya..
Lagu kesenangannya itu mengalun dengan lembut ,memperindah hari yang sempurna ini..tetapi..siapa sangka..
Brummmmmm…cittt..
Sebuah mobil porsche berhenti tepat di depan rumah Eun Ho….
“Siapa sih itu???pasti mobil tetangga ,tetapi apakah ada tetangga yang memiliki mobil sebagus itu???..,pagi-pagi menggangu saja!!!”keluhnya dengan ekspresi kesal ketika melihat mobil itu melalui jendela..
Baru beberapa detik Eun Ho berbicara seperti itu ,
Tok Tok TOK..TOK!!
Eun Ho melepas headsetnya dengan cepat..bergumam ,”Apakah aku salah dengar??”
TOK TOK TOK TOK TOK!!!!!!
“O..O..Omo..!!siapakah pagi-pagi seperti ini???YYA..TUNGGU SEBENTAR..”
Eun Ho bergegas meninggalkan kamarnya ,mengepalkan kedua tangannya ,ingin melihat siapa yang menggangu hari Sabtu yang indah ini..
Eun Ho meraih gagang pintu dan membukanya dengan perlahan..,
Kreeekk
Dan siapa yang muncul??
“Ikut aku..!!”
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Raut wajah Eun Ho yang bahagia hilang dalam sekejap mata….,Alisnya menunjukkan tanda kemarahan ,mulutnya menyunggingkan senyum kebawah (aka cembetut whwh) ,kali ini ia benar-benar kehabisan kesabaran..kalau kau tanya dengan siapa ,..
Well siapa lagi kalau bukan Yong Chan..
Sepanjang perjalanan Eun Ho menatap Yong Chan dengan tajam ,matanya menunjukkan tanda kemarahan ,kekesalan ,dan kebencian..
“Kau..,”desah Eun Ho..
Yong Chan hanya diam ,ia tetap memegang setir mobil dengan keras ,semakin lama ,Porsche yang mereka tumpangi berjalan dalam kecepatan yang semakin tinggi..,wajah Yong Chan tampak serius ,tatapannya tajam mengarah kedepan....
“Kemana sebenarnya kau akan membawaku..YONG CHAN!!”Eun Ho menekankan kata-katanya dengan nada sinis..
“Kau..diam..,”kata Yong Chan dengan nada datar..
Sebuah mal elit mulai tampak dari kejauhan ,mata Eun Ho membelalak ,dalam hati ia bertanya-tanya ,untuk apa Yong Chan mengajaknya kesini..
Yong Chan memarkirkan mobilnya di dekat pintu masuk ,ia menyambar handphonenya dengan cepat ,menelepon seseorang..
“Noona..gwencana?,”Yong Chan berbicara ,nadanya kali ini lebih lembut..
Sunyi sebentar..
“Noona ,tolong datang ke mal yang kemarin ,aku menunggumu di depan pintu masuk..,sekarang ya..,aku benar-benar menunggumu..,”kata Yong Chan dengan penuh harap,…
Setelah selesai ,ia meraih handphone di tangan Eun Ho..dan mengklik sesuatu..menyodorkannya pada Eun Ho..
“Cepat..telepon ,pamanmu..bilang kalau kau menunggu di mal ini..cepat,”kata Yong Chan seraya menyodorkan handphone itu..
Tidak tahu kenapa ,Eun Ho malah menurut..,ia mengambil handphonenya dari tangan Yong Chan dan menempelkan pada telinga kanannya..
“Halo..,paman!!oo,aku menunggumu di depan pintu masuk mal yang baru buka ,itu yang kemarin muncul di iklan ,di daerah Seoul Selatan!”Eun Ho berkata dengan nada yang terburu-buru ,sementara Yong Chan menatapnya dengan pandangan serius..
“Bagaimana??”
“Paman bilang, ya..”
“Bagus..,”Yong Chan menambahkan dengan wajah datar..
“Apa yang ..,”Eun Ho memasang mimic kebingungan..bertanya-tanya apa yang akan terjadi..
“Nanti kau akan lihat..”balas Yong Chan dengan santai ..
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selang 30 menit kemudian..,Choi Yoon tampak berdiri di depan pintu masuk ,melihat-lihat sekitar ,mencari-cari Eun Ho…
Eun Ho langsung bersemangat melihat kedatangan pamannya itu ,dan memutuskan untuk keluar dari mobil Porsche setelah terjebak di dalam mobil selama 30 menit dengan Yong Chan untuk menghampiri pamannya itu ,namun dengan sigap Yong Chan menahannya ,mengenggengam tangan Eun Ho dengan kuat..
“Yo..Yong Chan..yya!!”
“Diam disini!”
“HO?bukannya..”
“Turuti kata-kata ,atau semuanya akan sia-sia..,”jawab Yong Chan dengan nada kasar..
Muka Eun Ho yang bersemangat berubah dalam sekejap mata menjadi kesal..,ia mendengus dengan keras ,tapi Yong Chan tidak memperhatikannya ,tak beberapa lama kemudian ,Choi Yoon tampak menahan seorang perempuan cantik yang sedang menangis ,menggengam tangan perempuan itu erat-erat..
“Itu..?”Eun Ho menyipitkan matanya dan melihat permpuan itu baik-baik..
“Itu noona ku..,”jawab Yong Chan dengan sedih..
“Mengapa ia bisa bersama dengan..,?loh..eh..apakah..itu yang namanya Yong Na..??betulkah?”
“Iya….itu kakakku?”
“Mengapa kamu mempertemukannya dengan paman lagi??”Tanya Eun Ho cemas..
“Choi Yoon sudah menjelaskan semuanya..,”jawab Yong Chan datar..
“Ha?ja…jadi kau mengenal pamanku??”mata Eun Ho membelalak ,wajahnya semakin diliputi rasa penasaran..
“Iya..sudah cukup lama…,”jawab Yong Chan..
“Kau tahu sejak kapan?”
“Ya ampun..tentu saja aku tahu ,ia kan stylist di YT entertaiment!!!!!!”
“Oh ya..aduhh kenapa aku bisa lupa!..Memangnya kenapa mereka ,apakah salah paham?”
“Iya..mereka salah paham..,”jawab Yong Chan sambil mendengus pelan..
“Karena apa?”
“Karenamu..!”
“B..BO?”Eun Ho memasang tampang kaget sekaligus tak percaya ,
“Choi Yoon.. Dia menjelaskan padaku ,katanya ia membingkai fotomu dengan tiba-tiba di ruang tamu,sebelumnya kan ia tak pernah membingkai foto siapapun di ruang tamu nya ,siapa yang tak salah paham kalau sudah begitu..,selama ini Choi Yoon terlalu asyik pacaran sampai-sampai lupa memperkenalkan mu pada noona..keterlaluan!!”
“Tetapi segitu gampangkah noonamu itu salah paham?Begitu gampang?”
Yong Chan menghela nafas ,”yah..aku tak heran ,ia adalah seroang yang sensitive..,..,gampang percaya pada apa yang ia lihat, ia memang cantik sekali ,tetapi sesugguhnya ia memiliki watak yang sungguh polos..,tetapi ia seorang yang sangat penyanyang ..,kepolosannya itu seringkali membuat ia dipermainkan oleh orang lain”
“Ia sangat berbeda dengamu..!!OH..Lalu kau tahu dari mana kalau ia pamanku?”
“Tahu…setiap hari kau membuka dompet dengan lebar-lebar ,siapa yang tak melihat fotomu dan pamanmu itu ,juga tulisan itu, “saya sayang paman” dalam foto itu..”
“ehehe..,..memang aku sudah dekat dengan paman dari kecil!”muka Eun Ho memerah..
Kali ini Yong Chan tersenyum menahan tawa melihat ekspresi Eun Ho..lalu tatapannya berubah serius mengarah pada Choi Yoon dan Noonanya itu ,sementara Eun Ho menundukkan kepalanya dengan pipi yang memerah…
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Choi Yoon menarik Yong Na ke suatu restoran di dalam mal itu ,Yong Na hanya bisa diam dengan air mata bercucuran..,genggaman Choi Yoon begitu erat melekat pada tangannya..
Choi Yoon terus menarik Yong Na sampai masuk ke dalam sebuah restaurant yang sepi pengunjung ,dan menyuruh Yong Na untuk duduk..
“Yong Na ,dengar ,kumohon sekali ini saja!dengar penjelasanku!”Choi Yoon berkata dengan lembut dan tegas di saat yang sama..Akhirnya Yong Na duduk..sambil terisak ia berkata pelan ,”Tak ada yang perlu dijelaskan!!”
Tetapi Choi Yoon bersikeras ,ia memesan segelas air untuk Yong Na dan duduk dengan cepat ,ia memandangi Yong Na dengan tatapan yang tajam ,meyakinkan Yong Na untuk percaya..
“Yong Na ,aku mencintai mu ,maka itu percayalah padaku…sungguh!!kau pasti akan kaget kalau mendengar yang sesungguhnya!!”kata Choi Yoon dengan sedikit terkekeh..
Yong Na memandanginya dengan kebingungan..,mukanya memerah ,ia mengira Choi Yoon hendak bermain-main..,”Hentikan Choi Yo..”
“Ia adalah keponakanku..,”Choi Yoon memotong pembicaraan Yong Na dengan cepat..
“Muorago?JANGAN BERMAIN-MAIN DENGANKU CHOI YOON!!”tepis Yong Na tidak sabar .,ia berdiri hendak meninggalkan tempat itu ,namun Choi Yoon menggengam erat tangannya..
“Yong Na!”
Yong Na membuang mukanya dari Choi Yoon ,berusaha melepaskan tangannya dari genggaman itu ,tetapi terlalu kuat..
“Kumohon..Aku punya bukti..!”
Kali ini Yong Na menatap Choi Yoon ,ragu-ragu ,hendak memberikannya kesempatan..tetapi..
Melihat Yong Na yang ragu ,Choi Yoon segera membuka dompetnya ,ia menjajarkan 5 lembar foto kecil di meja ..
“Lihat..,”kata Choi Yoon menunjukkan jarinya pada foto-foto itu..
Yong Na menatapnya dengan ragu ,perlahan ia mulai mendekatkan mukanya pada foto-foto itu..,gambar di foto itu memperlihatkan Eun Ho dan Choi Yoon ,mulai dari kecil ,remaja ,sampai sekarang ini..Yong Na ternganga melihatnya ,ia hanya bisa memandangi foto itu dengan diam..
Tak sanggup lagi membalikkan mukanya untuk melihat Choi Yoon..
Ia salah ,selama ini ia salah!!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mata Eun Ho sendu ,hampir menutup setengah ,ia sungguh mengantuk dan hendak tidur..,sudah 3 jam ia dan Yong Chan menunggu di dalam mobil(hanya di dalam mobil dan tidak beranjak sekalipun) ,masih di tempat yang sama saat mereka datang ,dalam 3 jam yang hening itu mereka hanya menunggu di dalam mobil sambil memperhatikan lalu lalang orang-orang yang keluar masuk mal itu..,memperhatikan apakah Choi Yoon dan Yong Na sudah keluar dari mal ..tetapi tidak ada tanda-tanda kalau mereka sudah keluar dari mal itu..
“HOaaaaammm..!!”Eun Ho menguap lebar ,matanya berair dan semakin memerah,,
“Ayo keluar sebentar ,cari angin..!”ajak Yong Chan yang sebenarnya juga sudah mengantuk..
“Ah..”
Yong Chan membuka pintu mobilnya dan berdiri ,menyendar pada mobilnya dengan santai ,Eun Ho ikut menyendar di sebelahnya..Keduanya memperhatikan pintu masuk mal itu dengan seksama ,melihat apakah ada Choi Yoon dan Yong Na ,diliputi rasa ingin tahu apa hasil dari rencana mereka itu..
“Yong Chan-na..apakah kamu tidak bekerja hari ini?”
“Tidak ..cuti sehari..”
“Demi noona?”
“Ya..,”balas Yong Chan ketus
Dalam hati ,Eun Ho sedikit tidak percaya ..lelaki seperti Yong Chan ternyata adalah seorang yang penyanyang..,sungguh tak bisa dipercaya!!
Hari semakin malam ,mereka semakin mewaspadai gerak gerik mereka karena tahu sebentar lagi Choi Yoon dan Yong Na pasti keluar dari mal ,tetapi apa daya..
Yong Na yang keluar dengan menggandeng tangan Choi Yoon ,usut punya usut Yong Na sempat melirik mata dengan Yong Chan ,ia menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas lagi wajah adiknya itu dari kejauhan,Yong Chan gelagapan ,berpikir dengan cepat ,bagaimana caranya agar ‘penguntitan’nya dengan Eun Ho ini tidak terbongkar..
Alhasil…
Yong Chan berbisik pada Eun Ho yang berdiri di sebelahnya ,”Diam sebentar..”
Dan kalian tahu apa yang sungguh terjadi?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yong Chan membalikkan badan ,kedua tangannya meraih muka Eun Ho dan mendaratkan bibirnya pada bibir Eun Ho ,mata Eun Ho membelalak ,namun ia tahu ini semua dilakukan Yong Chan agar penguntitan mereka itu tidak ketahuan ,dengan begini Yong Na dan Choi Yoon tidak akan bisa melihat wajah mereka berdua..
Yong Na yang semula melirik Yong Chan dari kejauhan membelalak tidak percaya ,dan memutuskan untuk pulang karena ia berpikir bahwa Yong Chan tidak mungkin sekali berciuman di depan umum..,jadi kesimpulannya ia memastikan bahwa ia salah orang..
Yong Chan dan Eun Ho berdiri dengan posisi yang sama selama beberapa menit ,memastikan sampai Yong Na dan Choi Yoon benar-benar meninggalkan tempat ini..,orang-orang disekitar parkiran melihat mereka dengan cekikikan , muka Eun Ho semakin memerah .,apa daya?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Esoknya pagi-pagi sekali ,jam 4 subuh ..Yong Sae bangun dan bernajak dari tempat tidurnya ,seperti biasa ia bergegas untuk lari pagi ,setelah semua perlengkapan dirasa sudah dipakainya ..,ia menuju ke ruang tamu ,belum ada seorangpun di rumah itu yang bangun ,maka Yong Sae ,berjalan menuju teras dan mengambil Koran ,Yong Sae mengambil Koran yang terserak di lantai itu dengan cepat ,tanpa membacanya..
Lalu ia menaruh Koran itu di atas meja ruang tamu,tetapi sekilas ia merasa seperti melihat wajah oppa nya di Koran itu ,Yong Sae menjadi lebih curiga ,dan meraih Koran itu ,melihatnya dengan lebih seksama..dan benar..,ia benar!!
Yong Sae lari ke lantai 2 ,menuju kamar oppanya ,dan mengetuk pintu dengan perlahan..
“Oppa..oppa..,”bisik Yong Sae sambil mengetuk pintu..
Selama 2 menit penuh Yong Sae mengetuk pintu..,akhirnya Yong Chan muncul dari balik pintu itu dengan mata sendu.
“Ah?”
“Oppa..,”kata Yong Sae dengan cemas..
“We?We Yong Sae-a?”mata Yong Chan membuka lebih lebar ,melihat muka adiknya yang memerah..
“I..ini.”Yong Sae menyuguhkan Koran di tangannya kepada oppanya itu dengan kepala menunduk kebawah..
Yong Chan mengambil Koran itu dari tangan Yong Sae...,membaca salah satu perikop Koran itu ..
‘SKANDAL ARTIS GOO YONG CHAN ,MENCIUM WANITA YANG DI DEPAN UMUM’
di bawah judul itu ,terdapat banyak fotonya dengan Eun Ho ,gerak-gerik mereka difoto satu persatu..
“Oppa..,”gumam Yong Sae pelan melihat wajah oppanya itu..
“Sudah Yong Sae ,oppa mau kembali tidur ,”Yong Chan mengelus rambut Yong Sae dengan lembut..
Yong Chan membawa Koran itu kedalam kamarnya ,membaringkan dirinya di kasur dan membaca dengan teliti artikel dalam Koran itu..
Semua yang ditulis ,benar halnya..
Ia tidak akan bisa membantah..
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Four
[quote="DragonFlower"]
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Four
Eun Ho berdiri di pintu depan rumah pamannya, si Choi Yoon dengan perasaan kacau. Hari ini dia pulang agak cepat dari biasanya. Dia sangat kesal dengan perlakuan Yong Chan kemarin. Gara-gara tindakannya yang seenak perutnya , yaitu menciumnya di depan umum, Eun Ho di damprat habis-habisan oleh manajemen Yong Chan pagi ini.
Hari ini Eun Ho tidak di ijinkan menemani Yong Chan yang ada shooting di luar kota Seoul. Pihak manajemennya mengatakan karena mereka tidak ingin masalah ini menjadi semakin mengemparkan maka untuk sementara waktu Eun Ho hanya diperbolehkan mengurus segala sesuatu yang ada di dalam ruangan. Hari yang membosankan buat Eun Ho. Semua orang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka sendiri tanpa memperdulikannya. Semua ini gara-gara si Yong Chan dan pemberitaan dari koran yang brengsek itu.
Eun Ho mengulurkan tangannya dan mengetuk pintu depan ....
tok.. tok... tok ...
Tidak ada suara terdengar dari dalam. Eun Ho mendengarkan dengan teliti, kemudian mengetuk lagi dengan agak ragu-ragu ....
tok.. tok.... tok.
Masih tidak ada reaksi dari dalam rumah. Tiba-tiba Eun Ho menepuk dahinya .... oh my god... dunia serasa berputar di kepalanya .. bagaimana mungkin dia bisa sampai lupa kalau pamannya ikut dengan rombongan Yong Chan shooting ke luar kota hari ini? Eun Ho menghembuskan nafasnya. Segala sesuatu tidak ada yang beres sampai saat ini.
Dengan cepat Eun Ho mencari kunci yang ditaruh di dalam tas yang dipakainya. Setelah dapat, dia memasukan anak kunci itu ke lubangnya. Tapi sebelum dia sempat memutar anak kunci tersebut, pintu di depannya terbuka dengan tiba-tiba dari dalam dan........ teriakan yang keras langsung [bigno]akan telinganya.
"Eunnn Hoooooo !!!!!!"
Seorang wanita menghambur keluar dan memeluk Eun Ho dengan erat. Eun Ho sangat terkejut mendapat sambutan yang tidak terduga itu. Matanya yang bulat dan besar berkedip-kedip dari balik kacamatanya.
"Bibi ... Younggggg?? ba........... bagaimana bibi bisa muncul disini?"
Choi Young, adik bungsu dari mamanya Eun Ho, yang juga merupakan kembaran dari Choi Yoon, tidak segera menjawab pertanyaan itu. Dia mencubit kedua pipi Eun Ho dengan gemas. Kelihatan sekali dia sangat senang bertemu kembali dengan keponakan satu-satunya ini.
"Akhhhhhhhhh .... bibi Young. .. apa yang bibi lakukan?", Eun Ho berteriak kesakitan dengan perlakuan Choi Young.
Eun Ho mengelus pipinya yang memerah setelah Choi Young melepaskan tarikan di wajahnya. Choi Young terbahak-bahak melihat Eun Ho mendelik kearahnya. Dia selalu senang mempermainkan keponakannya seperti ini, karena di mata Choi Young, Eun Ho selalu merupakan seorang anak kecil walaupun perbedaan usia mereka hanya 3 tahun.
"Ada apa sebenarnya? bukankah bibi seharusnya berada di London? mengapa bisa pulang mendadak seperti ini?", Eun Ho melancarkan pertanyaan bertubi-tubi kepada Choi Young.
Eun Ho benar-benar tidak habis pikir. Setelah tamat dari kuliahnya, bibinya yang keras kepala ini bertengkar hebat dengan mama dan paman Yoon. Semua itu dikarenakan dia bersikeras untuk terjun ke dunia model dengan mengikuti kontes model yang diadakan di London. Choi Young keluar sebagai runner-up ke 3 dalam kontes tersebut. Setelah itu dia benar-benar terjun ke dunia itu. Kejadian itu sudah terjadi 2 tahun yang lalu. Dan sekarang Choi Young berdiri di depan Eun Ho tanpa memberi kabar terlebih dahulu.
Choi Young tidak segera menjawab pertanyaan Eun Ho. Dia menarik tangan keponakannya itu untuk diajak masuk ke dalam rumah.
"Ceritanya sangat panjang .. ayo.. kita bicara di dalam saja..."
Eun Ho yang masih kebinggungan menurut saja di belakang Choi Young.
**************************
Choi Young memperhatikan Eun Ho yang duduk di depannya dengan senyum lebar. Eun Ho memandangi Choi Young dengan tanda tanya besar.
"Bibi dengar dari Yoon oppa bahwa ada sutradara yang berminat mengorbitkanmu menjadi artis baru, ya?", Choi Young mengedipkan matanya kearah Eun Ho.
"Hahhhhhhhhhhhh ....? jadi... jadi.. paman Yoon mengetahui kedatangan bibi?", mata Eun Ho terbelalak lebar.
Choi Young mengangguk, kemudian menjawab dengan ringan.
"Oppa mengetahuinya juga baru tadi malam.."
"Ohhh ...", hanya ini yang keluar dari mulut Eun Ho.
Seharusnya dia tidak terlalu terkejut dan heran dengan tindakan bibinya ini. Dari dulu sampai sekarang Choi Young memang selalu bertindak seenaknya sendiri.
"Dan bagaimana denganmu? sudah kamu terima tawaran itu?", Choi Young memandangi Eun Ho dengan mata berbinar-binar. Dia kelihatan tertarik sekali dengan masalah yang satu ini.
"Lupakan saja masalah itu ... saya rasa tawaran itu tidak akan berlaku lagi terhadapku... ada sesuatu yang terjadi .. sesuatu .. sesuatu yang memalukan ... dan.. yang saya khawatirkan saat ini adalah pekerjaanku yang sekarang ... huhhhh .. mudah-mudahan saya tidak dipecat karenanya .."
Choi Young mendengarkan penjelasan Eun Ho dengan cermat. Dahinya agak berkerut ketika melihat kekhawatiran terpancar dari wajah Eun Ho.
"Masalah apa itu? kelihatannya sangat serius, ya?"
Muka Eun Ho langsung memerah ketika mengingat kejadian yang terjadi di depan mall antara dia dan Yong Chan kemarin. Dengan cepat dia mengalihkan pembicaraan kearah lain.
"Lalu bagaimana dengan bibi? bibi pulang mendadak begini, bagaimana dengan pekerjaan bibi ?"
Choi Young menyandarkan punggung ke sandaran kursi yang didudukinya dengan pandangan menerawang.
"Bibi sudah mengambil keputusan untuk tinggal dan bekerja disini.."
"Hahhhh? tapi .. mengapa?", Eun Ho sangat terkejut dan sekaligus terheran-heran dengan keputusan Choi Young.
Dulu .. bibinya ini bersikeras untuk berkarir di luar, tapi sekarang dia dengan mudah berkata akan memulai karirnya lagi di sini, di Korea.
"Pekerjaan bibi tidak mulus di sana .. orang-orang sana lebih suka menggunakan model-model dalam negeri, jadi bibi berpikir lebih baik berkarir di negara sendiri daripada dianggap semu oleh orang-orang di luar sana .."
Eun Ho tersenyum dalam hati. Akhirnya bibinya ini mengetahui satu hal yaitu bagaimanapun tinggal di negara sendiri adalah yang terbaik.
"Makanya, selain oppa .. yang bibi harapkan sekarang adalah kamu .. hmmm.. apakah ada lowongan model di perusahaan kalian?"
Eun Ho kelihatan berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Choi Young.
"Hmmm .. di perusahaan kami tidak ada .. tapi.. yang saya tahu dari jadwal Yong Chan .. 'Jolly House', salah satu merek kosmetik yang terkenal di sini, sedang mencari model untuk dipasangkan dengan Yong Chan di cf terbarunya ... saya rasa bibi bisa mencobanya .. penyeleksian akan dilakukan pada tanggal 8 sampai 15 Agustus bulan depan, jadi tinggal sekitar satu minggu lagi.."
Choi Young mengacungkan jempolnya kearah Eun Ho.
"Thanks ... bibi akan mencobanya ... oh ya, Eun Ho, apakah kamu tahu gunting ditaruh dimana? bibi membawa banyak oleh-oleh dari Inggris, tapi karena diikat terlalu kuat, bibi tidak bisa melepaskannya .. bibi memerlukan gunting untuk memotong tali-tali pengikatnya .."
"Tidak, saya tidak tahu ditaruh dimana .. mungkin di kamar paman Yoon .."
Choi Young berdiri dari duduknya. Eun Ho segera berteriak ketika mengetahui apa yang akan dilakukan Choi Young kemudian.
"Bibi!!! .. bibi tidak bermaksud masuk ke kamar paman, kan? .. paman sedang tidak berada di rumah ... tidak sopan jika bibi melakukan itu .."
Tapi Choi Young tidak menghiraukan teriakan Eun Ho. Dia terus saja berjalan sampai ke lorong tengah dan memasuki kamar Choi Yoon. Dan kemudian ....
"Akhhhhhhhhhhhh ............."
Teriakan keras langsung terdengar dari kamar Choi Yoon. Eun Ho sangat terkejut. Dengan secepat kilat dia melesat ke kamar Choi Yoon. Disana, dia mendapati Choi Young sedang berdiri terpaku di depan sebuah foto besar yang terbingkai dan tergantung di dinding depan ranjang Choi Yoon. Foto itu adalah foto Choi Yoon dan Yong Na dalam pose saling berpelukan erat dan tertawa bahagia. Choi Young mengarahkan telunjuknya ke foto itu dan berkata terbata-bata ...
"Ce.. ce..wek itu ... menga.. pa fotonya.. ada .. disini?"
Eun Ho memandangi foto yang ditunjuk Choi Young dan tersenyum lebar.
"Oooo ... itu Yong Na onnie .. pacarnya paman Yoon .."
"Apaaaaaaaa???", teriak Choi Young.
Dia terkejut sekali sehingga tidak menyadari kalau teriakkannya begitu keras. Eun Ho langsung menutup telinganya rapat-rapat dengan kedua tangannya. Dipandanginya Choi Young dengan wajah berkerut.
"Yaaa .. ada apa dengan bibi sampai berteriak seperti ini? Apakah bibi mengenal Yong Na onnie?"
Mendengar pertanyaan Eun Ho, Choi Young langsung mengepalkan tangannya. Tampangnya berubah sangar dan giginya bergemeratuk hebat.
"Mengenalnya, katamu? ... hmmm... bibi tidak hanya mengenalnya .. wanita brengsek dan tidak tahu malu itu adalah teman sekelas bibi waktu kuliah dulu .."
Eun Ho sangat terkejut mendengar perkataan Choi Young. Sampai-sampai kacamata yang melorot kebawah tidak diperdulikannya. Dengan cepat dia mengeluarkan pertanyaannya lagi.
"Teman sekelas bibi? tapi.. bibi tidak kelihatan senang dengan itu?"
"Senang? ha..ha..ha.. bagaimana bibi bisa senang kalau mengetahui ternyata orang yang telah merebut pacar sendiri sekarang sedang berkencan dengan Yoon oppa?"
"Hahhhh "
Eun Ho membelalakan matanya lagi. Kacamatanya semakin melorot kebawah. Dengan cepat didorongnya kacamata tersebut keatas.
"Lihat saja nanti .. bibi tidak akan membiarkan oppa sampai dipermainkan oleh wanita itu .. bibi akan menceritakan semua tingkah lakunya yang dulu kepada oppa .. dan Eun Ho, kamu harus berada di pihak bibi.. ya ? .."
Eun Ho mengangkat kedua tangannya dengan cepat. Matanya terpejam rapat-rapat dan kepalanya digeleng-gelengkannya berkali-kali.
"Tidakkkkkkkkk!!!!!!!! .. saya tidak tahu menahu dalam masalah ini ... setelah Yong Chan, saya mohon .. bibi jangan menyeret saya kedalam urusan yang rumit ini ... cukup sudah ... sudah banyak masalah yang memusingkanku ... pekerjaan, Yong Chan, Yong Na onnie, paman Yoon dan sekarang ... bibi .. ahhh .. terlalu ruwet hubungan kalian semua .. oh.. kepalaku terasa mau pecah .. saya pergi dulu .."
Eun Ho bermaksud beranjak dari situ tapi Choi Young menghalanginya . ..
"Tidak ... bibi jangan berkata apa-apa lagi .. saya mau pergi sekarang juga ...."
Dengan cepat Eun Ho berlari meninggalkan Choi Young yang masih berdiri di tempatnya.
******************************
Eun Ho dan Yong Chan duduk dengan dikelilingi beberapa petinggi "YT Entertainment" pada keesokan harinya. Mereka sekarang sedang mendiskusikan bagaimana caranya untuk menyelesaikan scandal yang menghebohkan antara Yong Chan dan Eun Ho.
Semua mata tertuju kepada Yong Chan dan Eun Ho. Mereka semua tampak berpikir keras. Eun Ho menelan ludahnya. Dia merasa gugup dan yakin bahwa kali ini dia benar-benar akan diberhentikan dari pekerjaannya.
"Apakah .... apakah saya harus pergi sekarang juga?"
"Mengapa kamu berpikir dengan pergi dari sini semua masalah ini dapat terselesaikan?", manajer Yong Chan balas bertanya kepada Eun Ho.
"Saya.. saya .. tidak tahu..", Eun Ho segera menundukkan wajahnya.
"Benar kata Mr. Jung,.. tidak ada gunanya kamu berbuat begitu, Eun Ho ... dengan berbuat begitu, beritanya malah akan semakin membesar .. para wartawan yang tidak tahu menahu dengan masalah ini pasti akan membuat berita yang menyudutkan Yong Chan .. mereka mungkin akan memberitakan bahwa Goo Yong Chan, aktor muda yang sedang terkenal itu setelah kepergok berpacaran dan berciuman dengan asistennya itu segera memutuskan dan memecat asistennya tersebut hanya untuk menutupi hubungan mereka ..", kata Mr. Bae, sang sutradara yang juga hadir dalalm rapat tersebut.
"Lalu ... apa yang harus saya lakukan?", tanya Eun Ho.
"Tidak ada jalan lain .. sandiwara harus terus berjalan .. terima cast yang saya tawarkan kepadamu .."
"Hahhhhhhhhh ?"
Eun Ho terbengong di tempatnya. Begitu juga yang lain. Semua memandangi Mr. Bae dengan pandangan bertanya-tanya.
"Kita bisa menggunakan alasan bahwa Yong Chan dan Eun Ho berciuman hanya merupakan latihan penghayatan peran mereka buat serial "The Sword" .. dan yang sebenarnya adalah Eun Ho bukan lagi asistennya Yong Chan melainkan sudah merupakan artis baru yang dikontrak oleh "YT Entertainment".."
Semua yang berada disitu mendengarkan pendapat Mr. Bae dengan seksama. Eun Ho dan Yong Chan saling melirik dengan gelisah. Mereka berdua merasa tidak enak karena tindakan mereka yang tidak dipikir terlebih dahulu, semua orang harus menguras tenaga untuk membantu menyelesaikannya.
"Tapi... saya belum .. memutuskan untuk menerima tawaran itu .. lagipula berakting bukanlah sesuatu yang kukuasai... saya takut tidak bisa melakukannya dengan baik..", kata Eun Ho pelan.
Tapi Mr. Jung, manajernya Yong Chan, segera membantah perkataan Eun Ho. Dia bertepuk tangan dan mengacungkan jempolnya kepada Mr. Bae.
"Saya setuju dengan Mr. Bae .. ini merupakan cara terbaik untuk menutupi scandal itu, tidak ada jalan lain selain ini.. Eun Ho, kamu jangan khawatir soal akting .. banyak senior-senior disini yang akan mengajarimu .. jika kamu mau, kamu bisa minta diajari Yong Chan .. kemampuan aktingnya sudah meningkat pesat sekarang .."
Eun Ho membuka mulut, ingin membantah lagi, tapi segera dicegah oleh Yong Chan. Lengan kirinya terasa sakit ketika Yong Chan menekannya dengan kuat. Yong Chan berbisik kepadanya dengan pandangan masih terarah kedepan, ke para petinggi 'YT Entertainment'.
"Kamu masih ingin membantah, ya? kamu pikir kamu siapa sampai semua orang harus memohon kepadamu? jika kamu tidak ingin mendapat masalah segeralah terima tawaran itu .."
Eun Ho mendelik kearah Yong Chan. Dia segera memperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Semua sedang sibuk dengan catatan-catatan dan pikirannya masing-masing. Sepertinya tidak ada seorangpun yang mendengar perkataan Yong Chan tadi.
"Yong Chan.. jika kamu ada waktu, ajari Eun Ho bagaimana caranya berakting .. masalah ini dimunculkan oleh kalian berdua jadi kalian berdualah yang harus bertanggungjawab untuk menyelesaikannya ..", kata Mr. Jung sambil mengarahkan pulpen yang dipegangnya ke Yong Chan dan Eun Ho secara bergantian.
Yong Chan mengangguk. Begitu pula dengan Eun Ho, walaupun dengan sangat terpaksa.
"Ok .. rapatnya sampai disini ....semua dijalankan sesuai dengan yang dianjurkan Mr. Bae .. Yong Chan, hari ini kamu ada pemotretan buat majalah ' ANGEL', jadi bersiap-siaplah sekarang .. dan Eun Ho, mulai sekarang kamu tidak perlu lagi mengurus segala keperluan Yong Chan.. hari ini kamu istirahat saja dulu, besok pagi saya akan menyediakan seorang pelatih untuk mengajarimu segala sesuatu yang berhubungan dengan seni peran .."
Setelah rapat berakhir, semua orang berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan itu satu-persatu. Yang masih berada di ruang rapat itu sekarang hanya Yong Chan dan Eun Ho. Mereka tidak mengeluarkan suara untuk waktu yang cukup lama. Perasaan risih dan grogi tiba-tiba menghinggapi mereka. Karena tidak tahan dengan suasana seperti itu, Eun Ho segera keluar dari ruangan itu dengan terburu-buru, meninggalkan Yong Chan yang masih termenung seorang diri.
******************************
Malam harinya di rumah Choi Yoon ...
"Apa katamu? Yong Na adalah teman kuliahmu dulu?", teriak Choi Yoon keras.
"Benar!.. sebenarnya dia bukan hanya teman kuliahku tapi juga merupakan sahabat kentalku .. dulu.. kami selalu melakukan segala sesuatu bersama, bahkan oleh teman-teman yang lain menjuluki kami sebagai TWINS ... sampai saya mulai berpacaran dengan Kim Jae Won pun, kami masih selalu pergi bersama .."
Choi Young berhenti sejenak disini. Wajahnya mulai menegang. Choi Yoon memperhatikannya dengan seksama.
"Teman-teman yang lain sering menasehatiku bahwa dengan selalu pergi bertiga, itu akan merusak hubunganku dengan Jae Won .. tapi.. saya tidak mendengarkannya karena saya mempercayai sahabat baikku sendiri .. lalu .. oppa tahu apa yang saya lihat setelah tiga bulan kemudian?"
Choi Young memandangi Choi Yoon dan menunggu reaksi selanjutnya. Tapi Choi Yoon tidak menjawab. Dia hanya membalas tatapan Choi Young dengan pandangan bertanya-tanya.
"Mereka berpelukan erat di taman sekolah!", Choi Young menjawab pertanyaannya sendiri dengan mata terpejam.
Choi Yoon terpaku di tempatnya. Ekspresi wajahnya kelihatan jelas bahwa dia tidak mempercayai perkataan Choi Young.
"Kamu pasti salah lihat .. atau mungkin kamu punya kesalahpahaman dalam masalah ini ...", Choi Yoon berusaha mencari alasan untuk menangkis perkataan Choi Young.
"Saya juga ingin percaya dengan penjelasan Yong Na yang mengatakan bahwa bukan dia yang merayu Jae Won, melainkan Jae Won yang mengejarnya ... tapi apa yang terlihat olehku tidak bisa berbohong, mereka benar-benar kelihatan begitu menikmati dan menghayati pelukan itu .. pokoknya saya tidak ingin jika oppa sampai disakiti oleh wanita itu .... lebih baik oppa berpikir sekali lagi dengan kepala jernih apakah memang ada baiknya oppa melanjutkan hubungan ini atau tidak ..."
Choi Young berdiri dari tempat duduknya. Dipandanginya Choi Yoon yang masih terpaku di tempatnya. Dia merasa sedih melihat muka Choi Yoon yang berubah sendu. Dia benar-benar tidak bermaksud untuk melukai hati Choi Yoon dengan ceritanya yang menyakitkan itu. Tapi demi menjaga hati Choi Yoon dari permainan Yong Na, dia harus menceritakan semuanya.
Choi Young menepuk bahu Choi Yoon kemudian berlalu dari situ. Choi Yoon masih duduk di tempatnya dengan pikiran yang menerawang jauh. Wajah Yong Na terbayang di pelupuk matanya. Hatinya sangat sakit. Benarkah Yong Na adalah tipe cewek seperti yang dikatakan Choi Yoon? Dia benar-benar tidak tahu dan itu membuat kepalanya terasa berat dan pusing.
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Four
Eun Ho berdiri di pintu depan rumah pamannya, si Choi Yoon dengan perasaan kacau. Hari ini dia pulang agak cepat dari biasanya. Dia sangat kesal dengan perlakuan Yong Chan kemarin. Gara-gara tindakannya yang seenak perutnya , yaitu menciumnya di depan umum, Eun Ho di damprat habis-habisan oleh manajemen Yong Chan pagi ini.
Hari ini Eun Ho tidak di ijinkan menemani Yong Chan yang ada shooting di luar kota Seoul. Pihak manajemennya mengatakan karena mereka tidak ingin masalah ini menjadi semakin mengemparkan maka untuk sementara waktu Eun Ho hanya diperbolehkan mengurus segala sesuatu yang ada di dalam ruangan. Hari yang membosankan buat Eun Ho. Semua orang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka sendiri tanpa memperdulikannya. Semua ini gara-gara si Yong Chan dan pemberitaan dari koran yang brengsek itu.
Eun Ho mengulurkan tangannya dan mengetuk pintu depan ....
tok.. tok... tok ...
Tidak ada suara terdengar dari dalam. Eun Ho mendengarkan dengan teliti, kemudian mengetuk lagi dengan agak ragu-ragu ....
tok.. tok.... tok.
Masih tidak ada reaksi dari dalam rumah. Tiba-tiba Eun Ho menepuk dahinya .... oh my god... dunia serasa berputar di kepalanya .. bagaimana mungkin dia bisa sampai lupa kalau pamannya ikut dengan rombongan Yong Chan shooting ke luar kota hari ini? Eun Ho menghembuskan nafasnya. Segala sesuatu tidak ada yang beres sampai saat ini.
Dengan cepat Eun Ho mencari kunci yang ditaruh di dalam tas yang dipakainya. Setelah dapat, dia memasukan anak kunci itu ke lubangnya. Tapi sebelum dia sempat memutar anak kunci tersebut, pintu di depannya terbuka dengan tiba-tiba dari dalam dan........ teriakan yang keras langsung [bigno]akan telinganya.
"Eunnn Hoooooo !!!!!!"
Seorang wanita menghambur keluar dan memeluk Eun Ho dengan erat. Eun Ho sangat terkejut mendapat sambutan yang tidak terduga itu. Matanya yang bulat dan besar berkedip-kedip dari balik kacamatanya.
"Bibi ... Younggggg?? ba........... bagaimana bibi bisa muncul disini?"
Choi Young, adik bungsu dari mamanya Eun Ho, yang juga merupakan kembaran dari Choi Yoon, tidak segera menjawab pertanyaan itu. Dia mencubit kedua pipi Eun Ho dengan gemas. Kelihatan sekali dia sangat senang bertemu kembali dengan keponakan satu-satunya ini.
"Akhhhhhhhhh .... bibi Young. .. apa yang bibi lakukan?", Eun Ho berteriak kesakitan dengan perlakuan Choi Young.
Eun Ho mengelus pipinya yang memerah setelah Choi Young melepaskan tarikan di wajahnya. Choi Young terbahak-bahak melihat Eun Ho mendelik kearahnya. Dia selalu senang mempermainkan keponakannya seperti ini, karena di mata Choi Young, Eun Ho selalu merupakan seorang anak kecil walaupun perbedaan usia mereka hanya 3 tahun.
"Ada apa sebenarnya? bukankah bibi seharusnya berada di London? mengapa bisa pulang mendadak seperti ini?", Eun Ho melancarkan pertanyaan bertubi-tubi kepada Choi Young.
Eun Ho benar-benar tidak habis pikir. Setelah tamat dari kuliahnya, bibinya yang keras kepala ini bertengkar hebat dengan mama dan paman Yoon. Semua itu dikarenakan dia bersikeras untuk terjun ke dunia model dengan mengikuti kontes model yang diadakan di London. Choi Young keluar sebagai runner-up ke 3 dalam kontes tersebut. Setelah itu dia benar-benar terjun ke dunia itu. Kejadian itu sudah terjadi 2 tahun yang lalu. Dan sekarang Choi Young berdiri di depan Eun Ho tanpa memberi kabar terlebih dahulu.
Choi Young tidak segera menjawab pertanyaan Eun Ho. Dia menarik tangan keponakannya itu untuk diajak masuk ke dalam rumah.
"Ceritanya sangat panjang .. ayo.. kita bicara di dalam saja..."
Eun Ho yang masih kebinggungan menurut saja di belakang Choi Young.
**************************
Choi Young memperhatikan Eun Ho yang duduk di depannya dengan senyum lebar. Eun Ho memandangi Choi Young dengan tanda tanya besar.
"Bibi dengar dari Yoon oppa bahwa ada sutradara yang berminat mengorbitkanmu menjadi artis baru, ya?", Choi Young mengedipkan matanya kearah Eun Ho.
"Hahhhhhhhhhhhh ....? jadi... jadi.. paman Yoon mengetahui kedatangan bibi?", mata Eun Ho terbelalak lebar.
Choi Young mengangguk, kemudian menjawab dengan ringan.
"Oppa mengetahuinya juga baru tadi malam.."
"Ohhh ...", hanya ini yang keluar dari mulut Eun Ho.
Seharusnya dia tidak terlalu terkejut dan heran dengan tindakan bibinya ini. Dari dulu sampai sekarang Choi Young memang selalu bertindak seenaknya sendiri.
"Dan bagaimana denganmu? sudah kamu terima tawaran itu?", Choi Young memandangi Eun Ho dengan mata berbinar-binar. Dia kelihatan tertarik sekali dengan masalah yang satu ini.
"Lupakan saja masalah itu ... saya rasa tawaran itu tidak akan berlaku lagi terhadapku... ada sesuatu yang terjadi .. sesuatu .. sesuatu yang memalukan ... dan.. yang saya khawatirkan saat ini adalah pekerjaanku yang sekarang ... huhhhh .. mudah-mudahan saya tidak dipecat karenanya .."
Choi Young mendengarkan penjelasan Eun Ho dengan cermat. Dahinya agak berkerut ketika melihat kekhawatiran terpancar dari wajah Eun Ho.
"Masalah apa itu? kelihatannya sangat serius, ya?"
Muka Eun Ho langsung memerah ketika mengingat kejadian yang terjadi di depan mall antara dia dan Yong Chan kemarin. Dengan cepat dia mengalihkan pembicaraan kearah lain.
"Lalu bagaimana dengan bibi? bibi pulang mendadak begini, bagaimana dengan pekerjaan bibi ?"
Choi Young menyandarkan punggung ke sandaran kursi yang didudukinya dengan pandangan menerawang.
"Bibi sudah mengambil keputusan untuk tinggal dan bekerja disini.."
"Hahhhh? tapi .. mengapa?", Eun Ho sangat terkejut dan sekaligus terheran-heran dengan keputusan Choi Young.
Dulu .. bibinya ini bersikeras untuk berkarir di luar, tapi sekarang dia dengan mudah berkata akan memulai karirnya lagi di sini, di Korea.
"Pekerjaan bibi tidak mulus di sana .. orang-orang sana lebih suka menggunakan model-model dalam negeri, jadi bibi berpikir lebih baik berkarir di negara sendiri daripada dianggap semu oleh orang-orang di luar sana .."
Eun Ho tersenyum dalam hati. Akhirnya bibinya ini mengetahui satu hal yaitu bagaimanapun tinggal di negara sendiri adalah yang terbaik.
"Makanya, selain oppa .. yang bibi harapkan sekarang adalah kamu .. hmmm.. apakah ada lowongan model di perusahaan kalian?"
Eun Ho kelihatan berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Choi Young.
"Hmmm .. di perusahaan kami tidak ada .. tapi.. yang saya tahu dari jadwal Yong Chan .. 'Jolly House', salah satu merek kosmetik yang terkenal di sini, sedang mencari model untuk dipasangkan dengan Yong Chan di cf terbarunya ... saya rasa bibi bisa mencobanya .. penyeleksian akan dilakukan pada tanggal 8 sampai 15 Agustus bulan depan, jadi tinggal sekitar satu minggu lagi.."
Choi Young mengacungkan jempolnya kearah Eun Ho.
"Thanks ... bibi akan mencobanya ... oh ya, Eun Ho, apakah kamu tahu gunting ditaruh dimana? bibi membawa banyak oleh-oleh dari Inggris, tapi karena diikat terlalu kuat, bibi tidak bisa melepaskannya .. bibi memerlukan gunting untuk memotong tali-tali pengikatnya .."
"Tidak, saya tidak tahu ditaruh dimana .. mungkin di kamar paman Yoon .."
Choi Young berdiri dari duduknya. Eun Ho segera berteriak ketika mengetahui apa yang akan dilakukan Choi Young kemudian.
"Bibi!!! .. bibi tidak bermaksud masuk ke kamar paman, kan? .. paman sedang tidak berada di rumah ... tidak sopan jika bibi melakukan itu .."
Tapi Choi Young tidak menghiraukan teriakan Eun Ho. Dia terus saja berjalan sampai ke lorong tengah dan memasuki kamar Choi Yoon. Dan kemudian ....
"Akhhhhhhhhhhhh ............."
Teriakan keras langsung terdengar dari kamar Choi Yoon. Eun Ho sangat terkejut. Dengan secepat kilat dia melesat ke kamar Choi Yoon. Disana, dia mendapati Choi Young sedang berdiri terpaku di depan sebuah foto besar yang terbingkai dan tergantung di dinding depan ranjang Choi Yoon. Foto itu adalah foto Choi Yoon dan Yong Na dalam pose saling berpelukan erat dan tertawa bahagia. Choi Young mengarahkan telunjuknya ke foto itu dan berkata terbata-bata ...
"Ce.. ce..wek itu ... menga.. pa fotonya.. ada .. disini?"
Eun Ho memandangi foto yang ditunjuk Choi Young dan tersenyum lebar.
"Oooo ... itu Yong Na onnie .. pacarnya paman Yoon .."
"Apaaaaaaaa???", teriak Choi Young.
Dia terkejut sekali sehingga tidak menyadari kalau teriakkannya begitu keras. Eun Ho langsung menutup telinganya rapat-rapat dengan kedua tangannya. Dipandanginya Choi Young dengan wajah berkerut.
"Yaaa .. ada apa dengan bibi sampai berteriak seperti ini? Apakah bibi mengenal Yong Na onnie?"
Mendengar pertanyaan Eun Ho, Choi Young langsung mengepalkan tangannya. Tampangnya berubah sangar dan giginya bergemeratuk hebat.
"Mengenalnya, katamu? ... hmmm... bibi tidak hanya mengenalnya .. wanita brengsek dan tidak tahu malu itu adalah teman sekelas bibi waktu kuliah dulu .."
Eun Ho sangat terkejut mendengar perkataan Choi Young. Sampai-sampai kacamata yang melorot kebawah tidak diperdulikannya. Dengan cepat dia mengeluarkan pertanyaannya lagi.
"Teman sekelas bibi? tapi.. bibi tidak kelihatan senang dengan itu?"
"Senang? ha..ha..ha.. bagaimana bibi bisa senang kalau mengetahui ternyata orang yang telah merebut pacar sendiri sekarang sedang berkencan dengan Yoon oppa?"
"Hahhhh "
Eun Ho membelalakan matanya lagi. Kacamatanya semakin melorot kebawah. Dengan cepat didorongnya kacamata tersebut keatas.
"Lihat saja nanti .. bibi tidak akan membiarkan oppa sampai dipermainkan oleh wanita itu .. bibi akan menceritakan semua tingkah lakunya yang dulu kepada oppa .. dan Eun Ho, kamu harus berada di pihak bibi.. ya ? .."
Eun Ho mengangkat kedua tangannya dengan cepat. Matanya terpejam rapat-rapat dan kepalanya digeleng-gelengkannya berkali-kali.
"Tidakkkkkkkkk!!!!!!!! .. saya tidak tahu menahu dalam masalah ini ... setelah Yong Chan, saya mohon .. bibi jangan menyeret saya kedalam urusan yang rumit ini ... cukup sudah ... sudah banyak masalah yang memusingkanku ... pekerjaan, Yong Chan, Yong Na onnie, paman Yoon dan sekarang ... bibi .. ahhh .. terlalu ruwet hubungan kalian semua .. oh.. kepalaku terasa mau pecah .. saya pergi dulu .."
Eun Ho bermaksud beranjak dari situ tapi Choi Young menghalanginya . ..
"Tidak ... bibi jangan berkata apa-apa lagi .. saya mau pergi sekarang juga ...."
Dengan cepat Eun Ho berlari meninggalkan Choi Young yang masih berdiri di tempatnya.
******************************
Eun Ho dan Yong Chan duduk dengan dikelilingi beberapa petinggi "YT Entertainment" pada keesokan harinya. Mereka sekarang sedang mendiskusikan bagaimana caranya untuk menyelesaikan scandal yang menghebohkan antara Yong Chan dan Eun Ho.
Semua mata tertuju kepada Yong Chan dan Eun Ho. Mereka semua tampak berpikir keras. Eun Ho menelan ludahnya. Dia merasa gugup dan yakin bahwa kali ini dia benar-benar akan diberhentikan dari pekerjaannya.
"Apakah .... apakah saya harus pergi sekarang juga?"
"Mengapa kamu berpikir dengan pergi dari sini semua masalah ini dapat terselesaikan?", manajer Yong Chan balas bertanya kepada Eun Ho.
"Saya.. saya .. tidak tahu..", Eun Ho segera menundukkan wajahnya.
"Benar kata Mr. Jung,.. tidak ada gunanya kamu berbuat begitu, Eun Ho ... dengan berbuat begitu, beritanya malah akan semakin membesar .. para wartawan yang tidak tahu menahu dengan masalah ini pasti akan membuat berita yang menyudutkan Yong Chan .. mereka mungkin akan memberitakan bahwa Goo Yong Chan, aktor muda yang sedang terkenal itu setelah kepergok berpacaran dan berciuman dengan asistennya itu segera memutuskan dan memecat asistennya tersebut hanya untuk menutupi hubungan mereka ..", kata Mr. Bae, sang sutradara yang juga hadir dalalm rapat tersebut.
"Lalu ... apa yang harus saya lakukan?", tanya Eun Ho.
"Tidak ada jalan lain .. sandiwara harus terus berjalan .. terima cast yang saya tawarkan kepadamu .."
"Hahhhhhhhhh ?"
Eun Ho terbengong di tempatnya. Begitu juga yang lain. Semua memandangi Mr. Bae dengan pandangan bertanya-tanya.
"Kita bisa menggunakan alasan bahwa Yong Chan dan Eun Ho berciuman hanya merupakan latihan penghayatan peran mereka buat serial "The Sword" .. dan yang sebenarnya adalah Eun Ho bukan lagi asistennya Yong Chan melainkan sudah merupakan artis baru yang dikontrak oleh "YT Entertainment".."
Semua yang berada disitu mendengarkan pendapat Mr. Bae dengan seksama. Eun Ho dan Yong Chan saling melirik dengan gelisah. Mereka berdua merasa tidak enak karena tindakan mereka yang tidak dipikir terlebih dahulu, semua orang harus menguras tenaga untuk membantu menyelesaikannya.
"Tapi... saya belum .. memutuskan untuk menerima tawaran itu .. lagipula berakting bukanlah sesuatu yang kukuasai... saya takut tidak bisa melakukannya dengan baik..", kata Eun Ho pelan.
Tapi Mr. Jung, manajernya Yong Chan, segera membantah perkataan Eun Ho. Dia bertepuk tangan dan mengacungkan jempolnya kepada Mr. Bae.
"Saya setuju dengan Mr. Bae .. ini merupakan cara terbaik untuk menutupi scandal itu, tidak ada jalan lain selain ini.. Eun Ho, kamu jangan khawatir soal akting .. banyak senior-senior disini yang akan mengajarimu .. jika kamu mau, kamu bisa minta diajari Yong Chan .. kemampuan aktingnya sudah meningkat pesat sekarang .."
Eun Ho membuka mulut, ingin membantah lagi, tapi segera dicegah oleh Yong Chan. Lengan kirinya terasa sakit ketika Yong Chan menekannya dengan kuat. Yong Chan berbisik kepadanya dengan pandangan masih terarah kedepan, ke para petinggi 'YT Entertainment'.
"Kamu masih ingin membantah, ya? kamu pikir kamu siapa sampai semua orang harus memohon kepadamu? jika kamu tidak ingin mendapat masalah segeralah terima tawaran itu .."
Eun Ho mendelik kearah Yong Chan. Dia segera memperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Semua sedang sibuk dengan catatan-catatan dan pikirannya masing-masing. Sepertinya tidak ada seorangpun yang mendengar perkataan Yong Chan tadi.
"Yong Chan.. jika kamu ada waktu, ajari Eun Ho bagaimana caranya berakting .. masalah ini dimunculkan oleh kalian berdua jadi kalian berdualah yang harus bertanggungjawab untuk menyelesaikannya ..", kata Mr. Jung sambil mengarahkan pulpen yang dipegangnya ke Yong Chan dan Eun Ho secara bergantian.
Yong Chan mengangguk. Begitu pula dengan Eun Ho, walaupun dengan sangat terpaksa.
"Ok .. rapatnya sampai disini ....semua dijalankan sesuai dengan yang dianjurkan Mr. Bae .. Yong Chan, hari ini kamu ada pemotretan buat majalah ' ANGEL', jadi bersiap-siaplah sekarang .. dan Eun Ho, mulai sekarang kamu tidak perlu lagi mengurus segala keperluan Yong Chan.. hari ini kamu istirahat saja dulu, besok pagi saya akan menyediakan seorang pelatih untuk mengajarimu segala sesuatu yang berhubungan dengan seni peran .."
Setelah rapat berakhir, semua orang berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan itu satu-persatu. Yang masih berada di ruang rapat itu sekarang hanya Yong Chan dan Eun Ho. Mereka tidak mengeluarkan suara untuk waktu yang cukup lama. Perasaan risih dan grogi tiba-tiba menghinggapi mereka. Karena tidak tahan dengan suasana seperti itu, Eun Ho segera keluar dari ruangan itu dengan terburu-buru, meninggalkan Yong Chan yang masih termenung seorang diri.
******************************
Malam harinya di rumah Choi Yoon ...
"Apa katamu? Yong Na adalah teman kuliahmu dulu?", teriak Choi Yoon keras.
"Benar!.. sebenarnya dia bukan hanya teman kuliahku tapi juga merupakan sahabat kentalku .. dulu.. kami selalu melakukan segala sesuatu bersama, bahkan oleh teman-teman yang lain menjuluki kami sebagai TWINS ... sampai saya mulai berpacaran dengan Kim Jae Won pun, kami masih selalu pergi bersama .."
Choi Young berhenti sejenak disini. Wajahnya mulai menegang. Choi Yoon memperhatikannya dengan seksama.
"Teman-teman yang lain sering menasehatiku bahwa dengan selalu pergi bertiga, itu akan merusak hubunganku dengan Jae Won .. tapi.. saya tidak mendengarkannya karena saya mempercayai sahabat baikku sendiri .. lalu .. oppa tahu apa yang saya lihat setelah tiga bulan kemudian?"
Choi Young memandangi Choi Yoon dan menunggu reaksi selanjutnya. Tapi Choi Yoon tidak menjawab. Dia hanya membalas tatapan Choi Young dengan pandangan bertanya-tanya.
"Mereka berpelukan erat di taman sekolah!", Choi Young menjawab pertanyaannya sendiri dengan mata terpejam.
Choi Yoon terpaku di tempatnya. Ekspresi wajahnya kelihatan jelas bahwa dia tidak mempercayai perkataan Choi Young.
"Kamu pasti salah lihat .. atau mungkin kamu punya kesalahpahaman dalam masalah ini ...", Choi Yoon berusaha mencari alasan untuk menangkis perkataan Choi Young.
"Saya juga ingin percaya dengan penjelasan Yong Na yang mengatakan bahwa bukan dia yang merayu Jae Won, melainkan Jae Won yang mengejarnya ... tapi apa yang terlihat olehku tidak bisa berbohong, mereka benar-benar kelihatan begitu menikmati dan menghayati pelukan itu .. pokoknya saya tidak ingin jika oppa sampai disakiti oleh wanita itu .... lebih baik oppa berpikir sekali lagi dengan kepala jernih apakah memang ada baiknya oppa melanjutkan hubungan ini atau tidak ..."
Choi Young berdiri dari tempat duduknya. Dipandanginya Choi Yoon yang masih terpaku di tempatnya. Dia merasa sedih melihat muka Choi Yoon yang berubah sendu. Dia benar-benar tidak bermaksud untuk melukai hati Choi Yoon dengan ceritanya yang menyakitkan itu. Tapi demi menjaga hati Choi Yoon dari permainan Yong Na, dia harus menceritakan semuanya.
Choi Young menepuk bahu Choi Yoon kemudian berlalu dari situ. Choi Yoon masih duduk di tempatnya dengan pikiran yang menerawang jauh. Wajah Yong Na terbayang di pelupuk matanya. Hatinya sangat sakit. Benarkah Yong Na adalah tipe cewek seperti yang dikatakan Choi Yoon? Dia benar-benar tidak tahu dan itu membuat kepalanya terasa berat dan pusing.
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Five
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Five [/b]
Keesokan harinya Eun Ho sudah berada di ruang tunggu “YT Entertainment” pagi pagi sekali. Ia menunggu Mr. Bae yang katanya akan menyediakan pelatih untuk Eun Ho.
10 menit kemudian, Mr. Bae datang bersama seorang pria. Sepertinya umurnya tidak jauh dari Eun Ho. Rambutnya yang acak – acakan memberikan kesan cool padanya. Pipinya yang sedikit chubby meninggalkan kesan yang ramah padanya. Wajahnya pun lumayan tampan. Eun Ho membungkuk, untuk memberi salam.
“Kenalkan, ini pelatihmu seperti yang sudah aku janjikan” kata Mr. Bae sambil memperkenalkan orang di sebelahnya.
“Annyong haseyo, Kim Jae Won imnida, banggaepsumnida..” Katanya sambil membungkuk rendah.
“A..Annyong haseyo, jo neun Lee Eun Ho imnida” Eun Ho membalas salam Jae Won.
“Eun Ho-ssi, Dia yang akan mengajarimu berakting. Baik – baiklah dengannya” Kata Mr. Bae
Eun Ho mengangguk pelan. Jae Won menatap Eun Ho sambil tersenyum.
“Jadi? Kita mulai latihan hari ini?”
Eun Ho hanya tersenyum tipis
*****
Dam Ah berjalan sangat tergesa – gesa menyusuri koridor kantor YT entertainment. Wajahnya terlihat sangat marah, matanya menatap tajam seluruh orang yang berpapasan dengannya. Di ujung koridor ia belok ke kiri, dan berhenti pada sebuah pintu yang bertuliskan Bae Joong Hee dan membuka pintunya dengan kasar.
Mr. Bae yang berada di dalam ruangan kaget dengan suara pintu yang dibuka tiba – tiba. Mulutnya baru saja ingin mengajukan umpatan, namun Dam Ah sudah terlebih dahulu menyemprotnya dengan amarah.
“Apa maksudmu Mr. Bae? Bagaimana bisa perempuan itu mengambil peranku?!” Dam Ah berseru dengan marah.
“Peranmu?” Mr. Bae bertanya bingung
“Peran itu, peran utama dalam The Sword. Aku yang terlebih dahulu mengikuti casting! Tapi bagaimana bisa kau lebih memilih wanita itu daripada aku?!”
“Dia sama sekali tidak berpengalaman dalam berkating Mr. Bae! Kau sama saja merendahkanku jika kau melakukan itu!” Lanjut Dam Ah berapi – api.
“Dam Ah ssi! Bisakah kau tenang sedikit? Ini kantorku! Kau tidak berhak marah – marah disini” bentak Mr. Bae
“Kalau begitu jelaskan! Mengapa kau memilih wanita itu?” Tanya Dam Ah
“Karena aku bisa melihat dengan mataku, dia memiliki bakat. Lagipula aku punya peran yang lebih cocok buatmu”
“Menjadi peran pembantu maksudmu? Terima kasih Mr. Bae lebih baik aku tidak menerimanya” Kata Dam Ah kasar.
“Ya sudah kalau kau tidak mau, masih banyak orang yang menginginkan peran itu” Kata Mr. Bae acuh tak acuh.
Perkataan Mr. Bae membuat Dam Ah sakit hati. Dia benar – benar marah. Baru saja ia ingin membalas perkataan Mr. Bae namun manajernya menyeruak masuk dan memohon maaf pada Mr. Bae
“Maafkan dia Mr. Bae. Dia terlalu lancang padamu. Maafkan dia” Manajer Dam Ah membungkuk untuk memohon maaf pada Mr. Bae
Mr.. Bae hanya bisa berdehem memandang manajer Dam Ah. Dam Ah yang melihat itu semakin merasa jengkel.
“Ayo pergi…” Kata Manajar Seo sambil menarik tangan Dam Ah dengan paksa untuk keluar dari situ.
“Ah tunggu….” Kata Mr. Bae. Manajer Seo dan Dam Ah menghentikan langkahnya.
“Dam Ah-ssi, kalau kau terus seperti ini, kau tidak akan pernah berhasil sampai kapanpun” Kata Mr. Bae tajam
Dam Ah semakin kesal mendengar perkataan Mr. Bae. Dia menghempaskan pegangan Manajer Seo dari tangannya dengan kasar. Lalu pergi dari tempat itu dengan amarah yang menggebu – gebu.
Dia melewati ruang meeting dimana terdapat Eun Ho dan Jae Won. Dia menatap Eun Ho dengan pandangan dingin dan tajam. Lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi dari situ.
*****
Eun Ho berbaring di kamarnya. Dia sangat lelah sekali. Dia meletakkan kacamatanya di meja kecil samping tempat tidurnya. Dia sangat ingin mandi, namun rasa lelah membuatnya malas untuk mandi. Akhirnya tidak lama kemudian dia tertidur pulas.
Di malam yang sama.
Choi Yoon baru saja sampai di rumah kediaman Goo untuk mengantarkan Yong Na. Mereka baru saja berkencan malam itu. Yong Na tersenyum manis dan bersiap – siap untuk turun.
“Sampai jumpa.. terima kasih untuk hari ini” Kata Yong Na
“Ah,, Yong Na-ya…” kata Choi Yoon
“Ne?”
“Apakah, ada yang kau sembunyikan dariku?”
“Ne?” Kening Yong Na berkerut mendengar perkataan Choi Yoon.
“Ah.. tidak.. tidak apa – apa. Pulanglah, sudah cukup malam” Kata Choi Yoon sambil tersenyum.
“Baiklah, hati – hati” Kata Yong Na.
Yong Na baru saja meraih gagang pintu untuk membukanya. Namun Choi Yoon menahannya sekali lagi.
“Ada apa?” Tanya Yong Na heran.
“Kau belum memberiku Goodbye kiss” Kata Choi Yoon sambil tersenyum nakal.
“Ne???” Yong Na malah makin heran..
Belum hilang keheranan Yong Na, Choi Yoon sudah mengecupkan bibirnya pada bibir Yong Na. Yong Na sedikit terperanjat. Namun nalurinya berjalan cepat dan dia memejamkan matanya untuk menikmati ciuman Choi Yoon. (sorry gw gak bisa menjelaskan lebih detail adegan ini. gak ahli dalam teori )
“Selamat malam…”
“Malam..” Yong Na memberikan senyuman yang paling manis kepada Choi Yoon. Dia sangat bahagia malam itu.
*****
“Bagaimana kencannya?” Tanya Choi Young dengan sinis ketika Choi Yoon sudah sampai dirumah.
“Aku tidak ingin membahas itu sekarang. Aku lelah” Kata Choi Yoon. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan meninggalkan Choi Young yang masih terduduk kesal disana.
*****
3 Hari kemudian.
Eun Ho sudah mulai menguasai bagaimana caranya berakting. Ini semua berkat Jae Won. Dia pria yang cukup menyenangkan. Dia juga pandai dalam mengajar, sehingga Eun Ho lebih cepat menyerap semua pelajaran yang diterimanya.
“Bagus sekali..Bagus sekali..” Kata Mr. Bae ketika ia melihat Eun Ho saat berlatih berakting.
“Kau memang berbakat Eun Ho-ssi” Lanjutnya.
Eun Ho tersenyum mendengar pujian Mr. Bae. Dia sangat puas karena dia dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
“Kalau begitu aku pergi dulu, silahkan lanjutkan latihan kalian” Ujar Mr. Bae lalu dia meninggalkan ruangan itu.
“Istirahat dulu saja Eun Ho-ssi kau kelihatan lelah” Kata Jae Won.
“Ne, Sonbae.. “ Eun Ho mengangguk kepada Jae Won.
Eun Ho mengambil minuman dari dispenser yang berada di samping sofa tempat Jae Won duduk.
Namun sepertinya ada yang menumpahkan air di dekat situ sehingga membuat Eun Ho yang menginjaknya terpeleset dan terjatuh.
“Aaaaahhhh…” Teriak Eun Ho.
“Hati – hati!” Teriak Jae Won
Jae Won yang berada disitu dengan refleks menangkap Eun Ho agar tidak jatuh. Di saat yang sama, Yong Chan masuk ke dalam ruangan itu. Dia kaget karena melihat Jae Won yang tengah menggendong Eun Ho dalam pelukannya.
“Kalian sedang apa?” Tanyanya
Eun Ho buru – buru melepaskan dirinya dari Jae Won, dan bangkit berdiri. Mukanya memerah seperti tomat yang baru dipetik.
Jae Won tersenyum memandang Eun Ho, membuat Eun Ho semakin salah tingkah.
“Ah, Eh.. itu, kami..hanya latihan akting” Kataku pada Yong Chan.
Mata Yong Chan menyipit memandangku heran. Namun dia tidak bicara apa – apa.
“Baiklah, silahkan lanjutkan latihannya” Kata Yong Chan, lalu dia keluar ruangan dan menuju ke tempat dimana ia seharusnya bekerja.
*****
Yong Chan sedang melamun di kamarnya. Di dalam kepalanya masih terlintas adegan Eun Ho dan Jae Won saat di kantor tadi. Yong Chan tersadar dan langsung buru – buru menepisnya.
“Aiishh, mengapa aku memikiran dia? Mengapa aku harus peduli padanya? Aaaahh ini membuatku gila” Katanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Yong Chan bangkit dari duduknya dan dia pergi ke kamar Yong Sae dan membuka pintunya begitu saja.
Yong Sae yang tengah belajar langsung kaget mendengar pintu yang dibuka tiba – tiba.
“Aaahh! Oppa!! Kenapa tidak ketuk pintu dulu sih?” Ujar Yong Sae sambil cemberut.
“Ahahaha, mian.. Kau sedang apa?” Tanya Yong Chan
“Kau tidak lihat aku sedang belajar?”
“Arasseo..arasseo, aku tidak akan mengganggumu lagi”
Yong Chan pun beranjak pergi dari kamar Yong Sae, namun tiba – tiba ponselnya berbunyi. Dia merogoh sakunya dan mencari ponsel itu.
“Ne…” Jawab Yong Chan pendek
“Ini Aku…” Ujar suara seseorang. Seseorang yang sangat Yong Chan kenal.
“Dam Ah?”
Yong Sae langsung menoleh kearah Yong Chan saat nama Dam Ah disebut. Yong Chan yang mengetahui itu langsung buru – buru menjauh agar tidak didengar oleh Yong Sae.
“Muo? Bertemu? Oddiseo?”
“Arayo.. Gidarilkkaeyo..”
Yong Chan menutup pembicaraannya dan beranjak dari kamar Yong Sae.
“Nugueyo? Dam Ah Onni?” Tanya Yong Sae penasaran.
“Geokjonghaseyo dongsaeng-a.. bukankah kau sedang be-la-jar?” sindir Yong Chan
“Oppa!”
Yong Chan hanya tersenyum memandang adiknya yang menjadi kesal karena ulahnya, lalu dia buru – buru pergi dari kamar Yong Sae sebelum Yong Sae menimpukknya dengan bantal.
*****
“Waegudae?” Kata Yong Chan dingin pada Dam Ah.
Saat itu mereka sudah berada di sebuah restoran yang cukup mewah. Yong Chan memakai kaos dan blazer putih dengan kacamata hitam menghiasi matanya. Bukan untuk gaya, tetapi untuk mencegah orang – orang mengenalnya. Jadi orang terkenal memang sulit.
“Chukae..” Kata Dam Ah setelah ia menaruh cangkir yang berisi teh di meja.
“Untuk apa?” Tanya Yong Chan bingung
“Karena kau memiliki pacar yang benar – benar seorang artis sekarang”
“Apa maksudmu?”
“Perempuan itu,, yang menjadi pemeran utama di fim “The Sword” bukankah ia pacarmu?” Tanya Dam Ah dengan sorot mata yang tajam.
Yong Chan baru mengerti sekarang dengan apa yang dibicarakan Dam Ah.
“Jadi kau menolakku hanya karena masalah peran? Jadi orang yang menjadi pacarmu harus benar – benar seorang artis?” lanjutnya
“Dam Ah..bukan begitu.. Aku..”
“Apa kau puas sekarang? Berpacaran denganku hanya akan membuatmu malu bukan? Seorang actor terkenal berpacaran dengan aktris pembantu, itu memalukan bukan?”
“Dam Ah, aku bilang bukan begitu. Itu bukan kemauanku.. Aku..”
“Kalau itu bukan kemauanmu mengapa kau mudah menyerah seperti ini?” Potong Dam Ah cepat.
Yong Chan tidak berkata apa – apa.
“Oppa.. Apa kau benar – benar mencintaiku?”
Perkataan Dam Ah benar – benar membuat Yong Chan terdiam. Dia tidak dapat mengeluarkan kata apa – apa. Dia tahu dia masih menyimpan perasaannya untuk Dam Ah. Namun ternyata dia sudah lelah, lelah menghadapi Dam Ah yang selalu emosional.
“Wae? Kenapa tidak bicara? Berarti ini semua kemauanmu kan?” Mata Dam Ah mulai dipenuhi genangan air mata.
“Kau sudah memutuskanku bukan? Kalau begitu begini saja.. “ Hanya itu yang keluar dari mulut Yong Chan.
Dam Ah tertawa pedih, genangan air mata di matanya tidak terbendung lagi. Dia berdiri dari tempat duduknya.
“Jadi itu yang ada di hatimu? Dengar Oppa, aku tidak akan pernah memaafkanmu” Kata Dam Ah dengan suara bergetar. Lalu dia segera beranjak dari tempat itu. Meninggalkan Yong Chan yang masih terduduk disana.
*****
Keesokan harinya.
Choi Young sedang memakaikan bedak pada wajahnya, lalu ia mengambil eyeshadow untuk menghiasi kelopak matanya, memakaikan mascara di bulu matanya yang lentik. Tidak lupa ia memoleskan blush on berwarna pink yang membuat pipinya semakin terlihat segar. Terakhir ia memakai lipstick tipis pada bibirnya. Dia memandang wajahnya pada cermin. Sempurna.
Hari ini Choi Young akan mengikuti casting untuk model iklan “Jolly House” oleh karena itu ia berdandan sangat cantik. Ia tersenyum puas memandang dirinya di cermin. Lalu ia segera berangkat menuju YT entertainment. Tempat ia casting hari ini.
45 menit kemudian, Choi Young telah sampai di kantor YT entertainment dan langsung menuju ruang tunggu casting. Dia tersenyum pada beberapa wanita yang telah duduk mengantri di ruang tunggu. Semua yang ada disana berbisik – bisik ketika melihat Choi Young. Mungkin mereka terpesona akan kecantikannya. Membuat peserta casting lain menjadi minder karenanya.
“Nona Choi Young?” Panggil seorang asisten.
Mendengar namanya disebut, Choi Young tersenyum pada asisten tersebut dan segera masuk kedalam ruang Casting.
*****
“Asaaaa..” Choi Young keluar ruang casting dengan wajah berseri – seri. Dia lolos menjadi 3 finalis. Besoknya ia harus menjalani casting kedua untuk menentukan siapa yang mendapatkan peran tersebut.
Choi Young segera menelpon saudaranya, Choi Yoon. Namun teleponnya tidak diangkat. Sepertinya ia sedang sibuk. Oleh karena itu ia menelpon Eun Ho untuk mengabarkan kabar gembira ini.
“Eun Ho-ya.. Aku lolos…” Kata Choi Young senang.
“Jeongmallyo? Aahh.. Chukae…” Kata Eun Ho diseberang sana.
“Eun Ho oddieyo? Bukankah kau bekerja disini? Apa kau sibuk sekarang? Bisakah kita bertemu?” Tanya Choi Young tidak sabar.
“Hmm..Jigum-eyo? Baiklah.. Aku akan menemuimu. Bagaimana kalau kita bertemu di café lantai bawah?”
“Baik.. “ Jawab Choi Young kemudian menutup ponselnya.
*****
“Eun Ho yaaaaa…” Choi Young beranjak untuk memeluk Eun Ho ketika mereka sudah bertemu di café.
“Ah bibi,,,selamat ya.. “ Eun Ho turut senang melihat bibinya itu.
“Tapi besok aku harus mengikuti casting kedua. Mudah – mudahan saja aku lolos”
“Tentu saja, aku pasti mendoakanmu bibi..” Kata Eun Ho.
“Kau sudah makan? Ayo pesan. Aku traktir”
Eun Ho tersenyum senang lalu mereka segera memesan makanan.
“Ah, bagaimana latihan aktingmu Eun Ho?” Kata Choi Young sambil memotong steaknya.
“Aahh,,hmmm haik haik haja..” Jawab Eun Ho dengan mulut penuh makanan.
“Haha.. Aku yakin kau dapat melakukannya dengan baik Eun Ho-ya kau ini kan keponakanku” Kata Choi Young penuh percaya diri.
Eun Ho langsung tertawa dan hampir tersedak.
“Muo? Memangnya kenapa kalau aku keponakan bibi?” Tanya Eun Ho
“Aigoo.. tentu saja karena aku seorang model, sifatku pasti menurun padamu” Kata Choi Young dengan narsisnya.
Eun Ho hanya bisa tertawa memandang bibinya yang sangat percaya diri itu.
“Ah, Jamkkaman…” Kata Eun Ho ketika ponselnya berbunyi. Choi Young hanya mengangguk dan melanjutkan makannya.
“Ah Sonbae.. Wae? Aku sedang makan. Iya, dibawah. Kau mau kesini? Baiklah” Eun Ho menutup pembicaraan.
“Nugu?” Tanya Choi Young
“Uri Sonbae.. “
“Pelatih aktingku…” Kata Eun Ho menjelaskan ketika ia melihat Choi Young mengerutkan keningnya
“Aahh..” Ujar Choi Young mengangguk – angguk mengerti.
5 menit kemudian Jae Won telah sampai di café tersebut. Ia melihat Eun Ho tengah makan dengan perempuan yang duduk membelakanginya. Ia melambai pada Eun Ho.
“Ah Sonbae…” Eun Ho balas melambai.
Choi Young masih melahap makanannya ketika ia melihat Eun Ho melambai lambai pada seseorang yang berada di belakangnya.
“Bibi, kenalkan dia pelatihku.” Kata Eun Ho
Choi Young berbalik untuk memberi salam pada orang yang dikenalkan Eun Ho.
“Choi Young-a??”
Choi Young mendongakan kepalanya untuk melihat siapa orang tersebut. Dia langsung terperanjat ketika melihat orang itu. Matanya melotot lebar seakan-akan mau keluar dari lubang matanya. Seluruh darahnya langsung naik ketika mengetahui bahwa orang itu adalah Jae Won. Kim Jae Won.
“Kkk…Kaaauuuu?!!”
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Re: Love and Career--by Lovelyn
yahhh.. update sist!!!!!!!!!
loveminsun- Posts : 5
Join date : 2013-07-06
Love and Career--Chapter Six
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Six[/b]
Choi Young menatap Jae Won dengan tatapan tajam ,matanya memandang dengan begitu sinis .Jae Won ,kedua matanya tidak membalas tatapan Choi Young ,ekspresinya terlihat gusar ,seolah-olah diliputi rasa khawatir ,sedangkan Eun Ho hanya dapat menatap mereka berdua dengan bingung ,tak bisa mengatakan apa-apa ,suasana semakin dingin ketika air mata Choi Young mulai membelalak..
“Bi..bibi?gwencana?”Eun Ho menjadi salah tingkah ,pikirannya diliputi kebingungan ..
“Eun-ho ya…ayo kita pergi,”Choi Young menggengam tangan Eun Ho dan mengajaknya keluar dari café itu ,air matanya merebak ,ia tak bisa menahan tangisannya..,seluruh wajahnya terasa sangat panas seolah api baru saja menyambarnya..
Jae Won berdiri terpaku di tempatnya ,ia tidak bergerak sedikitpun..
“Bibi..,”
“Sudahlah Eun ho ,”ia menggengam tangan Eun Ho lebih erat dan mempercepat langkahnya..
**
Yong Chan menghela nafas panjangnya ,ia melempar jas dan jam tangannya ke kasur dengan tidak peduli..
Syuting The Sword untuk hari ini selesai juga ,tetapi masih banyak yang adegan yang belum terselesaikan ,besok ,besok ,dan besok seterusnya ,ia yakin akan menjadi hari yang sangat melelahkan..
Hari ini ia meninggalkan banyak perkerjaan yang tak terselesaikan ,berbagai adegan dilakukannya dengan banyak kesalahan ,tidak seperti Yong Chan yang biasanya ..ia tidak mengerti apa yang salah..
Yong Chan membaringkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk dan penuh dengan bantal ,masih membayangkan bagaimana nasibnya besok..,syuting The Sword ,CF Jolly House..ahhhh semua membingungkannya..pikirannya kacau..
Hanya ada..
Eun Ho ,Eun Ho ,dan Eun Ho ,di pikirannya…ia tidak bisa membohongi dirinya lagi..tidak bisa..ia tidak tahan lagi ,api di dalam hatinya terlalu besar ,pikirannya seolah tersumbat ,bagaimana bisa ,hanya karena seorang Eun Ho yang polos, masuk dan mengacak-acak kehidupannya ,membuatnya gila..ini membuatnya gila..
Ia tidak bisa bohong ,kemarin saat Jae Won memeluk Eun Ho ,ia tidak bisa menepis keinginan untuk menghajar Jae Won dan merebut Eun Ho ,tapi ia tahu ini semua akan berakibat panjang..,tapi hati Yong Chan terus saja berdebat ,bahwa ia tak tahan ,ia ingin membawa Eun Ho kedalam pelukannya ,
Lamunan Yong Chan terputus begitu saja ketika Yong Sae dan Yong Na membuka pintu kamarnya dengan perlahan..
Kreek..
“Oppa..,”Yong Sae mengintip oppanya dari balik pintu ,di belakang nya ada Yong Na yang sibuk dengan handphonenya..
“Yong Sae ,sudahlah ,kubilang jangan ganggu oppamu..,”Yong Na menarik tangan Yong Sae..
“Oo..kenapa Yong Sae?”Yong Chan menjawab dengan lesu..
“Ikuti kata hatimu oppa..”
“Y..ya..Yong Sae..malam-malam jangan melantur ,”Yong Na menepuk-nepuk pundak Yong Sae.
Mata Yong Chan membelalak mendengar pernyataan adiknya..
“Ikuti kata hatimu..aku tahu ,aku bisa melihat ada sesuatu yang salah..matamu tak bisa berbohong oppa..”
“Yong Sae sudahlah..ayo kita pergi..,”Yong Na menarik tangan Yong Sae lebih erat..
“Noona..lepaskan Yong Sae..,”jawab Yong Chan datar ,matanya bertatapan dengan mata Yong Sae..
Yong Chan mengambil jasnya dan memakainya dengan cepat ,ia meraih handphone ,jam tangannya ,lalu berjalan menghampiri Yong Sae ,memeluknya..
“Gumawo..,”katanya..
“Oppa AZA!”
Yong Chan mencium pipi noonanya dan ia berlari keluar..
Yong Chan dengan tekad bulat ,menancap gas mobil Porsche miliknya ..ia tersenyum..,”Eun Ho…yah ,aku akan jujur padanya..aku akan jujur..”
Yong Sae terkekeh melihat oppanya itu dari jendela kamar ,di belakangnya ada Yong Na yang tersenyum kecil ..
**
Di malam yang sama Eun Ho dan Choi Young duduk di sebuah kursi taman..keduanya terdiam ,masih terkaget dengan kejadian siang tadi..
“Bi..bibi..”
“Oo?”
“Hmm..apakah Jae Won Sonbae ..hm..”
“Yah..dia adalah lelaki yang waktu itu kuceritakan..waktu itu..Dia dan Yong Na…aku muak!”
“Bibi..apakah sudah mendengar penjelasan Yong Na?”
“Aku ingin tapi aku terlalu muak dengannya..”
“Apakah tid..,”pembicaraannya dengan Choi Young terputus ketika suara handphone Eun Ho berdering..
‘Yong Chan’
Kedua mata Eun Ho membelalak melihat siapa yang meneleponnya..
“Yeobseo”
“Kamu dimana?”suara Yong Chan masih tetap seperti biasa ,dingin..
“Apa urusanmu?”balas Eun Ho dengan sinis..
“Ini urusanku..”
“Apa..apa kau bilang?”
“Ini urusanku..karena kau adalah pacarku!”
“Yeobseo??Apakah kau salah orang?sejak kap,”
“Karena aku mau kau jadi pacarku ,kau harus jadi pacarku…”
“Apa kau bilang?”
“Aku yang akan membuatmu menjadi pacarku..aku bisa gila jika harus menahan ini terus..,”jawab Yong Chan sedikit memohon..suaranya masih tetap dingin..
“Lelaki brengsek!”Eun Ho menutup teleponnya dengan muka kesal..
**
Eun Ho berjalan pelan menuju rumahnya ,mukanya terus menghadap kebawah ,memikirkan perkataan Yong Chan ,ia menjadi merinding sendiri..
Akhirnya ia sampai di rumah ,tetapi belum apa-apa ..,
Yong Chan ,yah Yong Chan berdiri di depan pintu rumahnya..Pandangan Eun Ho sinis melihatnya..
“Eun Ho-ya..”
“Untuk apa kau kesini?”
“Aku tidak bisa memendamnya lagi”
Yong Chan merangkul Eun Ho kedalam pelukannya…seketika itu juga..sekali lagi, para wartawan datang dan menggerubungi pasangan itu ,
“Yong Chan..Yong Chan..benarkah ini pacar barumu,?”seorang wartawan berteriak..
“Iya..,”jawab Yong Chan singkat,.ia menggandeng Eun Ho dan membawanya masuk ke dalam rumah..
dalam hati Eun Ho hanya dapat berkata lagi dan lagi ,”Sial!!!Dasar Lelaki brengsek!!!”
Brakk..
Yong Chan membanting pintu rumah Eun Ho dan menatap Eun Ho yang berdiri dengan kesal..
“Apa yang kau lakukan?apakah kau gila?”Eun Ho berteriak ,seluruh mukanya memerah karena kesal.
“Tidak..aku tahu ini terdengar gila ,tapi..”
“Tapi apa?”
“Aku sungguh tak bisa menahannya lagi..ini membuatku gila…aku sungguh….sungguh..ehm..saranghae Eun Ho-ya..aku sadar..aku sadar sekarang..,”Yong Chan membawa Eun Ho kedalam pelukannya ..ia memeluk Eun Ho dengan erat..
“YY..YYA!..APA YANG MEMBUATMU TIBA-TIBA BEGINI?”
“Cinta yang membuatku begini..”
Pelukannya terlalu erat..Eun Ho tidak bisa bergerak sedikitpun..,sedikitpun tidak..
“Aku begini..aku tidak mau melepaskanmu lagi..,mulai sekarang ,aku yang akan menjadi pelatih pribadimu..aku tak peduli..aku tak peduli..,”jawab Yong Chan dengan lembut..
(Ahhh Choi Yoon oppa terlalu bernapsoe neh hahah aduhay..!!)
**
Yong Na dan Yong Sae malam itu ,memutuskan untuk pergi ke sebuah pusat perbelanjaan ,keduanya berjalan sembari mencari barang yang diperlukan ,Yong Sae berjalan di sebuah lorong tempat penjualan makanan ringan ,baru saja ia memasuki lorong itu ,Choi Young terlihat sedang berdiri di salah satu rak ..
“Ch…Choi Young Onni?”
Choi Young menatap kebelakangnya..dan mendapati Yong Sae yang berdiri kaget..,barang-barang yang ada di tangan Choi Young terjatuh begitu saja..ia berdiri terpaku melihat Yong Sae..
“Yong..Yong Sae?kamukah itu?”Choi Young menatap Yong Sae dengan seksama..
“Iya..Onni..lama tak berjumpa..,kau terlihat semakin cantik..”Yong Sae menghampiri Choi Young ,dirinya sama sekali tidak tahu tentang permasalahannya dengan Yong Na..
“Kamu sudah besar..aku bahakan tak menyadari ini adalah kamu..baik-baik kan?”Choi Young memeluk Yong Sae ,ia dan Yong Na sudah sepakat bahwa Yong Sae tidak boleh tahu masalah ini..sedikitpun tidak boleh..
Biarpun Choi Young benci dengan Yong Na ,tetapi ia tetap tidak mau menyakiti Yong Sae yang bagaimanapun tidak ada sangkut pautnya dengan masalah mereka berdua..
“Aku baik-baik saja disini..bagaimana dengan Onni?”kata Yong Sae tersenyum menatap Choi Young..
“Ahaha..aku baik..karirku juga lancar..hmm tak terasa juga ya ,kau sekarang sudah menjadi seorang remaja ,dulu terakhir kali aku bertemu denganmu perasaan kau masih merengek minta permen hahaha..,”canda Choi Young..
“Onni…stttt,!!”
“Yong Sae,”Yong Na yang baru saja memasuki lorong itu memanggil Yong Sae dengan pelan..
“Oh onni..lihat ada siapa?”
Pandangan keduanya bertemu..Yong Na ,Choi Young..keduanya bertatapan …mata Choi Young menatap Yong Na dengan tajam ,pandangannya tak bisa berbohong kalau ia diliputi rasa benci yang sangat..sedangkan Yong Na hanya dapat menatap sahabatnya itu dengan sedih..
Choi Young menghampiri Yong Na ,dan memeluknya agar Yong Sae tidak curiga…pelukan dingin ,tidak ada senyum ,tawa ,ataupun kerinduan seorang sahabat..Yong Na berbisik pada Choi Young dengan pelan ,”Besok jam 4 kutunggu di taman tempat biasa..”
Lalu pelukan itu lepas begitu saja ,Choi Young segera melambaikan tangannya pada Yong Sae yang menatapnya dengan bingung..
“Anyong..Yong Sae..kau baik-baik ya..,anyong Yong Na,”Choi Young menekan kata-kata Young Na dengan sinis..,semua ini membuat Yong Sae bertambah bingung..
Yong Na hanya dapat berdiri ,terpaku ,ia sedih karena ia tahu ini semua adalah kesalahpahaman..kesalahpahaman yang konyol yang seharusnya tidak terjadi diantara mereka berdua…Yong Na bertekad menceritakan semuanya besok…yah ,semuanya ,tak peduli apa semua harus selesai ,tidak peduli sahabatnya itu hendak memaafkannya atau tidak tapi Yong Na bertekad menyelesaikan semuanya..besok!
**
Pagi yang cerah ,hari ini agak sedikit dingin ,Yong Chan memarikirkan mobilnya di depan sebuah gedung casting ,ia berjalan keluar dari mobilnya dan memasuki gedung itu untuk melakukan proses penyelesaian casting aktris perempuan yang akan memerankan Jolly House ,ia terpaksa datnag karena sutradara ingin melihat chemistrynya dan aktris perempuan itu ,entahlah ,Yong Chan memasuki gedung dengan tampang dingin seperti biasa ,berjalan tegap ,pandangannya lurus ,kosong ..
Ia berhenti di sebuah ruangan ,di dalamnya semua kru telah berkumpul ,Yong Chan menginjakkan kedua kakinya di ruangan itu dan berdeham..
Semua kru yang sibuk ,sekarang memperhatikan Yong Chan dan semua mata bukan tertuju padanya ,namun tertuju dengan siapa yang ada di belakangnya..
“Hey sini kamu ,”kata Yong Chan..
“Yya..apa yang kamu lakukan..,”seorang wanita menutup mukanya dengan kertas..
“Sudahlah..”Yong Chan merangkul bahu wanita itu …tangannya mengambil paksa kertas yang digunakan untuk menutupi mukanya..
Choi Young yang baru datang dari toilet ,membelalak..,”E…EUN HO?”
Eun Ho yang hari itu ‘dipermak’ habis-habisan oleh Yong Chan ,ia memakai gaun putih sepaha ,rambutnya dibuat sedikit bergelombang dan diberikan bandana sutera ,kacamatanya hilang ,ia memang Eun ho tetapi tidak tampak seperti Eun Ho disaat yang sama…
Yong Chan hanya menatapnya dengan bangga ,semua kru terpukau oleh kecantikan Eun Ho hari ini ,selama ini Eun Ho selalu memakai baju tertutup ,ternyata badan Eun Ho sempurna ,ia sungguh cakap menjadi seorang model..
“”Kasih kesempatan ia untuk ikut cast..kalau tidak ,aku mengundurkan diri..,”kata Yong Chan dengan tatapan dingin..
**
Yong Na duduk di kursi taman ,ia hanya seorang diri ,sudah 2 jam ia menunggu Choi Young tapi ia tidak melihat siapapun yang datang..
Yong Na masih terus menunggu …sore ini cuaca semakin dingin ,hidungnya berair ,pipinya menjadi merah pekat…
Satu jam lagi ia menunggu…tidak ada siapapun..hari sudah gelap..jalanan semakin sepi..
Yong Na mengucak-ucak matanya yang berair ..tangan kirinya terlihat menggengam erat sebuah amplop berwarna pink bermotifkan bunga..
Seseorang berdiri di depannya ,merebut amplop itu dengan cepat..
Yong Na menatap orang itu…Choi Young..yah, Choi Young berdiri disitu ,ia memandang amplop itu ,rasanya kebencian masih belum hilang dari raut wajahnya..
“Apa ini?”Tanya Choi Young dengan kasar..
“Amplop…tapi cukup untuk membereskan semua masalah ini..,”jawab Yong Na dengan santai..
“Apa maksudmu?”
“Ini adalah bukti..tapi kau tidak pernah mau sekalipun mendengarku ,kali ini aku tidak akan berbicara banyak ,aku hanya ingin memberikan bukti..bukalah dan kau akan tahu saiapa Jae Won sebenarnya..Jae Won yang telah merusak persahabatan kita ,Jae Won yang licik ,Jae Won yang brengsek..ia lelaki brengsek…bacalah semuanya dan kau akan tahu..siapa Jae Won sesungguhnya,”kata Yong Na..ia berdiri dan berjalan meninggalkan Choi Young yang berdiri terpaku di tempatnya..
Dalam hati Yong Na pasrah..ia hanya ingin sahabatnya mengetahui kebenaran yang sesungguhnya..
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Seven
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Seven
Choi Young masih berdiri di taman kecil itu dengan sepucuk surat bermotif bunga tergenggam di tangan, sepeninggal Yong Na. Hatinya memberontak antara membuka atau membuang surat dari Yong Na tersebut. Choi Young meremas surat itu dengan perasaan gundah. Setelah mempertimbangkan selama sepuluh menit, akhirnya dia membuka sampul surat berwarna pink dengan motif bunga yang sudah agak menguning itu secara perlahan dan mengeluarkan selembar kertas surat yang ditulis dengan tinta biru yang agak pudar warnanya.
Dan ..... tidak salah lagi, goresan-goresan dari tinta biru itu merupakan gaya tulisan khasnya Jae Won. Hati Choi Young langsung runtuh. Ternyata Jae Won benar-benar pernah menulis surat kepada Yong Na, sahabat yang sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Secara perlahan mata Choi Young menyusuri huruf demi huruf, kata demi kata, baris demi baris surat yang ditulis oleh Jae Won itu.
Dan garis besar dari isi surat tersebut adalah sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
tertanggal, 10 September 2006
Yong Na yang pengertian,
Mungkin kamu agak terkejut menerima surat dariku. Tapi saya benar-benar sudah tidak tahan lagi. Hubunganku dengan Choi Young sudah di ujung tanduk. Aku benar-benar lelah dengan segala tindakannya yang selalu ingin menang sendiri.
Berada di dekatmu .. aku merasakan sesuatu yang lain, ketenangan dan kenyamanan. Mungkin kamu akan merasa bahwa saya seorang pacar yang brengsek dan tidak bertanggungjawab, atau mungkin juga kamu sama sekali tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadapku.
Saya berharap kamu jangan marah padaku. Saya hanya ingin kamu mengetahui sesuatu, bahwa saya mempunyai perasaan khusus terhadapmu.
salam dariku,
tertanda, Kim Jae Won
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Isi surat itu sangat singkat, tapi padat dan jelas. Perlahan sepasang mata Choi Young meredup. Ternyata selama berpacaran dengannya Jae Won merasa letih dan menderita. Tapi Jae Won tidak pernah mengeluhkan itu sedikitpun terhadapnya. Apakah dia, Choi Young, benar-benar seegois itu? Choi Young mengeleng perlahan. Kepalanya sangat pusing. Sedangkan Yong Na .. dia benar-benar telah menyalahkan sahabat karibnya itu tanpa mau mendengarkan penjelasan darinya.
Choi Young sekarang menjadi mengerti mengapa Yong Na begitu membenci Jae Won dan selalu mengatakan Jae Won adalah pemuda berengsek. Semua itu dikarenakan Jae Won lah yang menjadi penyebab kehancuran persahabatan mereka. Choi Young mendesah perlahan. Sekarang dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi dalam menangani masalah ini.
*************************
Kediaman keluarga Goo .............
Malam yang istimewa dengan hidangan yang sederhana. Mrs. Goo tampak bahagia melihat kelengkapan keluarganya dalam acara makan malam ini. Sebenarnya sulit sekali untuk mengumpulkan seluruh anggota keluargan dalam satu kesempatan karena mereka semua mempunyai kesibukannya sendiri-sendiri. Tapi pada malam ini semua anggota keluarga Goo dapat duduk bersama menghadapi meja makan.
Mrs. Goo memperhatikan putra putrinya satu persatu. Wajah Yong Na kelihatan agak pucat, sedangkan Yong Chan tampak sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Yong Sae sedang memperhatikan noonanya dengan kening berkerut. Suara dehaman membuat Mrs. Goo berpaling kesampingnya. Mr. Goo memandangi Mrs. Goo sambil melirik-lirik kearah Yong Na.
"O ya .. Yong Na, bagaimana persiapan buat acara pembukaan klinikmu besok?", pertanyaan Mrs. Goo yang cukup keras, langsung menyadarkan Yong Na, Yong Chan dan Yong Sae dari lamunannya masing-masing.
"Semuanya sudah beres, ma ... acara pembukaannya akan dimulai pukul 8 besok pagi .. setelah itu saya akan resmi menjadi dokter yang mempunyai klinik sendiri .."
Mr and Mrs. Goo mengangguk mendengar jawaban Yong Na.
"Yong Chan, apakah besok kamu bisa menghadiri acara noona ini?", tanya Yong Na tiba-tiba kepada Yong Chan yang duduk disampingnya.
"Ya .. saya rasa saya bisa meluangkan waktu selama satu jam sebelum berangkat ke YT Entertainment .. besok pagi, kami akan kedatangan orang-orang dari pihak Jolly House yang akan mengumumkan siapa yang akan menjadi pasanganku dalam cf terbaru mereka .."
Yong Na mengangguk. Walaupun dia agak kecewa karena Yong Chan tidak bisa meluangkan waktu yang lebih banyak di hari yang sangat istimewa baginya itu, tapi dia tidak bisa memaksakan kehendaknya. Dan kekecewaannya akan berlipat karena Choi Yoon juga hanya bisa meluangkan waktu satu jam buatnya besok. Choi Yoon akan menata rambut aktor senior Jung Kam San untuk pemotretan sebuah majalah lokal.
"Apakah Choi Young onnie juga akan hadir besok?", pertanyaan ini terlontar begitu saja dari Yong Sae.
Mendengar nama Choi Young disebut, semua mata langsung tertuju kepada Yong Na, kecuali Yong Chan yang tidak mengenal Choi Young.
"Choi Young sudah pulang?"
Yong Na mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Mrs. Goo. Setelah ragu sejenak, akhirnya dia berdiri dari kursinya.
"Saya sudah kenyang .."
Yong Na segera berlari ke kamarnya, meninggalkan yang lain, yang masih duduk disana dengan pandangan bertanya-tanya.
*********************
Keesokan harinya, acara yang dibuat untuk merayakan peresmian klinik Yong Na cukup ramai dihadiri oleh para tamu, baik yang sudah diundang maupun yang tidak diundang. Ada beberapa wartawan yang meliput berita itu. Dan sebenarnya ini wajar saja, mengingat nama Goo Yong Chan yang sudah mulai melonjak di dunia entertainment Korea.
Tapi ada yang mengesalkan Yong Chan saat itu. Para wartawan yang meliput berita itu bukan menanyakan tentang klinik baru yang dibuka noonanya melainkan menanyakan tentang pernyataannya tentang hubungannya dengan Eun Ho beberapa hari yang lalu.
Sementara Yong Chan sibuk dengan pertanyaan para wartawan, Yong Na menerima sesuatu yang tidak terduga dari tangan Choi Yoon.
"Ini karangan bunga dari Young ... sebenarnya dia ingin datang hari ini, tapi dia masih tidak tahu harus bersikap bagaimana terhadapmu .. dia memintamu untuk memberinya waktu .."
Yong Na menatap Choi Yoon tak berkedip. Kata-kata yang keluar dari mulutnya kemudian terdengar penuh keraguan.
"Kamu .. kamu .. mengetahui semuanya?"
"Ya, saya sudah mengetahuinya sejak kepulangan Young ... dia yang menceritakannya kepadaku "
Yong Na tersentak mendengar jawaban Choi Yoon. Tampangnya berubah khawatir.
"Kamu tenang saja, Yong Na .. selama ini saya memilih diam karena saya mempercayaimu ... apapun yang terjadi tidak ada yang bisa mengoyahkan cinta kita .."
Yong Na menatap Choi Yoon terharu. Kata-kata yang diucapkan Choi Yoon begitu mengena dihatinya.
"Choi Yoon!!! .. apakah kamu sudah saatnya pergi sekarang?" teriakan Yong Chan terdengar dari kejauhan, diantara kerumunan para wartawan.
"Maaf, saya harus pergi sekarang .. wawancaranya dilanjutkan lain kali saja .."
Dengan susah payah Yong Chan berhasil keluar dari kepungan para wartawan yang mengelilinginya. Dia berjalan dengan cepat kearah Choi Yoon dan menarik tangannya.
"Ayo Choi Yoon.. kita sudah terlambat ..", kata Yong Chan sambil memberi isyarat kepada Choi Yoon dengan melirikan matanya kearah wartawan yang sekarang sudah mengelilingi mereka.
Choi Yoon mengangguk setelah menangkap maksud dari Yong Chan.
"Kami pergi dulu ..", katanya sambil menepuk lembut lengan Yong Na.
"Bye noona, salam buat omma, appa dan Yong Sae dongsaeng .."
Yong Chan mengedipkan matanya. Kemudian dengan terburu-buru Yong Chan dan Choi Yoon menyeruak benteng para wartawan dan berlari dari sana dengan kecepatan luar biasa.
**************************
Dua jam kemudian, pukul 10: 35, di ruang ganti artis YT Entertainment, Yong Chan sedang duduk dengan santai menanti kedatangan orang-orang dari Jolly House yang akan mengadakan rapat terakhir penentuan siapa yang akan dijadikan pasangannya dalam iklan terbaru merek Jolly House.
Ruangan itu masih sepi pada jam begini. Yong Chan mengeluarkan ponselnya. Baru saja dia bermaksud memasangkan headphonenya, pintu ruangan yang tertutup itu dibuka dengan tiba-tiba dari luar. Mr. Jung, manajer Yong Chan, memasuki ruangan dengan tampang murka dan koran lokal tergenggam di tangan.
"Goo Yong Channnnnn ...... lihat apa yang telah kamu lakukan?", teriak Mr. Jung sambil melempar koran yang dipegangnya ke hadapan Yong Chan.
Yong Chan melirik koran dihadapannya sekilas, kemudian menyingkirkannya dari situ tanpa menjawab pertanyaan Mr. Jung.
"Benarkah kamu mengaku kepada wartawan bahwa kamu berpacaran dengan Eun Ho?", tanya Mr. Jung lebih lanjut.
"Saya sedang kalap waktu itu .. karena saya .. sudah tidak tahan lagi dengan perasaan saya sendiri ..", jawab Yong Chan pelan.
Mr. Jung membelalakan matanya yang sipit. Kacamata besar yang dipakainya sampai melorot ke bawah.
"Kalap katamu? apakah kamu sadar, dengan berbuat begitu karirmu dan Eun Ho akan terancam? .. apalagi Eun Ho .. dia baru saja menginjakkan kakinya di dunia hiburan ini, jika sampai para antifans memusuhinya, maka tidak ada tempat lagi baginya disini ... itu juga yang menyebabkan mengapa kami dulu menentangmu mengumumkan hubunganmu dengan Dam Ah .."
Mendengar perkataan Mr. Jung, Yong Chan langsung terhenyak ditempatnya.
"Lalu .. apa yang harus saya lakukan sekarang? katakan padaku Mr. Jung .. apapun itu akan saya lakukan asalkan .. jangan sampai terjadi sesuatu dengan Eun Ho .."
Mr. Jung memandangi Yong Chan dengan seksama. Amarahnya sudah agak terkendali sekarang. Dia mendekati kursi disamping Yong Chan dan mendudukinya.
"Sebenarnya masalah ini sangat sulit .. scandalmu yang dulu saja belum terselesaikan dengan baik .. mulai sekarang kamu harus hati-hati dengan segala omongan dan tindakanmu .. jika ada wartawan yang menanyakan masalah ini kepadamu, bilang saja kalau waktu itu kamu sedang kesal dan marah karena media masa tidak mau mempercayai tentang ketidakbeneran hubungan dengan Eun Ho .. saking marahnya kamu tidak sadar dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu sendiri .. semua omonganmu itu hanya untuk melepaskan kekesalanmu karena semuanya mempercayai scandal yang tidak benar itu, maka sekalian saja kamu membuat mereka semakin mempercayainya dengan segala pengakuanmu itu, dan .. ingat Yong Chan, kamu harus minta maaf untuk segala perkataanmu yang sudah membangkitkan emosi para fans ..."
Yong Chan tidak beraksi terhadap perkataan Mr. Jung yang panjang lebar. Kepalanya tertunduk dalam-dalam ke lantai yang terbuat dari papan kayu berkilap.
"Lakukan seperti apa yang kukatakan kepadamu .."
Mr. Jung menepuk pundak Yong Chan sambil meneruskan perkataannya lagi.
"Setengah jam lagi berkumpul di ruang rapat utama .. para utusan dari Jolly House akan tiba sebentar lagi .."
Yong Chan mengangguk. Mr. Jung memandanginya sejenak, kemudian berlalu dari ruangan itu.
********************
Setengah jam berlalu, Mr. Jung, dua orang petinggi YT Entertainment yang lain, Yong Chan dan tiga utusan dari Jolly House, duduk mengelilingi meja rapat yang panjang berkilap. Mr. Kim, salah satu utusan dari Jolly House memandangi Yong Chan tak berkedip.
"Yong Chan ... kami tahu kamu menginginkan Eun Ho ssi dipasangkan denganmu di cf baru tersebut .. dan sejujurnya, kami juga merasa dia cocok dengan image dari produk kami, tapi ..sungguh, kami minta maaf .. scandal yang sekarang beredar di antara kalian membuat kami berpikir untuk kedua kalinya .. kami takut scandal itu akan mempengaruhi penjualan produk Jolly House .. oleh karena itu kami memutuskan untuk memilih model yang lain .. dan keputusan terakhir kami jatuh ke Choi Young ssi ...."
Yong Chan segera membuka mulutnya, ingin membantah perkataan Mr. Kim, tapi tarikan tangan Mr. Jung menghentikan maksudnya..
"Tentu saja, Mr. Kim .. keputusan terakhir tetap ada dipihak Jolly House .. kami akan menerimanya, ... bagaimanapun.. cf ini dibuat untuk mendongkrak nilai penjualan produk Jolly House, jadi yang terbaiklah yang harus kita pikirkan ..."
Mr. Kim tersenyum kemudian berkata ..
"Perusahaan kami ingin mengontrak model dari sebuah manajemen resmi dan karena Choi Young ssi tidak berada dalam naungan manajemen manapun, maka kami berharap YT Entertainment dapat mengontraknya untuk 6 bulan kedepan .."
"Itu tidak jadi masalah, Mr. Kim .. kami akan membuat sebuah kontrak yang sesuai dengan keinginan tuan buat Choi Young ssi .."
Mr. Kim mengangguk puas. Rapat kemudian selesai dengan hasil keputusan Choi Young yang terpilih sebagai model Jolly House setelah Yong Chan. Semua orang dalam ruangan itu kelihatan cukup senang dengan hasil keputusan itu kecuali ... satu orang ... yaitu .. Goo Yong Chan.
*************************
Hari sudah siang saat itu. Jam di dinding telah menujukkan pukul 2 tepat. Yong Na baru saja menyelesaikan makan siangnya di restoran yang berada tidak jauh dari klinik barunya. Praktek di hari pertama yang membosankan buat Yong Na. Dari acara pembukaan sampai siang hari ini, belum ada seorang pasienpun yang menginjakkan kakinya di sana. Saking bosannya Yong Na memain-mainkan tombol lampu meja yang ada di sampingnya.
Lima menit berlalu dan suara bell di pintu depan menyentakkan Yong Na dari lamunannya. Bell pintu depan berbunyi? berarti ada pasien yang datang ..oohh .. pasien pertamanya. Karena penasaran Yong Na berlari ke pintu ruang prakteknya, membukanya sedikit dan mengintip lewat celah pintu.
Seorang pemuda ganteng yang bermata agak sipit sedang meringgis kesakitan dipapah masuk oleh seorang pria setengah baya. Dari cara berpakaian mereka yang sangat rapi, bisa dipastikan bahwa mereka bukan orang biasa. Yong Na menutup pintu dengan perlahan. Senyuman terhias di wajahnya. Dia cukup puas dengan pasien pertamanya. Beberapa saat kemudian sebuah kertas putih yang berisi daftar nama dan keterangan-keterangan tentang pasien meluncur masuk lewat lubang yang ada di pintu.
Yong Na meraih list itu dan membaca isinya. So Dong Wo, nama itu tercantum disana. Yong Na berjalan ke mikrofon yang ada di atas meja dan membaca nama tersebut. Dua menit kemudian pintu di depan diketuk dari luar ..... tok ...... tok ........ tok......
"Masuk!!!!", teriak Yong Na.
Pintu terbuka dan pria muda, tampan itu masuk tertatih-tatih dengan dibantu oleh pria setengah baya disampingnya. Sebelum Yong Na mempersilahkannya duduk, pemuda yang masih meringgis kesakitan itu sudah mengambil tempat di depannya.
"Hmmm .. apa yang kamu rasakan, tuan?", tanya Yong Na. Dengan perlahan dia menjatuhkan diri di kursi dibelakangnya.
"Akhhhh .. sakit!!! .. perutku .. sakit sekali .. ahhhh ", jawab pemuda yang bernama So Dong Wo itu sambil mengeryitkan dahinya. Kelihatan benar dia sangat tersiksa dengan sakit yang dideritanya.
"Apakah kamu makan sesuatu yang tidak segar hari ini?", tanya Yong Na.
"Tidak!! akhhhh .. hari ini saya belum makan apapun .. ahhhh .. saya .. akhhh ... saya terlalu sibuk .... ", Dong Wo mengigit bibirnya, berusaha untuk menahan teriakan yang hampir keluar dari mulutnya.
"Baiklah .. kalau begitu .. singkapkan sedikit bajumu, saya akan memeriksanya .."
Dengan patuh Dong Wo melakukan perintah Yong Na. Lima menit kemudian dia selesai dengan pemeriksaannya terhadap Dong Wo.
"Apakah .... akhhhh ... apakah penyakit saya sangat parah? .. akan matikah saya?", tanya Dong Wo pelan.
Wajahnya melukiskan segala perasaannya yang campuraduk. Yong Na tertawa terbahak mendengar pertanyaan Dong Wo. Dengan segera dia mengelengkan kepalanya.
"Ha... haa.. ha.. tentu saja tidak .. kamu hanya sakit mag biasa .."
"Maaaagggg?", Dong Wo terbelalak mendengar jawaban Yong Na yang ringan.
"Ya, mag .. tuan harus ingat,sarapan pagi itu paling penting untuk meningkatkan stamina setiap hari .. lain kali makanlah secara teratur "
"Benar hanya mag biasa?", Dong Wo kembali menanyakan pertanyaan yang sama. Ekspresi wajahnya sudah tidak begitu khawatir lagi walaupun rasa sakit masih tetap dirasakannya.
Yong Na mengangguk.
"Saya akan menuliskan resep obat yang bisa tuan ambil didepan dan ..."
Kata-kata Yong Na langsung terpotong oleh teriakan Dong Wo yang tiba-tiba..
"Kamu dengar itu tuan Park? saya tidak apa-apa .. saya hanya sakit mag biasa ..."
Dong Wo menguncang-guncang tubuh lelaki setengah baya yang datang bersamanya dengan wajah berseri-seri. Setelah itu dia berbalik kearah Yong Na.
"Terimakasih bu dokter .. kamu bukan saja cantik tapi kamu sudah seperti seorang malaikat penyelamat bagi saya ... oh ya.. saya akan mendengarkan nasehatmu .."
Dong Wo berbalik lagi kearah Mr. Park yang masih berdiri dengan pose sempurna di tempatnya.
"Mr. Park, tolong ambilkan obatku itu ... saya harus pergi sekarang, rapat dengan Mr. Ewing sangat penting, saya tidak boleh terlambat .."
Mr. Park membungkukkan badannya kearah Dong Wo dan menjawab dengan suara tenang yang terpelajar.
"Baik, tuan!!"
Dong Wo menepuk lengan Mr. Park dan berjalan kearah pintu depan. Tapi sebelum keluar, sekali lagi Dong Wo berpaling kearah Yong Na. Matanya melirik sekilas plat nama yang tersemat di jubah putih Yong Na.
"Dokter Goo Yong Na .. saya akan mengingatmu .."
Sambil tersenyum simpul Dong Wo keluar dari ruang praktek Yong Na. Mr. Park juga mengundurkan diri semenit kemudian. Sekarang tinggal Yong Na yang masih terbengong-bengong di tempatnya. Pasien yang aneh. Waktu datang dia kelihatan menderita setengah mati. Tapi setelah mengetahui penyakitnya yang tidak parah, dia langsung sembuh dari penyakitnya.
Yong Na mengelengkan kepalanya perlahan. Ternyata di dunia ini memang banyak orang gila. Dulu dia tidak begitu mempercayainya tapi sekarang dia mendukung 100% perkataan itu.
**************************
Dua hari kemudian, pada pukul 10 pagi, Choi Young tampak keluar dari salah satu ruang rapat YT Eentertainment. Dia baru saja menandatangani kontrak kerja dengan manajemen YT untuk 6 bulan ke depan. Walaupun 6 bulan adalah jangka waktu yang pendek tapi Choi Young percaya ini merupakan awal yang baik baginya di dunia entertainment Korea.
Tiba-tiba Choi Young menghentikan langkahnya. Orang yang sedang mengamati naskah ditangan dan berjalan lurus kearahnya sangat dikenalnya. Tidak salah lagi dia adalah Kim Jae Won. Merasa ada yang memperhatikannya, Jae Won mengangkat muka dari naskah yang sedang dipelajarinya dari tadi. Dia kelihatan agak terkejut melihat Choi Young berdiri tepat di hadapannya.
Dengan serbasalah Choi Young berbalik dan bermaksud pergi dari situ.
"Young!!!", teriak Jae Won.
Choi Young menghentikan langkahnya. Tapi dia tidak berbalik kearah Jae Won.
"Dapatkah kita berbicara sebentar?"
Choi Young mendesah perlahan. Kata-kata yang kemudian keluar dari mulutnya terdengar begitu pelan, tidak seperti biasanya.
"Yang berlalu biarkan saja berlalu .. lupakan saja .."
Jae Won berjalan kearah Choi Young dengan langkah lebar. Kemudian dia menghentikan langkahnya tepat dihadapan Choi Young.
"Saya tahu bahwa saya telah menyakiti hatimu .. tapi sungguh, saya tidak pernah bermaksud begitu .. saya.. saya tidak tahu kenapa saya bisa menjadi begitu .. maafkan saya.."
Choi Young segera memotong perkataan Jae Won.
"Sudah saya katakan lupakan saja .. untuk memaafkanmu, saya perlu waktu .."
Kemudian Choi Young berlari meninggalkan Jae Won yang masih memandanginya.
"Young!!! ...saya ingin kamu tahu bahwa saya sangat menyesal setelah berpisah denganmu .."
Choi Young tidak memperdulikan teriakan Jae Won di belakangnya. Dia terus saja berlari sepanjang lorong menuju ruangan luar yang dihalangi oleh pintu kaca besar. Beberapa orang yang berada disana melirik kearah mereka dengan pandangan bertanya-tanya.
**************************
Pada hari yang sama, di hutan dekat sebuah desa kecil paling terpelosok di sebelah utara Korea, syuting drama "Sword" sedang dipersiapkan. Para artis dan kru yang belum mendapat bagian, sedang mencari perlindungan dari teriknya sinar matahari. Kebanyakan dari mereka berlindung di bawah pohon besar. Sedangkan kru yang lain nampak sedang sibuk dengan pekerjaan dan perlengkapan perangnya masing-masing.
Yong Chan dan Eun Ho melakukan hal yang sama. Mereka duduk di sebatang pohon besar yang melintang di tanah, sedangkan di samping mereka berdiri dengan kokoh sebatang pohon besar yang sudah tua.
Mr. Bae, sang sutradara, tadi membawa berita yang agak mengejutkan mereka. Pemeran pembantu wanita yang semula sudah ditetapkan mendadak mengalami kecelakaan sehingga harus segera digantikan oleh yang lain, karena drama "Sword" ini memang merupakan salah satu drama yang ditunggu oleh pemirsa tivi. Yang mengejutkan mereka adalah ternyata pemeran pengganti pembantu wanita tersebut adalah Kang Dam Ah.
Yong Chan dan Eun Ho duduk membisu di tempatnya sambil memperhatikan Dam Ah yang sedang diarahkan aktingnya oleh Mr. Bae, di depan mereka.
"Hey .. Lee Eun Ho ..", panggilan pelan dari Yong Chan memecahkan kebisuan di antara mereka.
Eun Ho berpaling kepada Yong Chan dengan pandangan waspada.
"A .. apa ..? apa .. yang ingin kamu lakukan lagi sekarang?"
"Saya ingin kamu mempercayai sesuatu ..", Yong Chan menatap lurus ke mata Eun Ho.
"Jangan sampai kamu melakukan yang aneh-aneh lagi ya ... jika tidak kamu akan merasakan akibatnya ..", Eun Ho membalas tatapan Yong Chan dengan pandangan mengancam.
"Yang saya umumkan ke wartawan kemarin itu tidak benar semuanya .. yang saya katakan kepadamu dulu itu yang benar .."
Eun Ho mengangga. Dia bersiap mengatakan sesuatu lagi ketika suara Mr. Bae yang keras terdengar ..
"Ok .. semua berkumpul disini sekarang .. pengambilan adegan akan segera dilakukan .."
Eun Ho menutup kembali mulutnya. Dia dan Yong Chan segera berlari kearah Mr. Bae diikuti oleh yang lain.
"Hari ini syuting untuk episode ke 4, .. akan diceritakan si Eun Ho, tuan putri yang lemah mendapat serangan dari Dam Ah, seorang pendekar wanita yang keras dan pendendam, yang cemburuan karena mengira pacarnya tertarik kepada Eun Ho .. Dam Ah, ingat waktu mengarahkan pedang di tanganmu ke Eun Ho kamu harus hati-hati .. walaupun pedang tersebut palsu, itu cukup tajam untuk mencelakai orang .."
Dam Ah mengangguk mendengar perkataan Mr. Bae. Begitu juga yang lain segera mengambil posisi seperti yang diperintahkan sang sutradara.
"Ok ..'The Sword' take 1 .... 1, 2, 3 .. action ..", teriak Mr. Bae.
Dam Ah segera mengarahkan pedang di tangannya kearah Eun Ho begitu mendengar kata action dari Mr. Bae. Eun Ho mundur dengan gugup kebelakang. Ini semua merupakan bagian dari adegan yang mesti diambil hari ini. Tapi, sial bagi Eun Ho, dia hampir kehilangan keseimbangannya ketika kakinya menginjak batu yang banyak berserakan di tanah.
Dengan susah payah Eun Ho berhasil menguasai dirinya. Tapi Dam Ah tidak berhenti sampai disitu saja. Pedang di tangannya terus meluncur dan menancap di lengan kiri Eun Ho .. blessssssssssss ............ darah segar langsung muncrat dari lengan tertancap pedang dari kayu itu.
"Akhhhhhhhhh ...... ", teriakan Eun Ho mengejutkan semua orang yang ada disana, terutama Yong Chan. Eun Ho berdiri sempoyongan dan ketika hampir ambruk ke tanah, Yong Chan dengan sigap menyanggah tubuhnya.
"Eun Ho!!!!! Eun Hoooo ..!!!!!"
Eun Ho membuka separuh matanya dan memandang sekilas kearah Yong Chan sebelum matanya tertutup secara perlahan. Dia tidak sadarkan diri dengan darah yang masih mengalir keluar dari lengan kirinya.
Yong Chan menatap Dam Ah dengan garang. Gerahamnya bergemeratuk hebat.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Maafkan saya, tapi tangan saya tidak bisa dikendalikan ...", kata Dam Ah perlahan.
Tapi .. walaupun mulutnya meminta maaf, senyum sinis tampak terpancar dari wajah Dam Ah. Yong Chan agak terkejut melihatnya. Benar .. dia teringat sekarang .. Dam Ah pernah mengatakan bahwa dia akan membalas dendam. Dia sudah bertindak sekarang.
"Panggilkan dokter ... cepat ...", teriak Yong Chan panik.
Dia sudah tidak perduli lagi dengan pandangan sinis Dam Ah. Yang dia pikirkan sekarang adalah keselamatan Eun Ho.
"Cepattttttt!!! ... Eun Ho ya ... sadarlah ... saya mohon .. Eun Hooo ya ....."
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Eight
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Eight
Eun Ho membuka matanya perlahan. Dia mencium bau yang menyengat. Rumah Sakit. Pasti aku ada disini. Pikirnya. Eun Ho mengerjap – ngerjapkan matanya. Dia belum terbiasa dengan cahaya di kamar itu. Setelah matanya cukup terbiasa, matanya menerawang ke seluruh ruangan. Benar ini rumah sakit. Tapi mengapa aku berada disini?
Eun Ho mencoba mengingat apa yang terjadi, ah.. pedang. Pedang itu menusuk lengan kiriku. Pikirnya. Pandangan Eun Ho terhenti pada sosok pria yang tengah tidur telungkup di sampingnya. Dan memegang tangannya.
“Yong Chan?” Kata Eun Ho pelan
Yong Chan yang mendengar suara orang memanggilnya langsung tersentak bangun. Ia langsung mengusap – ngusap wajah dan bibirnya. *takut ngiler bo* lalu ia melihat Eun Ho disana, telah membuka matanya.
“Aaahh Eun Ho.. kau sudah sadar? Syukurlah… Apa masih terasa sakit? Aku panggilkan dokter ya?” Kata Yong Chan antusias.
“Tidak usah, aku baik – baik saja” Eun Ho memandang lengan kirinya yang kini telah dibalut perban.
“Ah, bagaimana syutingnya?” Tanya Eun Ho tiba – tiba.
“Kau tidak usah memikirkan itu, yang penting kau baik – baik saja sekarang. Si Dam Ah itu, aku akan membuat perhitungan dengannya!”
“Sudahlah, dia tidak sengaja”
“Tapi dia membuat lenganmu terluka!” Yong Chan berkata dengan marahnya
“Aku baik – baik saja Yong Chan. Tenanglah..”
Yong Chan menahan marahnya. Lalu dia menghela napas panjang.
Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Terlihat Choi Yoon dan Choi Young datang dengan wajah yang cemas. Melihat paman dan bibinya datang Eun Ho langsung berusaha bangun dari tidurnya.
“Ahhh..” Teriak Eun Ho. Rupanya lengan kirinya belum bisa menopang dengan baik.
“Jangan dipaksakan Eun Ho-ya…” Kata Yong Chan sambil membantu memapah Eun Ho untuk bangun.
“Iya,, lebih baik kau berbaring saja Eun Ho” Kata Choi Yoon.
“Aigoo, mengapa bisa begini? Mana orang yang membuatmu begini? Akan ku patahkan lehernya!” Choi Young berkata gemas, membuat Eun Ho tertawa.
“Bibi..bibi.. aku tidak apa – apa kok. Lagipula dia tidak sengaja. Sungguh” Kata Eun Ho sambil tertawa..
“Aduh anak ini, masih bisa tertawa..” Choi Young mengerucutkan bibirnya.
Lalu pintu kamar terbuka lagi, kali ini yang masuk adalah Manajernya Yong Chan, dan Mr. Bae.
“Bagaimana keadaaanmu Eun Ho-ssi?” Tanya Mr. Bae ramah.
“Aku,,err.. baik – baik saja. Mr. Bae, maaf… syutingnya berantakan gara – gara aku” Eun Ho menjadi merasa bersalah.
“Ha-ha-ha.. tidak, kau tidak usah memikirkan itu. Yang penting sekarang kau harus banyak istirahat, agar kita bisa menjalani syuting lagi” kata Mr. Bae
Eun Ho tersenyum dan mengangguk ke arah Mr. Bae. Dia sangat bersyukur saat itu, karena ia dikelilingi oleh orang – orang yang peduli padanya.
“Ah, rupanya Choi Young-ssi ada disini, kebetulan aku ingin memberitahumu. Syuting CF Jolly House akan dimulai besok lusa” Kata Manajar Yong Chan
“Apa?! Kau tidak lihat, Eun Ho sedang terluka!” Teriak Yong Chan marah.
“Tapi ini bukan berarti kau mengabaikan pekerjaanmu Yong Chan..” Kata Manajernya lagi
“Tapi aku…..” Perkataan Yong Chan terputus oleh Eun Ho
“Sudahlah Yong Chan, aku tidak apa – apa. Kau harus mengutamakan pekerjaanmu” Kata Eun Ho.
Yong Chan yang mendengar perkataan itu langsung terdiam. Sementara Choi Young hanya bisa memandang Yong Chan dan Eun Ho seolah – olah bisa melihat rasa ketertarikan Yong Chan dan Eun Ho yang sangat kuat.
Tidak lama kemudian Pintu kamar dibuka lagi. Terlihat Dam Ah yang dipaksa masuk oleh manajernya. Sepertinya ia memberontak, dan tidak ingin bertemu Eun Ho. Namun manajernya memaksanya untuk masuk. Akhirnya dia masuk dengan wajah yang cemberut.
“Cepat minta maaf!” Kata manajer Seo tegas.
Dam Ah merasa salah tingkah saat itu, apalagi ketika ia melihat Yong Chan memandang dirinya dengan tatapan tajam dan marah.
“A..aku minta maaf…” Kata Dam Ah tanpa menatap pada Eun Ho.
Semua orang yang ada di ruangan itu menatap Dam Ah tajam. Melihat pemandangan yang tidak mengenakkan, Eun Ho buru – buru menanggapi Dam Ah.
“Ah, tidak apa – apa. Aku tahu kau tidak sengaja..” Ujar Eun Ho dengan senyum yang dipaksakan.
Lalu pintu kamar terbuka lagi. Semua menoleh ke arah pintu, untuk melihat siapa lagi yang datang. Sepertinya Eun Ho mendadak terkenal gara – gara kejadian ini *hehehe*
“Maaf, maksimal pengunjung di dalam ruangan adalah 2 orang. Mohon bergantian, sisanya bisa menunggu diluar…” Kata orang yang baru masuk itu yang ternyata seorang suster. Semua orang meminta maaf, lalu akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan Eun Ho dan Yong Chan berdua saja.
*****
Keesokan harinya Yong Na baru saja selesai kerja praktek. Hari ini dia memang sengaja pulang lebih awal karena ia ingin menjenguk Eun Ho bersama Choi Yoon. Dia membuka ponselnya yang berbunyi. Ada satu pesan dari Choi Yoon.
Kita langsung bertemu di rumah sakit. Aku masih ada urusan,
Jadi tidak bisa menjemputmu.
Yong Na membalas pesan Choi Yoon dengan cepat. Lalu dia mencari taksi untuk menuju rumah sakit. 20 menit kemudian, Yong Na sudah sampai di Rumah Sakit. Dia membayar taksi dan segera masuk ke lobi.
Yong Na mencari – cari ponsel di dalam tasnya sambil berjalan. Ia ingin memberitahu Choi Yoon bahwa ia sudah sampai. Karena tidak melihat kedepan, akhirnya dia menabrak seorang pria yang sepertinya sama – sama sedang buru – buru.
“Ah Josungheyo…” kata Yong Na sambil membungkukkan kepalanya rendah.
“Ah? Dokter Goo?” Kata Pria itu. Yong na mengangkat kepalanya. Disana ia melihat pria yang beberapa hari lalu berobat di kliniknya yang sangat diingat Yong Na. Pasien pertamanya.
“Ah.. Dong Wo-ssi??”
Pria yang bernama Dong Wo itu mengangguk sambil tersenyum.
“Wah, sepertinya kita bertemu selalu di rumah sakit ya?” ujar Yong Na sambil terkekeh. “ Apa kau sakit lagi?” tanya Yong Na
“Ah Tidak, aku hanya menjenguk teman…”
“Geudae? Bagaimana keadaanmu? Sudah baikkan?”
“Tentu saja, ini berkat obat darimu dokter…” Dong Wo tersenyum manis
Yong Na sesaat terpesona oleh senyuman Dong Wo, namun tepukan tangan seseorang di bahunya langsung menyadarkannya.
“Maaf membuatmu menunggu Yong Na… Ah, siapa dia?” Ternyata yang menepuk pundak Yong Na adalah Choi Yoon yang baru saja datang.
“Di…dia? Ehm.. Pasienku…” Ujar Yong Na yang langsung salah tingkah.
“Annyong Haseyo, So Dong Wo imnida..” Kata Dong Wo ramah mengangkat tangannya untuk menjabat tangan Choi Yoon.
“Hoo.. Aku Choi Yoon… pacar Yong Na..” Kata Choi Yoon dengan nada yang kurang mengenakkan, terlebih lagi dia menekankan nadanya pada kata pa-car.
Melihat Choi Yoon yang kurang ramah, Yong Na buru – buru pamit pada Dong Wo.
“Ah, Dong Wo.. Aku harus pergi. Aku harus menjenguk seseorang.. “
“Oh, Baiklah dr. Goo sampai jumpa lagi…” Kata Dong Wo. Lagi – lagi senyumnya membuat Yong Na sedikit terpesona.
“Ah ya, sampai jumpa lagi…” Kata Yong Na. Lalu dia menarik tangan Choi Yoon dan segera pergi dari situ.
“Mengapa kau harus bertemu dengannya lagi?” Tanya Choi Yoon sedikit marah.
“Memangnya kenapa?” Yong Na balik bertanya.
“Tidak apa – apa…” Jawab Choi Yoon pendek. Di mencoba menutupi rasa cemburunya karena melihat Yong Na dengan pria itu. Lalu dia melangkahkan kakinya dengan cepat, meninggalkan Yong Na di belakangnya.
Yong Na menatap Choi Yoon dengan bingung. Kenapa dia? Tanya Yong Na dalam hati.. lalu dia buru – buru menyusul Choi Yoon.
*****
Sementara itu Yong Chan dan Choi Young sedang memulai syuting iklan Jolly House. Di dalam scenario diceritakan, Choi Young adalah wanita biasa yang menyukai Yong Chan, namun Yong Chan tidak menghiraukan karena Choi Young sama sekali tidak menarik. Lalu dia bertemu sebuah peri, dan meminta satu permohonan. Dia ingin tampil cantik. Lalu si peri memberikannya kosmetik Jolly House. Setelah memakai kosmetik tersebut Choi Young jadi berbeda. Dia berubah menjadi sangat cantik. Sampai sampai Yong Chan terpesona dibuatnya.
Setelah seharian syuting, akhirnya sampai juga mereka di scene terakhir. Dimana Yong Chan terpesona oleh kecantikan Choi Young. Choi Young saat itu sudah berdandan sangat cantik. Ia memakai gaun pink panjang dengan terbuka di bagian punggung. Menampilkan punggung Choi Young yang indah.
“Ok, last scene! Choi Young, siap – siap di posisimu. Yong Chan! Jangan lupa ekspresi… Ok, Camera… Rolling.. and.. Action!” Teriak sutradara.
Choi Young berjalan perlahan menuruni tangga. Gaunnya yang panjang terurai di belakangnya. Dia sangat anggun saat itu. Yong Chan yang berada di bawah, harusnya terpana melihat Choi Young. Namun bukan terpana, Yong Chan tidak memperlihatkan ekspresi apapun saat itu. Matanya hanya melihat Choi Young dengan pandangan kosong.
“CUT!!” Teriak Sutradara. “Ada apa denganmu Yong Chan? Dari tadi setiap pengambilan scene kau selalu melakukan kesalahan!” Katanya kesal.
Yong Chan tidak berkata apa – apa. Dia malah menatap Sutradara dengan pandangan dingin.
“Cepat ulangi lagi! Ayo semuanya kembali ke posisi..... Ya! Action!”
Mereka mengulangi scene yang tadi. Namun lagi – lagi setelah Choi Young melakukannya dengan sangat baik, Yong Chan masih belum bisa mengeluarkan ekspresinya.
“CUT!!!!” Teriak sutradara. Kali ini dia benar – benar marah. Dia membanting buku scenario yang dipegangnya lalu menghampiri Yong Chan. Suasana langsung berubah hening. Pandangan semua orang tertuju pada Sutradara dan Yong Chan.
“Kalau kau masih belum bisa melakukan ini, lebih baik aku mencari orang lain! Masih banyak actor yang lebih baik darimu!” Ujar Sutradara dengan marahnya. “Istirahat 15 menit!”
Semua kru langsung bubar untuk istirahat. Meninggalkan Choi Young dan Yong Chan berdua di tempat itu.
“Yong Chan-a.. Aku tahu kau masih memikirkan keponakanku Eun Ho. Tapi bisakah kau berkonsentrasi dengan pekerjaanmu?” Kata Choi Young perlahan. Dia takut membuat Yong Chan tambah marah.
“Aku.. Aku tidak bisa.. Aku mengkhawatirkan Eun Ho..” Kata Yong Chan. Lalu dia terduduk di bangku dengan wajah yang sedih.
“Lakukan ini demi Eun Ho Yong Chan-a.. Kalau dia tahu kau seperti ini, dia pasti akan menjadi sedih. Kau tidak ingin melihatnya bersedih bukan?”
Kata – kata Choi Young menyadarkan Yong Chan. Akhirnya dia mengangguk dan mencoba mengumpulkan semangatnya kembali. Demi Eun Ho.
*****
Tiga hari kemudian, Eun Ho sudah masuk kerja lagi. Padahal ia baru saja pulang sehari sebelumnya. Paman dan bibinya menyuruh Eun Ho untuk istirahat lebih lama lagi. Tapi Eun Ho menolak. Akhirnya Choi Yoon dan Choi Young mengalah.
Eun Ho datang dengan wajah yang gembira. Sepertinya ia sangat senang telah keluar dari rumah sakit. Lengan kirinya sudah tidak diperban, namun masih belum pulih sepenuhnya. Untungnya saat itu, dia tidak ada jadwal syuting. Jadinya dia hanya menonton Yong Chan yang sedang mengambil adegan bertarung.
Eun Ho masih memandangi Yong Chan yang bertarung dengan pedangnya. Dia kelihatan sangat mahir sekali. Tentu saja, ia sudah melewati banyak latihan sebelumnya. Ketika Eun Ho sedang asyik memandang, dia dikagetkan oleh seseorang yang tiba – tiba duduk disampingnya.
“Jae Won-ssi?” Kata Eun Ho kaget.
Jae Won tersenyum melihat Eun Ho. “Aku dengar kau kecelakaan waktu syuting. Gwaenchanayo?”
Eun Ho mengangguk. “O.. Gwanchana… Aku sudah sehat sekarang” Eun Ho coba mengibas – ngibaskan tangannya. Tapi dia meringis kesakitan. “aaah…”
“Hati – hati.. Tuh kan.. kau masih belum sembuh benar…” kata Jae Won sambil menyentuh lengan Eun Ho yang sakit.
Yong Chan yang tidak sengaja melihat pemandangan itu, langsung hilang konsentrasinya. Ia lengah dan Oleh karena itu dia tidak sengaja terkena pukulan lawan.
“Ah!” Kata Yong Chan. Untungnya dia tidak apa – apa. Dia melanjutkan pertarungannya. Kemudian terdengar suara Mr. Bae bahwa syuting untuk scene itu sudah selesai.
“Bagus sekali! Kita lanjut ke scene 17. Tapi kita istirahat makan siang dulu..” Katanya
Yong Chan langsung melepaskan atributnya ke tanah dan buru – buru menghampiri Eun Ho. Lalu dia menarik tangan Eun Ho dengan paksa.
“Yong Chan-a…. “ Kata Jae Won heran begitu melihat Yong Chan membawa Eun Ho pergi dari situ.
“Aaaahhh… Yong Chan! Apa – apaan ini! Sakit!” Teriak Eun Ho. Namun Yong Chan tidak sedikitpun melonggarkan pegangannya. Dia malah mencengkram tangan Eun Ho semakin kuat.
“Yong Chan! Lepaskan!” Eun Ho masih memberontak. Beberapa kru yang melihat itu hanya bisa memandang mereka dengan heran.
Yong Chan dan Eun Ho telah sampai di pinggir danau. Suasana di sekitar situ cukup sepi. Sehingga membuat Eun Ho dan Yong Chan leluasa bicara.
“Ada apa sih denganmu??!” Kata Eun Ho marah.
“Kenapa kau masih dekat – dekat dengannya?” Tanya Yong Chan geram.
“Dengannya? Siapa maksudmu?”
Yong Chan tidak menjawab, dia malah memalingkan wajahnya ke arah danau.
“Aahhh, Jae Won maksudmu? Memangnya kenapa?”
“Aku kan sudah bilang, aku yang akan mengajarimu acting. Jadi kau tidak ada urusan lagi dengannya!”
“Apa? Memangnya kau siapa hah berhak melarang – larang aku bertemu siapa orang yang ingin aku temui??”
“Aku…”
“Pacarmu? Apa aku pernah mengatakan aku setuju pacaran denganmu? Aku tidak pernah mengatakan itu kan Yong Chan?”
Yong Chan langsung terdiam. Perkataan Eun Ho menusuk hatinya. Tapi sekeras apapun dia ingin menyangkalnya, perkataan Eun Ho benar. Yong Chan dan Eun Ho memang belum ada ikatan apapun.
Eun Ho lalu meninggalkan Yong Chan dengan kesal. Ia benar – benar tidak tahan dengan sikap Yong Chan yang semena – mena terhadapnya. Sementara itu, sepeninggal Eun Ho Yong Chan merenung sendiri memandang danau. Dia mengambil sebuah kerikil dan melemparkannya ke danau dengan sekuat tenaga.
Lalu handphone Yong Chan berbunyi. terlihat nama omoni di layar.
“Oh, omma bussun irisseo?..... Muo? Yong Sae sakit? Baiklah aku akan segera kerumah sakit…”
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Nine
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Nine
Yong Chan dengan cepat pergi meninggalkan danau ,dengan muka panik ia segera menghampiri Mr.Bae yang sedang duduk sendirian ..
“Goo Yong Chan…apakah ada yang salah?”sahut Mr.Bae melihat Yong Chan yang menghampirinya dengan tampang panik..
“Mr.Bae tolong ijinkan saya pulang sekarang,,”
“Mworagu..?Ta..tapi,”
“Mr.Bae ,adik saya masuk rumah sakit ,maka itu tolong ijinkan saya pulang sekarang..,”kata Yong Chan dengan cepat memotong pembicaraan Mr.Bae yang belum selesai..
Eun Ho melihat percakapan Yong Chan dan Mr.Bae dari kejauhan ,mukanya tampak bingung ,bertanya-tanya apa yang terjadi ,ia tak bisa mendengar percakapan itu dengan jelas..
Ketika Mr.Bae menggangukkan kepalanya tanda setuju ,Yong Chan pergi meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa ,ia meraih jaketnya dan menghampiri Porschenya yang terletak di di bawah pohon ,Eun Ho langsung berlari mengejar Yong Chan . Eun Ho sendiripun tak bisa menyangkal kalau dirinya juga panic melihat tampang Yong Chan seperti sekarang ini .Untung saja Yong Chan masih belum menyalakan mesin mobilnya ,ia membuka pintu mobil melihat Eun Ho yang berdiri tepat disamping mobilnya..
“Tunggu..,”kata Eun Ho dengan nafas tersengal-sengal sambil memegangi perutnya yang baru saja dijahit..
“Kenapa?”kini nada suara Yong Chan kembali dingin ,pikirannya masih tergiang dengan kejadiaan di danau tadi..
“Gwencana?”
“Apakah kau masih peduli ?”Yong Chan berkata dengan ketus ,membuang mukanya dari tatapan Eun Ho..
Eun Ho pun tak berkata apa-apa ,ia hanya dapat menatap muka Yong Chan ,wajah Eun Ho diliputi oleh kepanikan ,ia merasa seluruh panas menghampiri wajahnya ,seluruh muka Eun Ho merona merah ,,alisnya mengeriyit tanda panic..
Tiba-tiba saja ,Yong Chan mengarahkan pandangannya ke arah Eun Ho ,lalu Yong Chan dengan cepat menarik tangan Eun Ho membawanya ke dalam mobil ,Yong Chan dengan segera menyetir Porschenya meninggalkan tempat itu..
**
Porsche Yong Chan berhenti tepat di depan klinik noonanya ,Yong Chan keluar dari Porschenya dengan menggandeng tangan Eun Ho ,sementara Eun Ho menatap ke sekelilingnya ,seolah menampar dirinya sendiri ,kenapa ia harus berurusan dengan rumah sakit lagi ,Eun Ho benar-benar berharap tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di tempat yang bernama rumah sakit..atau apapun yang berhubungan dengan rumah sakit..
Beberapa menit kemudian ,ia dan Yong Chan sampai di suatu kamar ,Yong Chan meraih gagang pintu kamar itu dan membukanya sementara tangannya yang lain masih menggengam tangan Eun Ho dengan erat..
Ketika pintu membuka,seluruh pasang mata di dalam kamar itu menatap Yong Chan yang sedang menggandeng Eun Ho..
Seluruh keluarga Goo ada di dalam kamar itu ,Mr dan Mrs Goo duduk di sofa pada sisi ruangan ,sementara Yong Na duduk di samping Yong Sae yang sedang tidur ,tubuhnya terbaring lemas..
“Yong Sae-a wegude?”tanya Yong Chan kepada Yong Na yang memandangi Yong Sae..
“Oh ..gwencana ,sekarang ia sudah tidak apa..kurasa ia terlalu memaksa dirinya..,”jawab Yong Na pelan..
“Memaksa?”
“Uh-hu..kau tak liat ,beberapa hari ini ,pola makannya kacau ,sehari hanya makan satu kali ,ia selalu pulang malam dari sekolahnya ,pulang-pulang langsung masuk ke dalam kamar ,belajar sampai larut malam..”
“Apa yang ia lakukan di sekolahnya?”
“Entah apa yang dilakukannya ,tidak ada yang tahu....”jawab Mrs Goo tiba-tiba..
“Mworagu?bagaimana bisa?” tanya Yong Chan panic..
“Uh..”rintih Yong Sae..,Yong Sae membuka kedua matanya denga perlahan..,tangan kanannya meraba kepalanya yang pusing..
“Yong Sae-a,”Yong Na mengelus rambut Yong Sae dengan lembut..
“Onni..oppa…itu siapa?”mata Yong Sae langsung tertuju pada Eun Ho yang berdiri di samping Yong Chan..
“Dia..dia..dia pacarku..,”jawab Yong Chan dengan cepat..
Pengakuan Yong Chan itu membuat semua orang lagi-lagi menatap Eun Ho yang dari tadi hanya tertunduk diam..,sedangkan Eun Ho hanya bisa berdiri terpaku di tempatnya ,seluruh pipinya merona merah ,Yong Sae tersenyum lemas menatap Eun Ho kemudian menatap oppanya..
“Bagus oppa ,”kata Yong Sae dengan nada yang ceria..
“Yya Goo Yong Sae …apakah pantas berbicara seperti itu disaat sedang begini..,”tegur Yong Chan ..
“Hey kalian…sudahlah..Yong Sae sebenarnya apa yang kau lakukan di sekolah?”Mr Goo memotong perseteruan kedua anaknya itu..
“Latihan appa..latihan drama musical ,”jawab Yong Sae pelan sambil menebarkan senyumanannya..
“Dasar kau…masih bisa tersenyum disaat seperti ini hoh?”seru Yong Na kepada adiknya itu..
“Hehehe..oppa..kenalkan dia padaku..,”lagi-lagi Yong Sae menatap Eun Ho dengan penasaran..
“Eun Ho-yya ..sini..,”kata Yong Chan menarik tangan Eun Ho mendekat kepada Yong Sae..
“Sudah ..kalian berdua ..kenalan sendiri..,”tambah Yong Chan acuh tak acuh..
“Onni…anyeong..,”Yong Sae melambaikan tangannya pada Eun Ho..
“Eh..iye..anyeong haseo..,”balas Eun Ho ,terdengar keraguaan pada suaranya..
“Onni…tak perlu malu..,sebentar lagi kau juga akan menjadi keluarga Goo kan hihihi,”kata Yong Sae menggoda Eun Ho sambil terkekeh…,Yong Chan pun membuang mukanya ,tersenyum secara diam-diam..
“Yya Goo Yong Sae…yang sopan..!”tegur Mrs Goo..
“Oh..omma..araso..araso.. ,oh ya oppa…besok datang ya ke pementasan dramaku..”
“M..Mwo?besok?tapi kau masih seperti ini..?”tepis Yong Chan panic..
“Gwencana..gwencana..!!Oppa ajak Eun Ho onni ,Yong Na onni juga ajak Choi Yoon oppa..Besok omma dan appa ada urusan ,jadi tak bisa datang ,maka itu oppa dan onni harus datang ..”
“Yong Sae kalau kau masih sakit ,jangan terlalu paksakan..Besok appa dan omma memang ada urusan di luar kota ,kau dan kakakmu harus baik-baik di rumah..araso..,”kata Mr.Goo..
“Oh..araso..araso..,”jawab Yong Sae..
Ketika waktu sudah menjelang sore ,Yong Chan pamit dan mengajak Eun Ho untuk pulang..Sepanjang perjalanan mereka hanya terduduk dalam diam ,sampai Yong Chan memulai pembicaraan mereka
“Eun Ho-ya..besok kau bisa kan?”tanya Yong Chan tiba-tiba..
“Oh?”
“Besok..menghadiri pementasan Yong Sae..besok aku akan menjemputmu ,pukul 8 pagi..”
“Hmm..apakah ia adikmu..?”
“Iya..sudah jelas-jelas kan..kenapa masih menanyakannya?”
“Tidak..hanya memastikan ,umurmu terpaut jauh sekali yah dengannya..awalnya kukira ia keponakanmu atau saudaramu….kukira juga kau hanya berdua dengan kakakmu ,ternyata kau mempunyai adik..,”kata Eun Ho masih tak percaya..
“Iya..memang..umur kami terpaut jauh..bisa dibilang juga ,Yong Sae itu “kejadian” tak sengaja ketika 14 tahun lalu kami sekeluarga berlibur musim panas..,”jelas Yong Chan tersenyum mengingat adiknya itu..
“Ia kelihatan bersemangat..,”kata Eun Ho terkekeh..
“Ya..begitulah..jadi besok ,kau memutuskan untuk datang kan..?” tanya Yong Chan sekali lagi ketika mereka sudah sampai di depan rumah Eun Ho..
“Ya..,”jawab Eun Ho singkat .
Eun Ho keluar dari mobil Yong Chan ,membuka pintu pagar rumahnya ,sementara Yong Chan masih menunggunya sampai benar-benar masuk ,sebelum Eun Ho menambahkan beberapa kata pada Yong Chan..
“Aku memang datang…tapi ini demi adikmu ,bukan demimu…araso,” jelas Eun Ho mewanti-wanti Yong Chan dengan ketus....
Yong Chan hanya mengedipkan matanya dari dalam mobil ,tak perlu menjawab apa-apa ,hatinya sudah berbunga-bunga kala Eun Ho memutuskan untuk ikut..
**
Malam itu masih di klinik milik Yong Na ,sekarang di kamar itu ,hanya ada Yong Sae yang sedang tidur dan Yong Na yang duduk terdiam ,tangannya menggengam ponsel ,Yong Na hendak menghubungi kekasihnya itu setelah seharian tak bertemu..
“Oh..Yong Na..sayang ,bagaimana kabarmu?”sapa Choi Yoon..
“Gwencana..apakah hari ini kau begitu sibuk?” tanya Yong Na dengan nada protes karena seharian ini kekasihnya sama sekali tidak menelepon..
“Yah..miyane…hari ini ,Mr.Park memulai syuting barunya ,jadi aku memang agak sibuk pada hari pertama ini..miyane..,”jelas Choi Yoon sambil menghembuskan nafasnya..
“Hmm..araso…tak apa ,yang penting ,kau tidak lupa makan,…oh ya..apakah besok masih sibuk?”
“Kelihatannya begitu sayangku…Wegude?”
“Jadi apakah besok kau bisa menemaniku menghadiri pementasan drama Yong Sae ,jam 8 pagi ,bisakah?”
“Apakah semendadak itu.. Kurasa aku tidak bisa..miyane..Tampaknya besok aku masih sibuk,,”jawab Choi Yoon..
“Hmm ..begitukah?Ya..sudah..kurasa aku akan menghadirinya sendiri..,”kata Yong Na sedikit kesal dengan kesibukan kekasihnya itu..
“Miyane..oh Yong Na ,Mr.Park memanggilku..,”kata Choi Yoon ,kini nadanya menjadi terburu-buru…
“Sampai selarut ini pun kau belum selesai kerja..Ya ampun..!!”
“Iya,,,sudah dulu yah..”
“Baiklah..araso…saranghae Choi Yoon-a..”
“Oo…saranghae..anyeong..”
Tut.. tut..tut..
Yong Na menaruh ponselnya ke dalam saku jaketnya ..,ia perlahan berdiri dan keluar dari kamar itu meninggalkan Yong Sae yang sedang tertidur, menuju ruang kerjanya..
**
Disaat yang sama ,Dong Wo berdiri di depan meja resepsionis ..
“Permisi..apakah Dokter Yong Na masih berpraktek sekarang ini?” tanya Dong Wo pada resepsionis itu dengan sopan..
“Masih…dari tadi siang ,ia mengurusi adiknya yang sedang sakit…,sampai sekarangpun ia masih menunggui adiknya…,”jawab resepsionis itu..
“Ho?begitukah?jadi kalau aku ingin menemuinya sekarang ,kemanakah aku harus pergi?”
“Ke kamar tempat adiknya di rawat…Anda tinggal naik ke lantai dua ,lalu belok kanan ,pada ujung lorong ,anda akan menemukan kamar itu ,di paling ujung ,tepat sebelah lab.farmasi..”jelas resepsionis.
“Hmm…terima kasih banyak kalau begitu..,”kata Dong Wo tersenyum..
Dong Wo melangkahkan kakinya menuju ke lantai dua ,ia berjalan dengan santai sambil merapikan kemejanya ,menghampiri kamar yang dijelaskan resepsionis itu tadi..Dong Wo berdiri tepat di depan pintu kamar dimana Yong Sae dirawat ,lalu mengetuk pintu itu dengan pelan..namun tak ada jawaban…, maka dengan terpaksa ,Dong Wo meraih gagang pintu kamar itu dan membukanya..
Krekk..
Dong Wo mengintip kedalam kamar ,namun tidak menemukan siapapun kecuali Yong Sae yang sedang tertidur..
“Uhh…siapa itu?”kata Yong Sae yang tiba-tiba terbangun dan mendapati Dong Wo yang sedang mengintipinya..
“Eh.,”kata Dong Wo menjadi salah tingkah..
“AH.,.SIAPA KAU?”teriak Yong Sae panik..
“Hey..hey ..tenang..Aku mencari Dr.Yong Na…Apakah kau adiknya?”jelas Dong Wo sambil tersenyum..
“Oh..ya ,aku Yong Sae adiknya Yong Na.. ,onni memang tadi disini ,tetapi aku tak tahu sekarang ia berada dimana..araso…,”jawab Yong Sae sedikit ketus..
“Oke..oke…apakah kau benar-benar tak tahu ia dimana ,aku ada sedikit urusan dengannya..,”tanya Dong Wo mengeriyitkan alisnya..
“Hmm..aku benar-benar tidak tahu…Apakah kau tidak sebaiknya menunggu disini saja ..,asal kau jangan macam-macam..,”saran Yong Sae..
“Makasih..aku masuk ya..”
“Oo..kau duduk di sofa sana saja..,”kata Yong Sae menunjuk pada sofa di sisi ruangan..
Dong Wo duduk pada sofa itu ,ia memulai percakapannya dengan Yong Sae…,well ,Dong Wo cukup bersahabat baginya setelah beberapa waktu mereka bercakap-cakap..
“Wow..jauh sekali umurmu dengan Yong Na,”kata Dong Wo sedikit terpana..
“Ya...Begitulah...Tapi terkadang, Yong Na onni masih seperti kanak-kanak kau tahu,”jelas Yong Sae sambil terkekeh...
“Oh ya..?Kukira ia dokter yang sangat baik dan dewasa juga pintar..,”aku Dong Wo memuji Yong Na...
“Yah memang, .Yong Na onni juga Yong Chan oppa, aku kelak juga ingin menjadi sukses seperti mereka...”Tekad Yong Sae bersemangat...
“Memang kau bercita-cita jadi apa?”
“Hmm...Kupikir aku ingin menjadi...Hmm...Artis yah seperti oppaku..,”senyum Yong Sae...
“Kalau begitu kau harus mengembangkan bakatmu itu mulai dari sekarang...Aku juga tertarik pada bidang acting...Dan acting bukan hanya sekedar acting, tetapi kau harus menjiwainya..,”kata Dong Wo yang mendadak jadi serius...
“Yah memangnya kau tahu apa tentang acting, kurasa jika melihat dari tampangmu, kau tidak memiliki jiwa akting.., oh ya...Besok aku juga ada pementasan, jadi aku harus segera tidur..,”jawab Yong Sae santai...
“Begitukah...pementasan apa?”Tanya Dong Wo penasaran...
“Pementasan.., drama musical .., apakah kau mau mencoba datang?”
“Kau mengundangku?”Dong Wo menaikkan alisnya...
“Yah.., bagaimana...Besok jam 8 pagi di sekolahku...”
“Kurasa aku bisa datang, aku penasaran dengan acting adik kecilnya Yong Na ini,”goda Dong Wo sambil tertawa...
“Kalau begitu datanglah besok...sekolahku.., Sacred Heart High School...”
“Wah…sekolah Inggris itu...”
“Ya...Jangan lupa okey...”
“Iya adik kecil...”
“Hey ...Aku bukan..,”pembicaraan Yong Sae terpotong ketika suara pintu terdengar membuka, itu Yong Na...
“Dong Wo?”Kata Yong Na terkaget-kaget melihat Dong Wo yang berbincang akrab dengan adik kecilnya
“Hey Dokter manis, aku ingin menanyakan soal dosis obat yang kauberikan kemarin, bisakah sekarang?” tanya Dong Wo...
“Ya...Tentu…, tapi tak disini...Biarkan adikku istirahat..,”jawab Yong Na yang masih terkaget-kaget mendapati Dong Wo dikamar adiknya...
“Okeh...Bye-bye adik kecil..,”Dong Wo melambaikan tangannya berpamitan dengan Yong Sae...
“Hey..Aku bukan adik kecil lagi...Araso..,”kata Yong Sae ketus...
“Yong Sae…kau tidur...Kalau besok ingin pentas..,”tegur Yong Na seraya menutup pintu kamar ketika Dong Wo keluar...
“Araso..,”Yong Sae menutupi mukanya dengan selimut dan bergegas tidur...
**
Keesokan harinya ,detik-detik sebelum pementasan dimulai ,pada barisan depan aula sekolah itu ,terlihat Yong Chan yang duduk bersebelahan dengan E un Ho ,tepat di sebelahnya lagi terdapat Yong Na ,tampangnya sedikit sebal karena bangku di sebelahnya yang seharusnya diisi Choi Yoon kekasihnya itu ,malah kosong tak berpenghuni..
Tirai merah raksasa masih menutupi panggung ,pertunjukkannya sebentar lagi akan dimulai ,menit demi menit para orang tua juga murid meramaikan aula sekolah itu..,khusus keluarga para pemain ,diperbolehkan duduk di barisan paling depan ,ibu-ibu yang duduk pada barisan itu ,dari tadi terpana melihat seorang actor terkenal ,Goo Yong Chan ,menggagumi ketampanannya ,juga disaat yang sama iri dengan kecantikan Yong Na ,keduanya tidak memperdulikan tatapan para ibu-ibu itu ,hanya Eun Ho yang terus mengeriyitkan alisnya ,ternyata ibu-ibu itu juga menyadari keberadaannya sebagai artis baru film The Sword ,yang menjadi perbincangan hangat beberapa minggu ini..
“Omo.. ,buat apa Yong Chan kesini ,apakah ia melihat keponakannya atau siapa?Dan itu memang ada urusan apa Eun Ho-ssi kesini , ia kan artis pendatang baru yang menjadi perbincangan ramai infotainment minggu ini ”bisik seorang ibu kepada ibu yang lainnya..
“Yya..bukan begitu ,kata anakku ,teman kelasnya ,bernama Yong Sae ,merupakan adik dari Yong Chan dan perempuan cantik itu ,kalau tidak salah ia seorang dokter ,namanya Yong Na ,aku pernah sekali melewati klinik mewahnya itu ,kalau si Eun Ho-ssi sudah terang-terang mereka pasti berpacaran ,namun kudengar si manajer Yong Chan menepisnya ,aigooo…Mengapa bisa begini ,menurutku mereka sangat serasi..,”jelas ibu yang lain ..
Dari tadi Yong Chan hanya memandangi Eun Ho ,kedua mata sendu Eun Ho sudah setengah menutup ,Eun Ho memaksa dirinya untuk terus duduk tegap dan membuka matanya lebar-lebar..
“Yya…Eun Ho-a, apakah ada yang salah?” Tanya Yong Chan...
“Ti...Tidak.., aku hanya sedikit lelah dan ngantuk,”jawab Eun Ho lemas...
“Memangnya apa yang kau lakukan semalaman ho?”
“Aku.., marathon cuci baju..,”jawab Eun Ho terkekeh lemas...
“Mwo? Mengapa tidak memakai mesin cuci saja..?”
“Tak perlu, mesin cuci itu hanya menghabisi uang dan listrik.., araso..,”tambah Eun Ho lagi...
“Ta...Tapi jahitan di perutmu kemarin, kau tidak boleh bekerja terlalu keras tahu,” kata Yong Chan dengan khawatir...
“Yya.., hidup ini keras, kau harus belajar mandiri, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kulakukan hari ini, untungnya kita sedang tidak syuting ..,” Eun Ho berkata pelan...
“Mwo? Apa lagi sekarang..?”
“Biar kupikir-pikir.., hari ini aku belum sempat mengepel, menyapu, juga membersihkan debu-debu di lemari, belum lagi mengangkat baju jemuran juga menggosoknya, apa lagi ya..,”Eun Ho memasang tampang berpikir sambil menguap lebar...
“Ah.., ya sudah nanti kita pulang lebih awal, biar Yong Sae diantar oleh noona, aku yang akan melakukan pekerjaan rumahmu, kau istirahat saja..,”kata Yong Chan...
“Goo Yong Chan,”Eun Ho mendelik kaget...
“Oo...Yong Sae bersamaku saja,”tambah Yong Na yang mendengar percakapan mereka..
Dari kejauhan terlihat Dong Wo yang sibuk mencari tempat duduk kosong ,namun setiap bangku terisi penuh ,Dong Wo memandangi sekitarnya dengan teliti ,tiba-tiba saja kedua matanya terpaku pada sesorang di barisan depan , ..Yong Na...
“Eh..Dokter manis ,”bisik Dong Wo pada dirinya sendiri sambil tersenyum..Dong Wo turun ke barisan paling depan menghampiri Yong Na ,bangku di sebelah Yong Na kosong ,Dong Wo cepat-cepat duduk di pada bangku yang seharusnya diduduki Choi Yoon itu..
“Hey ,Dokter manis ,”sapa Dong Wo dengan ceria..
“Yya...Dong Wo, apa yang kau lakukan disini?” Tanya Yong Na terkaget-kaget, Yong Chan dan Eun Ho juga mengalihkan pandangannya ke arah Dong Wo...
Belum sempat menjawab, tepuk tangan riuh merebak dari seluruh penjuru aula, pertunjukkan drama itu ternyata akan dimulai...
Tirai merah raksasa mulai membuka ,terdapat banner raksasa pada panggung pertunjukkan itu ,”THREE LITTLE FAIRY FELLA” ,judul dari drama musical itu ,tentang 3 peri Fella kecil yang pandai menyanyi ,hendak diculik oleh seorang pangeran jahat suatu ketika di hutan tempat ketiga peri itu tinggal ,Yong Sae adalah salah satu dari peri kecil itu ,bersama dengan dua temannya yang lain yang juga berperan sebagai peri ,ketiganya mengenakan kostum peri bewarna-warni..Ketika Yong Sae mulai berdialog ,Eun Ho membisikkan sesuatu kepada Yong Chan..
“Yya..kau lihat ,dari gayanya berbicara sampai acting ,ia benar-benar mirip denganmu ,”bisik Eun Ho pada Yong Chan..
“Benarkah?”tanya Yong Chan terkekeh..
“Ya..,ia persis seperti kau..,hanya satu perbedaan saja..”
“Apa itu?”
“Kau menyebalkan ,kalau ia tidak..,”balas Eun Ho sambil memonyongkan mulutnya..
Yong Chan mendengus keras ,sedangkan Eun Ho hanya tersenyum kecil ,disaat yang sama ,Dong Wo hanya tersenyum gembira dapat duduk di sebelah pujaan hatinya ,Yong Na yang sebal menjadi tambah sebal ,berharap Choi Yoon tidak akan pernah tahu kalau tempat duduknya sekarang diisi oleh lelaki lain ,yang ia benci ,yaitu ..Dong Wo..
Selang 30 menit ,drama itu berakhir bahagia ,ketika ketiga peri itu akhirnya hidup tenang dan aman di hutan ,ditutup oleh sebuah tarian dan paduan suara dari semua pemain ,tirai merah raksasa itu menutup menandai kalau pertunjukkan sudah benar-benar selesai ..
Eun Ho juga pada akhirnya ,tertidur pada bahu Yong Chan setelah 30 menit berjuang melawan rasa kantuknya ,Yong Chan tersenyum lebar sambil mengelus rambut Eun Ho ,semua penonton perlahan meninggalkan aula ,Yong Chan menggendong Eun Ho dan berpamitan dengan kakaknya itu..
“Noona ,aku antar Eun Ho pulang yah..,”kata Yong Chan pada noonanya itu..
“Oo..jaga dia baik-baik..Aku akan menunggu Yong Sae disini ,kau duluan saja ,”jawab Yong Na..
“Yong Chan ,kawan ,kau tenang saja ,aku akan menjaga noona dan dongsaengmu disini ,”tambah Dong Wo yang masih duduk di sebelah Yong Na,sok akrab dengan Yong Chan ,tetapi Yong Chan tidak memperdulikannya dan segera pergi meninggalkan aula itu sambil membopong tubuh Eun Ho yang tertidur lelap ,murid-murid sekolah yang masih tinggal di aula ,memandangi Yong Chan terpana lalu melihat Eun Ho dengan tatapan iri..
Sekarang aula ini benar-benar sepi ,hanya ada Yong Na ,Dong Wo ,juga Yong Sae yang duduk kelelahan..
“Hahhh..melelahkan..,”timpal Yong Sae sambil menghela nafas…
“Aktingmu bagus juga ternyata ,adik kecil ,”goda Dong Wo..
“Yya..,”Yong Sae berdiri ,hendak memukul Dong Wo ..
“Hey..Yong Sae…,apakah kau tidak mau pulang sekarang ,ayo..”tegur Yong Na..
“OH..tunggu onni ,”Yong Sae berlari ,meraih gagang pintu di sisi aula ,menuju ke belakang panggung..
Yong Sae meninggalkan onninya bersama dengan Dong Wo ,sekarang hanya mereka berdua ,Yong Na duduk terdiam ,tatapannya kosong..
Dong Wo pun tak berbicara apa-apa ..,ia hanya tersenyum manis..
**
Sesampainya di rumah Eun Ho,Yong Chan membaringkan tubuh Eun Ho di kamarnya ..Lalu Yong Chan bergegas ke dapur ,mencari celemek ,lalu menggenakannya ,Yong Chan mengeriyit melihat dirinya mengenakan celemek bermotif bunga-bunga milik Eun Ho ,tetapi demi Eun Ho ia tetap melakukannya..Yong Chan membuka seluruh lemari di dapur ,mengambil sebuah panci dan mulai memasak bubur ,setelah selesai ia menunangkannya pada sebuah mangkok dan menaruhnya di meja makan ,menutupnya dengan tudung saji..
Yong Chan bergegas ke ruang tamu ,tangan kanannya menggengam kemoceng ,tangan kirinya menggengam lap meja.. .Ruang tamu itu terlihat berantakan ,sudah lama Eun Ho tidak membersihkannya karena ia sibuk syuting ,Yong Chan mulai membersihkan semuanya dari sudut ke sudut ..,kali ini mukanya kotor diliputi debu..,sekujur tubuhnya penuh dengan keringat..
“Huff…melelahkan..AZA Yong Chan..,kau harus bisa menyenangkan hati Eun Ho ,”kata Yong Chan pada dirinya sendiri..
**
Muka Choi Yoon diliputi kemarahan ,mendapati kekasihnya duduk dengan lelaki lain pada aula itu..
“Mengapa kau disini?”geram Choi Yoon pada Dong Wo..
“Choi Yoon ,”desah Yong Na panic…
Choi Yoon yang awalnya hendak memberikan kejutannya ,berencana mengajak Yong Na untuk berpiknik setelah pertunjukkan Yong Sae selesai ,namun ia malah menemukan kekasihnya bersama lelaki lain..
Choi Yoon menarik kerah Dong Wo ,membawanya keluar dari aula itu secara paksa ,di lapangan sekolah ,terik matahari siang mulai menerangi lapangan sekolah itu ,semua murid telah pulang lebih awal seselesainya pertunjukkan tadi ,air mata mulai merebak pada pipi Yong Na melihat Choi Yoon dan Dong Wo yang hendak bertengkar..
Choi Yoon mendorong Dong Wo ,ia tersungkur jatuh ,
“Mengapa kau disini ,lelaki brengsek?”Choi Yoon menarik kerah Dong Wo ,tangannya yang lain mengacungkan tinjunya..
“Hentikan..”terika Yong Na semakin panic..,namun kedua lelaki yang diliputi emosi itu tidak menghiraukan Yong Na sama sekali..
“Apa urusanmu heh?”tantang Dong Wo dengan santai..
“Apa kau bilang..,kau bilang apa urusanku?”Choi Yon bertambah marah mendengar ucapan Dong Wo..,ia menghajar Dong Wo berkali-kali..Dong Wo tetap diam ,mukanya dipenuhi darah dan memar..
“Hentikan..hentikan ,”Yong Na menangis dan berteriak histeris ..
Choi Yoon menjatuhkan tubuh Dong Wo lalu menatap Yong Na ,ketika itu Dong Wo tidak melepaskan kesempatan ini ,ia segera meraih pot yang terbuat dari tanah liat yang berada di sebelahnya ,hendak melemparinya pada kepala Choi Yoon yang sedang menatap Yong Na..
Dong Wo mengacungkan tangannya hendak melempari pot itu dan..
“OPPA CHOI YOONNN..,”Yong Sae berlari dengan cepat ,menamengi Choi Yoon….
DASHHHH..
Pot itu terlempar tepat pada kepala Yong Sae ,tubuh Yong Sae tersungkur..,ia masih setengah sadar..,darah bercucuran dari kepalanya..
“Oppa Choi Yoon..kau…kau harus berhati-hati..araso..,”Yong Sae berkata lemah dan menatap Choi Yoon sambil tersenyum kecil …,perlahan kedua matanya mulai menutup..
“Yong Sae-a ,”Dong Wo yang juga tersungkur ,menatap Yong Sae ,tatapannya penuh penyesalan..
“Yong Saeee..,”Yong Na menutup mulutnya ,tangisannya merebak ,ia mendelik pada Dong Wo dengan tatapan marah.., “Kau..,lelaki brengsek..APA YANG KAU LAKUKAN?”Yong Na berteriak marah pada Dong Wo..
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Ten
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Ten
Mata Eun Ho terbuka perlahan. Tubuhnya terasa lemas dan letih. Luka di lengan kirinya juga masih terasa sakit. Tapi semua itu tidak sebanding dengan kekagetannya yang luar biasa. Matanya terbelalak dan tubuhnya tersentak bangun dari ranjangnya ketika menyapu seisi ruangan. Kemana barang-barang yang berserakan di lantai dan tumpukan pakaian kotor di ranjangnya? Semuanya hilang. Kamarnya sekarang terlihat bersih dan rapi.
Eun Ho bangkit dari ranjang dan berlari keluar dari kamarnya. Dan keterkejutannya semakin mejadi ketika mendapati ruang tengah juga sudah tertata rapi. Eun Ho menghambur ke ruang makan yang terletak di bagian dalam. Di meja tersaji semangkuk besar bubur yang tertutup tudung saji. Eun Ho termangu. Ada apa ini? Siapa yang melakukannya? Eun Ho mengeleng perlahan. Dia sama sekali tidak punya bayangan untuk itu. Eun Ho keluar dari dapur, melintasi ruang tengah dan .... tiba-tiba tertangkap oleh pandangannya seseorang yang tertidur di sofa ruang tamu yang terletak di tengah ruangan. Televisi plasma 64" di ruang tamu masih menyala dan menayangkan acara entertainment.
Eun Ho memasuki ruang tamu dan berjalan ke sofa untuk melihat lebih jelas orang yang tertidur di sana. Dan ternyata orang itu adalah Goo Yong Chan. Eun Ho mendengus. Bagaimana mungkin orang ini ada di rumahnya? Seperti tahu ada yang memperhatikannya, Yong Chan membuka mata. Untuk sesaat dia agak kebinggungan dengan keberadaannya.
"Yaaaaaaaaa .. apa yang kamu lakukan di rumahku?", tanya Eun Ho kesal.
"Hmmm .. oh ya, di rumahmu .. kamu ketiduran di pementasan opera Yong Sae dongsaeng .. karena kamu kelihatan sangat capek maka saya membawamu pulang ..", jawab Yong Chan sambil menguap.
Eun Ho langsung melotot mendengar jawaban itu.
"Yaaaa ... kamu bisa menyuruhku bangun, kan? .. lagipula apa yang kamu lakukan dengan rumahku?"
Yong Chan tersenyum kecil, kemudian menjawab ..
"Ooooo ... saya hanya mencoba untuk membantumu merapikan dan membersihkan rumah ini .."
"Kamu ......", Eun Ho bermaksud membantah, tapi deringan telepon menghentikannya.
Untuk sesaat Eun Ho dan Yong Chan kebinggungan mencari asal deringan tersebut. Tiba-tiba Yong Chan berteriak dan mengarahkan telunjuknya keatas.
"AAAAAA ... bunyinya berasal dari dalam tasku .. ha...ha...saya lupa telah mengubah ringtonenya tadi malam ..."
"Yaaaaaaaa .. Goo Yong Chan!!! .. kamu benar-benar menyebalkan ..", teriak Eun Ho berang ke Yong Chan.
Yong Chan hanya tertawa terbahak-bahak melihak kedongkolan Eun Ho. Entah mengapa dia suka melihat bibir cemberut yang agak di teguk dan mata mendelik dari Eun Ho. Dengan tergesa-gesa Yong Chan mengeledah tasnya dan mengeluarkan ponsel keluaran terbaru dari dalam, sebelum deringannya terputus. Masih dengan suara ketawa khasnya, Yong Chan mendekatkan ponsel tersebut ke telinga.
"Yeoboseyo ..."
Karena tidak punya niat untuk mendengarkan percakapan Yong Chan, Eun Ho bermaksud meninggalkan ruangan itu. Tapi teriakan dari Yong Chan segera menghentikannya.
"Apaaaaaa ?? ... Yong Sae dongseng kecelakaan?? .. ya, ya .. araso, noona ... saya akan segera kesana .."
Sebelum Eun Ho sempat menanyakannya, Yong Chan sudah menarik tangannya untuk diajak pergi dari situ.
"Yaaaa .. ada apa ini?"
Eun Ho berusaha melepaskan genggaman tangan Yong Chan, tapi tidak berhasil.
"Yong Sae dongsaeng mengalami kecelakaan .. kepalanya retak dan sekarang dia sudah dipindahkan ke rumh sakit ..."
"Apa???", mata Eun Ho terbelalak lebar.
"Ayo .. cepat .."
Yong Chan tidak memberi kesempatan kepada Eun Ho untuk membantah lebih lanjut. Dipaksanya Eun Ho mengikuti langkahnya dengan cara menarik tangannya. Eun Ho terseret-seret di belakang Yong Chan.
************************
Dong wo memperhatikan Yong Sae yang terbaring di ranjang dengan kepala terbalut perban. Perasaan bersalah dan menyesal merasuki hatinya. Yong Sae harus dirawat di rumah sakit dan mendapat tiga jahitan di kepala karena kecerobohannya. Yong Na terisak dalam pelukan Choi Yoon. Yong Chan dan Eun Ho yang baru saja tiba lima menit yang lalu menatap Yong Sae dengan sedih dan khawatir.
"Sebaiknya kamu pergi dari sini .. hu..hu... saya tidak ingin berurusan denganmu lagi ...", kata Yong Na di sela-sela tanggisnya.
Dong Wo mendesah. Tatapannya yang sendu jatuh ke mata Yong Na.
"Miane ..."
"Saya tidak ingin mendengar permintaan maaf darimu .. pergilah !!! "
Dong Wo semakin sedih melihat kemarahan Yong Na. Keseriusan Yong Na yang diperlihatkan lewat perkataannya membuatnya semakin merasa bersalah.
"Bu dokter ...", desahnya pelan.
Melihat ketegangan di antara mereka, Yong Chan segera mengeluarkan suaranya.
"Sebaiknya anda pergi saja .. sudah tidak ada yang bisa anda lakukan lagi disini .."
Dong Wo berpaling ke Yong Chan. Perlahan dia menganggukkan kepalanya. Dengan lesu dia melangkah kearah pintu. Tapi sebelum keluar, dia berpaling sekali lagi ke Yong Na.
"Sekali lagi saya minta maaf .. saya tidak bermaksud mencelakai adik kecil .. dan saya juga berharap bu dokter jangan sampai membenciku .."
Sebelum Yong Na membalas perkataannya dengan kata-kata pedas, Dong Wo sudah membuka pintu dan keluar dari ruangan itu. Yong Chan yang melihat ketidakstabilan sikap noonanya segera ikut menghiburnya. Sedangkan Eun Ho hanya bisa berdiri di samping ranjang sambil menatap wajah Yong Sae yang pucat.
"Eun Ho! sebaiknya kamu pulang dan beristirahat yang cukup .. keadaanmu belum benar-benar pulih, kan? .. kamu masih terlihat lemah .. saya akan mengantarmu ..", kata Yong Chan melihat keadaan Eun Ho yang lesu.
Mata Eun Ho memang terlihat redup saat itu. Yong Chan berjalan kearahnya dan bermaksud menuntunnya. Tapi Eun Ho segera mundur ke belakang dan menolak keras.
"Tidak!! kamu tidak perlu mengantarku .. jangan selalu sok melindungiku seperti itu .. kamu harus menjaga Yong Sae dongsaeng dan Yong Na onnie juga kelihatan sangat terpukul dengan kejadian ini .."
"Kamu yakin tidak perlu kuantar?", tanya Yong Chan dengan tatapan tajam ke Eun Ho.
"Tentu saja!! .. saya bukan anak kecil yang perlu kamu antar kesana kemari ..", jawab Eun Ho mantap.
Kemudian dia berpaling ke Choi Yoon yang sedang menghibur Yong Na yang masih kesenggukan di samping Yong Sae.
"Saya pergi dulu paman dan .. Yong Na onnie, jangan terlalu bersedih, Yong Sae dongseng akan baik-baik saja .."
Choi Yoon mengangguk kearah Eun Ho. Begitu juga Yong Na.
"Hati-hati di jalan, Eun Ho .."
Eun Ho berjalan ke pintu dan untuk sejenak berhenti di samping Yong Chan.
"Saya pergi dulu .. dan kamu juga .. jangan terlalu bersedih .."
Yong Chan akan mengatakan sesuatu, tapi Eun Ho sudah terburu-buru keluar dari kamar itu.
**************************
Eun Ho menyusuri lorong rumah sakit yang sunyi dengan pikiran sumpek. Terlalu banyak peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini yang membuatnya merasa jemu dan letih. Tingkah laku Yong Chan yang tidak dipahaminya, kebencian Dam Ah yang begitu besar kepadanya, kecelakaan yang terjadi padanya dan Yong Sae, dan yang lainnya, semua bercampur jadi satu.
Eun Ho keluar dari lorong yang sepi dan memasuki taman kecil yang menghubungkannya dengan ruang utama rumah sakit. Eun Ho tertegun ketika mendapati seseorang yang dikenalnya sedang bersandar di pilar tengah taman dengan kepala tertunduk.
"Heiii ... kamu masih ada di sini?", tanya Eun Ho keheranan.
Orang tersebut, yang tidak lain adalah Dong Wo, mengangkat wajahnya. Kelihatan benar kalau dia sedang gelisah. Wajahnya agak pucat.
"Saya sangat menyesal dengan kejadian itu .. saya sungguh tidak mengerti mengapa bisa begitu ... biasanya saya mampu mengendalikan diri dalam keadaan apapun .. "
Eun Ho berusaha tersenyum walaupun agak terpaksa. Dia berusaha untuk menenangkan pemuda yang sedang kebinggungan itu.
"Kamu jangan terlalu menyalahkan diri dengan kejadian itu ... semuanya hanya kecelakaan dan tidak ada seorangpun yang menginginkan itu sampai terjadi .. Yong Na onnie terlalu keras tadi, tapi itu karena dia sangat menyayangi dongsaengnya itu .. onnie tidak membencimu kok .."
Dong Wo mengangguk. Kelegaan tersirat dari wajahnya.
"Mudah-mudahan yang kamu katakan benar adanya .. saya akan merasa lebih tidak enak lagi jika bu dokter sampai membenciku .."
Setelah itu, mereka berdua terdiam sejenak, tidak tahu harus berkata apa.
"Oh ya, siapa namamu?", tanya Dong Wo kemudian.
"Eun Ho .. Lee Eun Ho, dan kamu?", balas Eun Ho.
"Dong Wo .. So Dong Wo dan ..."
Perkataan Dong Wo terputus oleh kemunculan seorang pria setengah baya yang berpakaian perlente. Orang itu membungkuk kearah Dong Wo dan berkata dengan suara terpelajar. Tenang dan sopan.
"Tuan So, kita harus pergi sekarang .. Mr. Robinson ingin bertemu dengan tuan sekarang juga .. ada yang ingin beliau bicarakan dengan tuan sehubungan dengan iklan NB II.."
Dong Wo menghembuskan nafas kuat-kuat. Kelihatan benar kalau dia merasa terganggu dengan kehadiran orang itu.
"Ya .. ya, araso Mr. Park ..", lalu dia berpaling kearah Eun Ho,
"Sampai ketemu lagi Eun Ho .. saya senang bisa berbicara denganmu ..."
Kemudian Dong Wo berjalan keluar dengan diikuti Mr. Park dari belakang. Eun Ho memperhatikannya sampai menghilang di belokan luar taman.
*******************
Tiga hari berlalu ....
Eun Ho menjatuhkan tubuhnya ke lantai ruang latihan YT Entertainment yang luas. Nafasnya agak memburu. Dia mengeleng perlahan. Latihannya yang selama dua jam ini tidak begitu memuaskan.
"Miane sunbae .. saya tidak bisa melakukannya dengan baik ..", katanya kepada Jae Won yang berdiri di depannya.
Jae Won tersenyum. Kemudian dia menjatuhkan diri di samping Eun Ho.
"Untuk ukuran orang baru, kamu sudah termasuk lumayan kok .."
Untuk kedua kalinya Eun Ho mengelengkan kepalanya.
"Tidak !! saya masih jauh dari kata lumayan ... saya tahu itu .."
"He .. he ..sejak kapan kamu jadi tidak percaya diri begitu ..?", tanya Jae Won sambil tertawa terkekeh.
"Saya memang sudah begini sejak dari dulu ..", jawab Eun Ho lesu.
Jae Won memperhatikan Eun Ho, lalu berkata dengan suara lantang ..
"Ya, kalau kamu membandingkan dirimu dengan Yong Chan, tentu saja kamu masih jauh .. Yong Chan mempunyai bakat alam sebagai seorang aktor, tapi .. kamu punya kelebihan yang tidak dimiliki Yong Chan .."
Eun Ho menatap Jae Won kaget. Dia tidak pernah merasa punya kelebihan seperti yang dimaksud Jae Won.
"Apa itu ?"
"Kesabaran .. Yong Chan tidak memilikinya dan ini menjadikanmu lebih unggul darinya ..", jawab Jae Won sambil mengedipkan matanya.
Eun Ho langsung tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Jae Won.
"Ha ... ha.... ha .. benar kata sunbae .. dan untuk yang satu ini saya tidak akan mengalah kepada Yong Chan .. ha..ha.. dai orangnya memang selalu emosian .."
Jae Won ikut tersenyum melihat keceriaan Eun Ho. Kemudian dia mengambil sesuatu dari saku bajunya dan menyodorkannya ke Eun Ho.
"Berikan tanganmu kepadaku .."
Eun Ho terkejut, tapi mengulurkan tangannya juga ke Jae won. Sesuatu diletakkan ke tangan Eun Ho. Dan itu mengagetkannya.
"Ini .."
Eun Ho terpaku, memandangi sebuah logam perak di tangannya.
"Itu keberuntunganku .. dulu, ketika menghadapi masalah yang sulit, dia mempunyai peranan dalam membantuku menyelesaikannya .. sekarang kuhadiahkan kepadamu .. bersemangatlah Eun Ho .. kamu harus yakin kamu bisa dan mampu melakukannya .."
"Tapi saya .."
Perkataan Eun Ho terputus ketika pintu ruangan terbuka. Seseorang memasuki ruangan dan berjalan kearah mereka.
"Ohh .. Mr. Moon ..."
Orang itu adalah manajer baru Eun Ho.
"Sepuluh menit lagi berkumpul di ruang rapat utama, Eun Ho ...ingat jangan sampai terlambat .. para pemimpin tertinggi dari Seoul Corporation sendiri yang akan memimpin dalam meeting itu .."
Eun Ho sangat terkejut. Dengan gugup dia bertanya kepada Mr. Moon.
"Ada masalah penting kah ?"
"Tidak, tapi saya rasa ada tawaran iklan pertama untukmu .."
Eun Ho semakin terkejut mendengar kabar itu. Dia ingin bertanya lebih lanjut tapi segera di putus oleh Mr. Moon.
"Jangan bertanya lagi, Eun Ho ... saya sendiri masih belum jelas dengan masalah ini .. lebih baik kita lihat bagaimana keputusan rapatnya nanti .."
Mata Eun Ho berkedip-kedip dari balik kacamatanya. Kabar itu sungguh mengagetkannya. Jae Won yang sedari tadi diam saja, menepuk bahunya untuk memberinya semangat.
************************
Eun Ho, Mr. Moon dan Mr. Kim (pemilik YT Entertainmet) memasuki ruang rapat utama sepuluh menit kemudian. Keikutsertaan Mr. Kim dalam rapat itu mengejutkan Eun Ho. Tidak biasanya majikan besarnya itu hadir dalam rapat buat sebuah advertisement. Sepertinya orang yang akan hadir itu benar-benar mempunyai kedudukan yang luar biasa.
Lima belas menit berlalu dan pintu ruangan terbuka. Empat orang pria dengan berpakaian rapi memasuki ruangan. Seorang bule dan tiga orang Korea. Eun Ho sangat terkejut ketika mengenali orang yang berjalan paling depan dan belakang. Orang pertama yang dikenali Eun Ho juga kelihatan terkejut. Tapi itu hanya sesaat dan tidak begitu menarik perhatian. Dengan segera dia sudah menguasai dirinya dan dengan tenang berjalan ke kursi yang terletak di ujung meja, yang memang disediakan untuknya.
"Selamat datang Mr. So .. senang bertemu denganmu .."
Orang itu, yang tidak lain adalah So Dong Wo, tersenyum. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, makanan kecil dan minuman di letakkan di atas meja, Dong Wo memulai rapatnya.
"Kami mempunyai sedikit masalah dengan iklan Natural Beauty II .. kami membutuhkan seorang model baru untuk mengiklankan produk kecantikan ini .. sebenarnya kami sudah memiliki model-model bertaraf internasional untuk iklan produk ini, tapi Mr. Robinson, pemilik perusahaan model terbesar di eropa yang juga merupakan konsumen terbesar dari NB II ingin mengunakan model dalam negeri buat pemasaran di Korea ..."
Mr. Kim dan Mr. Moon mengangguk. Sedangkan Eun Ho masih terpaku kearah Dong Wo.
"Tentu saja Mr. So .. model dalam negeri lebih mudah diterima disini .."
"Oleh karena itu .. kami bermaksud mencarinya disini .. untuk model pria, Mr. Robinson sudah memilih Mr. Nathan Lee, yang pernah bekerjasama dengannya bulan lalu .. Mr. Robinson sangat tertarik dengan kepiawaiannya di bidang model .."
Orang yang dimaksud berdiri dari tempatnya. Dia membungkuk kearah kami. Posturnya yang tinggi dan menarik membuat kami terkagum-kagum.
"Salam kenal bagi semuanya .. nama saya Nathan Lee .."
Mr. Kim bertepuk tangan dengan gembira, kemudian berkata ..
"Bagus ... Nathan mempunyai postur tubuh yang proporsional .. dia akan mudah menarik perhatian para konsumen dan .. dari pihak kami sendiri mengajukan Eun Ho Ssi untuk dijadikan sebagai partnernya .."
Mr. Kim menunjuk Eun Ho sehingga membuatnya terperanjat dari tempatnya.Dengan gugup Eun Ho membungkuk kearah orang-orang dari Seoul Corporation. Dong Wo terlihat asyik membisikan sesuatu ke telinga Mr. Robinson. Pria berambut pirang yang dibisikinya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Baguss! .. Mr. Robinson sangat puas dengan pilihan anda, Mr. Kim.. Eun Ho Ssi memiliki kulit yang putih bersih, ini sangat cocok dengan konsep iklan NB II ..", kata Dong Wo.
"What do you think, Nathan? does she relevant become your partner?" , tanya Mr. Robinson ke Nathan.
"Yes, .. i think she is perfect .. she has a white and bright skin .. it will be great ..", puji Nathan.
Semuanya kelihatan puas dengan keputusan itu. Hanya Eun Ho yang merasa tidak begitu senang. Dia tidak punya kepercayaan diri untuk itu. Akhirnya keputusan bulat diambil. Eun Ho dan Nathan Lee resmi menjadi model iklan terbaru produk NB II.
********************
Orang-orang dari Seoul Corporation keluar terlebih dahulu dari ruang rapat. Dong Wo, Mr. Robinson dan Nathan Lee tampang berbincang-bincang sejenak di lorong luar. Eun Ho melewati mereka dengan kepala tertunduk. Dia merasa rendah diri berada diantara orang-orang besar itu. Apalagi ditambah Dong Wo yang kelihatan tidak mengenalinya.
"Eun Ho Ssi !!!"
Eun Ho menghentikan langkahnya ketika mendengar namanya dipanggil. Dengan segera dia berbalik ke belakang. Dong Wo sedang berjalan kearahnya. Mr. Robinson dan Nathan Lee sudah berlalu dari situ.
"Oh .. kamu .. hmmm .. maksudku Mr. So .. anda mengenali saya?", tanya Eun Ho gugup.
Dong Wo tertawa mendengar pertanyaan Eun Ho. Dia agak membungkuk kearah Eun Ho dan mengetukan telunjuknya ke dahi Eun Ho.
"Tentu saja saja saya mengenalimu .. Lee Eun Ho .. ha..ha.. ha.. lupakan yang tadi .. kamu tidak perlu bersikap resmi padaku sekarang .. panggil saja saya Dong Wo .."
Eun Ho ingin membantah ketika Mr. Park yang perlente menghampiri mereka.
"Tuan So, para investor telah menunggu tuan dari lima menit yang lalu .."
Dong Wo cemberut, dan itu hampir membuat Eun Ho tertawa terbahak-bahak. Dengan susah payah Eun Ho menahan ketawanya agar tidak terlihat oleh Dong Wo.
"Iya .. iya .. araso .. saya tahu itu, kamu tidak perlu mengingatkanku terus Mr. Park .."
Dong Wo kemudian berpaling ke Eun Ho dan tersenyum manis.
"Saya pergi dulu, Eun Ho .. sampai ketemu lagi .. NB II saya percayakan kepadamu dan saya yakin kamu tidak akan mengecewakanku .."
Dong Wo mengedipkan matanya ke Eun Ho. Lalu cemberut lagi ke Mr. Park yang berdiri dengan sikap resmi dan kaku di tempatnya. Eun Ho memperhatikan kepergian mereka dengan senyum simpul. Benar-benar pemuda yang aneh.
****************
Tempat pemotretan 'Jolly House' season ke 2 ....
Yong Chan tidak bisa melakukannya dengan baik. Semua gayanya kaku dan senyumnya sangat terpaksa. Fotografer menghentikan pemotretan tersebut setelah tidak berhasil melakukan apa-apa dengan Yong Chan, dan memberi break selama setengah jam. Yong Chan menjatuhkan dirinya di sofa yang tersedia di ruangan itu. Wajahnya tertunduk. Dia tidak menyadari kehadiran Choi Young disampingnya.
"Ada apa denganmu?"
Pertanyaan Choi Young membuat Yong Chan mengangkat wajahnya.
"Apakah kamu bertemu dengan Eun Ho? sudah tiga hari ini saya tidak melihatnya .. anak itu sepertinya menghindariku ..", Yong Chan balas bertanya kepada Choi Young.
"Eun Ho? tidak! saya tidak bertemu dengannya .. saya rasa dia sangat sibuk akhir-akhir ini .. kamu .. kamu kelihatan perhatian sekali kepada Eun Ho .."
Yong Chan menundukkan kepalanya lagi. Penjelasan Choi Young sedikit melegakannya. Ya, mungkin Eun Ho hanya sibuk dan bukan menghindarinya. Choi Young ikut menjatuhkan dirinya ke sofa di samping Yong Chan.
"Saya khawatir dengan dirinya .. khawatir dengan lukanya .. semoga dia baik-baik saja ..", kata Yong Chan perlahan.
Suara penuh getaran perasaan itu menarik perhatian Choi Young. Dia berpaling ke samping. Wajah sendu Yong Chan membuatnya tertegun. Ada cinta mendalam yang tergambar jelas dari wajah itu. Untuk pertama kalinya, Choi Young menyadari satu hal. Wajah itu begitu menarik dan menawan dengan ekspresi tersebut. Kepala yang tertunduk dengan rambut lurus dan hitam pekat yang jatuh menutupi jidat dan sebagian wajah, mata bening yang agak meredup, hidung lurus mancung yang sempurna, bibir penuh kemerah-merahan yang terkatup rapat dengan jakun menonjol yang naik turun, membuat jantung Choi Young berdesir perlahan.
Wajahnya langsung memerah. Dia bersyukur Yong Chan tidak berpaling kearahnya. Dan dia semakin bersyukur lagi ketika fotografer meneriakkan kata-kata pemotretan akan dimulai kembali.
********************
Yong Na sudah berpakaian lengkap dan rapi ketika memencet nomer ponsel Choi Yoon. Dia kelihatan cantik dan menawan saat itu. Hubungan tersambung dan dia berkata dengan riang.
"Yeoboseyo .. Choi Yoon?"
"Ya, Yong Na .. ada apa?"
"Kapan kamu akan tiba disini?"
Sampai disini Yong Na mengernyitkan dahinya.
"Kamu sudah berjanji untuk menjenguk Yong Sae dongsaeng bersamaku ... jadi kapan kamu sampai disini?"
Dan jawaban di seberang membuatnya jengkel.
"Ooo ... miane Yong Na .. saya lupa .. sekarang saya berada di luar kota .. tidak terburu kalau saya pulang sekarang .. kamu bisa pergi sendiri, kan? sekali lagi miane, sayangku .."
Permohonan maaf dari Choi Yoon tidak bisa meredakan amarah Yong Na yang sudah meledak. Wajahnya merah dan airmatanya mulai menitik.
"Kamu selalu begitu ..pekerjaanmu selalu yang terpenting .. bisakah kamu memasukkan kata-kataku ke dalam hatimu walaupun hanya sedikit saja?"
Yong Na melempar ponsel di tangannya. Suara keras terdengar dan ponsel itu berserakan di lantai.
*******************
Choi Yoon .....
"Yong Na .. Yong Na ....!!!!!!!?"
Teriakkan Choi Yoon di ponsel yang tergenggam di tangan tidak dijawab. Suara 'brakkkkk.....' keras dari seberang membuat Choi Yoon sadar bahwa hubungannya dengan Yong Na mulai terancam.
********************
Setelah pemotretan untuk 'Jolly House', Yong Chan bertemu dengan Dam Ah di cafe' yang terdapat di gedung depan. Yong Chan bermaksud berlalu dari situ ketika Dam Ah memanggilnya.
"Yong Chan aaa ... bisakah kita berbicara sebentar?"
Yong Chan terdiam tapi akhirnya dia menerima permintaan Dam Ah. Mereka duduk saling berhadapan di sudut ruangan.
"Kamu benar-benar mencintai Eun Ho?", tanya Dam Ah tanpa basa basi.
"Ya, saya mencintainya ..", jawab Yong Chan, tanpa berpikir terlebih dahulu.
"Jadi hubungan kita benar-benar sudah habis? ... hubungan yang sudah terjalin selama dua tahun ternyata tidak sebanding dengan kebersamaan kalian yang beberapa bulan?"
Dam Ah tersenyum kecut. Yong Chan memperhatikannya dengan perasaan bersalah.
"Maafkan saya.. tapi, cinta memang aneh, kan? .. saya tahu ini tidak adil bagimu dan saya berharap kamu akan baik-baik saja setelah ini .. jangan berbuat yang tidak-tidak lagi, apalagi terhadap Eun Ho .. saya tidak akan membiarkanmu memcelakakannya .."
Dam Ah menatap lurus ke Yong Chan. Perkataan yang serius itu membuatnya terpukul. Dia mengangguk perlahan. Tapi.. tidak ada yang bisa menebak bagaimana perbuatannya nanti. Yong Chan kelihatan puas melihat anggukan Dam Ah. Dia meraih cangkir di depannya dan menghirup cappucino tersebut dengan nikmat.
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Eleven
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Eleven
Malam itu Eun Ho baru saja membaringkan tubuhnya di atas sofa di ruangan tv. Ia merasa sangat lelah, pekerjaan barunya sebagai “artis pendatang baru” cukup menyita waktunya. Terlebih – lebih dia akhir – akhir ini diributkan dengan gossipnya bersama Yong Chan. Dia sudah terbiasa mendengar tanggapan negatif orang – orang tentangnya, yang berpikir bahwa gossip dirinya dan Yong Chan hanya untuk mendongkrak ketenarannya sebagai artis baru.
Lalu bel pintu pun berbunyi. Eun Ho langsung menghela napasnya. Ah, baru saja aku ingin beristirahat. Namun akhirnya dia bangkit dan menuju ruang depan untuk membuka pintu.
“Ah, bibi.. ada apa? Ayo masuk.. ” Ujar Eun Ho ketika melihat yang di depan pintu adalah Choi Young.
“Tidak, aku hanya ingin mengunjungimu.. Kau baru pulang?” Tanya Choi Young sambil merebahkan dirinya di sofa tempat Eun Ho tadi. “Aahhhh lelah sekali..”
“Iya, aku baru saja sampai..” Jawab Eun Ho. “Bibi mau minum apa?”
“Ah kau ini, memangnya aku tamu? Aku kan bisa ambil sendiri..”
“Ah, ya.. baiklah…” Kata Eun Ho. Lalu dia pun segera duduk di sofa sebelah Choi Young duduk. “Bagaimana syuting hari ini?”
“Yah, begitulah. Sepertinya masalah yang di hadapi Yong Chan akhir – akhir ini membuatnya sulit berkonsentrasi..”
Eun Ho mengangguk mendengar penjelasan Choi Young.
“Eun Ho.. Kau tahu……….. “ Choi Young menahan kata – katanya. “Sepertinya dia benar – benar sayang padamu..”
Eun Ho kaget mendengar penuturan Choi Young. Mengapa tiba – tiba bibinya mengatakan hal ini?
“Dan kau tahu? Aku kadang – kadang iri padamu….”
Eun Ho menatap bibinya heran. Dia sungguh tidak mengerti apa maksud Choi Young berkata seperti itu.
“Ah,, bu..bukan itu maksudku..” Choi Young langsung tersadar atas perkataannya. “Maksudku aku iri padamu karena kau selalu disayangi oleh orang – orang di sekelilingmu” lanjut Choi Young.
“Ah bibi, kenapa kau bicara seperti itu? Bukankah semua orang juga menyayangi bibi? Aku, dan paman Choi Yoon. Jadi bibi tidak boleh berpikiran seperti itu..” Kata Eun Ho
“Ah kau benar.. aku.. mungkin hanya terlalu banyak pikiran. Jadi berpikir seperti itu”
Eun Ho tersenyum melihat bibinya.
“Baiklah, aku rasa aku lebih baik pulang. Kau dan aku sama – sama lelah bukan?”
Choi Young bangun dari duduknya, “Aku pulang dulu.. istirahat yang cukup Eun Ho. Dunia Entertainment tidak pernah mengenal kata lelah. Jadi kau harus menjaga kesehatanmu”
“Baiklah..” Kata Eun Ho sambil mengantar bibinya ke pintu depan. “Hati – hati dijalan..” Katanya lagi.
*****
Keesokan paginya.
Yong Chan sudah mengenakan kemeja hitam panjang yang lengannya digulung sampai ke siku. Kedua kancing bagian atasnya dibiarkan terbuka, memperlihatkan dadanya yang bidang. Celana jeans panjang yang sedikit robek di bagian dengkul. Tentu saja itu bukan karena robek, tetapi karena model celananya yang seperti itu. Ia mengambil sedikit wax dan mengusapkannya pada rambutnya agar terlihat sedikit rapi. Lalu ia mengambil sepatu kulitnya dari lemari sepatu. Terakhir ia memakai blazer putih yang telah tergantung dengan rapi di gantungan baju. Lalu ia menatap cermin, dan tersenyum dengan sangat senang.
“AZA!” Katanya menyemangati dirinya sendiri.
Hari ini memang pemotretan terakhir Jolly House. Ia harus melakukannya dengan baik. Selain itu tadi pagi ia baru saja menerima sms dari Eun Ho. Smsnya hanya terdiri dari satu kata. Namun itu membuat Yong Chan jadi bersemangat kembali. Sms dari Eun Ho itu adalah “Hwaiting! ”
*****
Siang harinya. Yong Sae terbangun dengan sangat lemah. Ia mendapati kakaknya, Yong Na sedang duduk bertelungkup di samping tempat tidurnya.
“Onnie..” Kata Yong Sae pelan.
Yong Na terbangun mendengar suara Yong Sae. “Ah, dongsaeng-a.. kau sudah bangun?”
Yong Sae mengangguk.
“Apa ada yang sakit? Bagaimana kepalamu?” tanya Yong Na cemas.
“Tidak, aku tidak apa – apa. Aku hanya sedikit pusing.”
“Tentu saja, itu akibat benturan di kepalamu. Coba onni periksa”
Yong Na memeriksa keadaan Yong Sae. Walaupun dia sedang tidak praktek. Ia membawa stetoskop di tasnya. Sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mungkin Yong Sae beberapa hari sampai minggu ke depan akan selalu merasakan pusing. Oleh karena itu jika gejala pusingnya sudah datang, Yong Sae harus meminum obat yang diberikan dokter.
“Ah ini sudah saatnya kau makan siang. Setelah makan kau harus minum obat. Sebentar, aku panggilkan suster untuk membawakan makanan” Kata Yong Na.
Yong Sae mengangguk. Lalu Yong Na memencet tombol merah di dekat tempat tidur Yong Sae. Tidak lama kemudian perawat datang.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya.
“Suster, mengapa makanannya belum datang? Ini sudah jam makan siang.” Protes Yong Na
“Ah, maaf nona. Mungkin sebentar lagi akan datang. Saya coba tanyakan kebagiannya dulu ya..”
Yong Na mengangguk. Lalu suster itu pun pergi keluar kamar.
“Rumah sakit besar kok pelayanannya seperti ini?” Gerutu Yong Na. Sementara Yong Sae hanya bisa tersenyum melihat kakaknya seperti itu.
Yong Sae memang tidak di rawat di klinik Yong Na. Karena kebetulan luka Yong Sae harus ditangani di Rumah Sakit yang lebih besar.
Beberapa lama kemudian, makanan pun datang. Pelayan yang membawa makanan itu meminta maaf karena keterlambatannya. Yong Na hanya mengangguk saja. Lalu ia segera menyuapi Yong Sae untuk makan.
Tiba – tiba terdengar pintu diketuk.
“Nuguseyo?” Tanya Yong Na bingung. Apakah Choi Yoon? Memikirkan itu Yong Na langsung buru – buru melihat kea rah pintu. Namun ternyata dugaan Yong Na salah. Ternyata Dong Wo alih alih Choi Yoon yang datang.
Melihat itu, Yong Na langsung memasang tampang angkuh. “Untuk apa kau kesini? Aku kan sudah bilang tidak ingin berurusan denganmu lagi”
“A..Aku..” Kata Dong Wo bingung.
“Onni, biarkan saja dia masuk..” Tiba – tiba Yong Sae berkata seperti itu. Yong Na menatap Yong Sae heran. Tapi akhirnya ia mengalah, dan membiarkan Dong Wo masuk menemui Yong Sae.
“Adik kecil, bagaimana keadaanmu?” Tanya Dong Wo
“Baik..” Yong Sae tersenyum riang.
“Yong Sae-ya… maafkan aku ya… maafkan aku karena membuatmu seperti ini”
“Gwaenchana ajussi..”
“Muorago? Ajussi?” Tanya Dong Wo kaget. Sedangkan Yong Sae hanya mengangguk sambil terkikik.
“Aigoo.. Masa wajah tampan sepertiku dibilang seperti ajussi?” Canda Dong Wo.
Yong Sae jadi tertawa mendengarnya. Sementara itu, Yong Na diam – diam memperhatikan Dong Wo dan Yong Sae yang sedang bercanda – canda dari jauh.
Yong Na jadi sedih melihat pemandangan itu, karena harusnya yang berada di posisi Dong Wo saat ini adalah Choi Yoon. Karena dia adalah kekasihku, harusnya dia yang menghibur adikku seperti itu. tapi ternyata Choi Yoon malah sibuk dengan pekerjaannya. Jangankan dengan Yong Sae. Denganku saja dia seperti itu, pikir Yong Na.
Lalu pintu kamar terbuka kembali. Terlihat Mr. Goo dan Mrs. Goo baru saja datang sambil membawa tas besar berisi pakaian Yong Sae.
“Ah, Appa.. Omma…” Teriak Yong Sae.
Mr. dan Mrs. Goo tersenyum pada anak bungsunya. Lalu pandangan mereka teralih pada Dong Wo.
“Nugueyo?” Tanya Mrs. Goo
“Dia temanku,,omma..” Kata Yong Sae. Mr dan Mrs Goo menjadi tambah heran. Sementara itu Dong Wo, membungkukkan badannya memberi salam pada mereka.
“Perkenalkan, nama saya…..”
“Dong Wo-ssi.. sebaiknya kau pergi sekarang…” potong Yong Na pelan, namun tegas.
Kedua orangtua itu menatap Yong Na dan Dong Wo secara bergantian. Lalu akhirnya Dong Wo mengalah dan pamit untuk segera pergi dari situ.
“Jadi.. Siapa orang itu?” Tanya Mrs. Goo lagi setelah sepeninggal Dong Wo.
“Jangan khawatir omma, dia hanya orang yang ku kenal” Kata Yong Na pendek.
Mr dan Mrs Goo tidak bertanya apa – apa lagi. Mereka tahu sifat Yong Na, dipaksa sampai seperti apapun jika ia tidak mau mengatakannya maka ia takkan mengatakan apa – apa. Oleh karena itu mereka memilih diam saja.
“Ah, bukannya ini jadwal kau praktek? Pergilah. Biar omma yang menunggu Yong Sae” kata Mrs. Goo
Yong Na mengangguk. Lalu dia pamit kepada orangtuanya, dan mencium kening Yong Sae.
“Aku pergi…” katanya
*****
Beberapa hari kemudian, Yong Sae sudah diperbolehkan pulang. Yong Na dan Mrs. Goo bertugas untuk menjemput. Sementara Yong Chan dan Mr. Goo sibuk bekerja.
“Yong Na, kau yakin tidak apa – apa meninggalkan klinikmu?” tanya Mrs. Goo khawatir.
“Tidak apa – apa omma, lagipula setelah mengantar Yong Sae sampai rumah aku langsung kembali ke klinik”
“Baiklah kalau begitu. Ayo Jalan..”
Yong Na menyalakan mobilnya. Sementara pikirannya masih kalau memikirkan Choi Yoon.
*****
“Yong Na… maafkan aku, aku tadi ada urusan.. ” Terdengar suara Choi Yoon di telepon. Saat itu Yong Na baru saja sampai di kliniknya. Choi Yoon memang berjanji ingin menemaninya menjemput Yong Sae, namun lagi – lagi Choi Yoon tidak datang.
“Arasseo.. Kau sibuk kan? Aku juga sibuk. Aku harus memeriksa pasienku. Sudah ya..” kata Yong Na kesal sambil menutup telepon.
*****
Sementara itu di seberang sana Choi Yoon mulai merasa khawatir. “Aahh… sepertinya Yong Na benar – benar marah padaku” pikirnya.
Saat itu Choi Yoon baru saja selesai syuting salah satu iklan di daerah perkantoran di Seoul. Lalu mengingat janjinya, dia langsung menemui Yong Na.
Namun ternyata Yong Na tidak mengharapkan kehadirannya. Tentu saja. Pasti dia marah karena aku tidak menepati janji, pikirnya.
Choi Yoon melajukan mobilnya dengan kalut. Dia kurang berkonsentrasi saat itu. Sampai ia tidak sadar ada orang menyebrang di depan mobilnya.
“aaahhhhh” katanya.
Orang itu sepertinya kaget melihat mobil Choi Yoon tidak menuruni kecepatannya. Choi Yoon pun buru – buru menginjak rem sebelum terlambat.
“Ciiiiiiiiiiiiiiittttttttttttt!!!!” Bunyi rem berderit.
Choi Yoon kehilangan kesadaran selama beberapa detik karena shock. Lalu dia buru – buru keluar mobil untuk melihat orang yang hampir tertabrak tersebut. Dilihatnya orang itu sedang terduduk dijalanan. Seorang wanita.
“Ahhh.. Agassi josungheyo.. Kau tidak apa – apa? Ada yang terluka?”
Wanita itu menggeleng. Kelihatannya dia juga terjatuh karena shock. Choi Yoon segera kembali ke mobil untuk menepikan mobilnya. Orang – orang mulai berkumpul untuk melihat apa yang terjadi. Oleh karena itu, Choi Yoon segera membawa wanita itu ke mobilnya.
“Kita bicara di tempat lain..” Katanya.
Wanita itu sempat ingin protes, namun akhirnya dia mengalah. Karena dia pun tidak ingin menjadi tontonan orang – orang disana.
Tidak lama kemudian, Mereka sudah sampai di sebuah café kecil. Tidak jauh dari tempat kejadian. Choi Yoon memesan minuman, sepertinya dia mendadak dehidrasi setelah peristiwa tadi.
“Maafkan aku, aku benar – benar tidak sengaja tadi. Untuk saja kau tidak tertabrak..” Kata Choi Yoon.
“Kau ini tidak bisa menyetir ya? Matamu ditaruh dimana sih? Masa kau tidak melihat aku disana?” Kata wanita itu marah – marah.
Choi Yoon langsung heran melihat reaksi wanita itu. Aneh, tadi dia diam saja, mengapa sekarang dia baru marah – marah?
“Heh, aku bicara denganmu! Mengapa kau melihatku seperti itu?”
Choi Yoon langsung tertawa kecil. “Ah, Agassi.. maaf.. aku hanya heran. Kejadiannya sudah berlalu, tapi mengapa kau baru marah – marah sekarang?”
“A…Akuu… Aku hanya sedikit shock tadi..” ujar wanita itu membela diri. Sepertinya dia malu Choi Yoon mengatainya seperti itu.
“Sekali lagi maafkan aku, aku benar – benar tidak melihatmu..”
“Lain kali kalau menyetir kau harus lebih hati – hati!”
Choi Yoon menatap wanita di depannya yang sedang melihat – lihat keadaan café. Wanita itu memakai pakaian yang santai, namun tidak meninggalkan kesan kumal padanya. Dia membawa beberapa tas besar. Sepertinya dia baru saja tiba atau ingin pergi ke suatu tempat. Rambutnya panjang sebahu dan berwarna cokelat. Bibirnya berwarna kemerahan. Kalau dipikir – pikir dia wanita yang lumayan juga. Choi Yoon melihat jam tangannya, dan tersadar bahwa ia ada urusan lain.
“Maaf, nona. Aku sedang ada urusan. Ini kartu namaku. Jika ada sesuatu yang kau butuhkan kau dapat menelpon atau menemuiku di alamat yang tertera disitu” Kata Choi Yoon sambil memberikan kartu namanya.
Wanita itu tidak berkata apa – apa, dia hanya mengambil kartu nama itu dan memasukkan ke dalam kantong bajunya begitu saja. Sementara itu Choi Yoon meneguk habis jus jeruk yang tadi dipesannya sampai habis.
“Pelayan, bawakan aku bill” Panggil Choi Yoon.
Seorang pelayan pria datang sambil membawa secarik kertas. Choi Yoon mengambil beberapa lembar ribuan dari dalam dompetnya. Lalu memberikannya pada pelayan tadi.
“Kalau begitu aku pergi dulu…” Katanya meninggalkan wanita tadi yang masih duduk terdiam di café tersebut.
“Aissshh..orang macam apa dia?” ujar wanita itu kesal.
*****
Sore itu peluncuran iklan Jolly House selesai juga. Semua kru dan pemain sangat senang. Terutama Yong Chan. Akhirnya dia bisa melakukan tugasnya dengan baik. Semua ini karena Eun Ho. Maka setelah semua selesai, dia buru – buru menelpon Eun Ho untuk bertemu dengannya.
“Eun Ho? Kau dimana…? Oh,, sedang syuting? Kau selesai jam berapa? Apa… Ah ya.. kalau begitu kita bisa bertemu kan? Ya… di gedung YT entertainment saja.. baiklah.. sampai ketemu”
Yong Chan menutup teleponnya. Ia lupa bahwa hari ini jadwal syuting the sword untuk scene Eun Ho. Untung saja Eun Ho 2 jam lagi selesai. Lalu terdengar suara manajer Yong Chan memanggilnya.
“Yong Chan-a.. Ayo kita pergi…”
“Ne? Kemana?”
“Semua kru dan pemain ingin mengadakan pesta. Di sekitar sini kok. Kau bisa kan?”
“Maaf, tapi aku tidak bisa. Aku sudah ada janji lain..”
“Dengan Eun Ho-ssi?” Tanya manajer Yong Chan penuh selidik.
“Memangnya kenapa?”
“Tidak apa – apa,, Yong Chan-a.. Aku hanya mengingatkanmu. Kau tahu, wartawan akhir – akhir ini memburu beritamu dengan Eun Ho-ssi. Aku harap kau berhati – hati, karena sekali kau salah melangkah, semuanya akan berantakan.
“Aku tahu itu” Jawab Yong Chan dengan sedikit kesal.
“Baiklah kalau kau tahu, aku harap kau jangan melakukan kesalahan lagi kali ini”
Yong Chan tidak menjawab apa – apa. Dia lalu berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan segera. Menyiapkan sesuatu untuk Eun Ho.
*****
Eun Ho baru saja selesai syuting. Hari ini memang banyak scene yang harus dia lakukan. Kebetulan juga hari ini tidak ada scene untuk Yong Chan. Jadi mereka tidak bertemu di tempat syuting.
Eun Ho menyetop taksi dan baru saja mau menyebutkan alamat rumahnya ketika ia sadar bahwa ia mempunyai janji dengan Yong Chan.
“YT Entertainment, ajussi” Kata Eun Ho pada supir taksi.
Taksi langsung meluncur ke gedung YT entertainment yang berada di pusat kota seoul. Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai sana. Karena
memang tempat itu tidak jauh dari tempat Eun Ho syuting tadi.
Setelah memberi beberapa lembar uang pada supir taksi. Eun Ho turun dan menunggu di lobby. Dia merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya untuk menelpon Yong Chan.
“Yong Chan-a.. oddiseo? “ Tanya Eun Ho
“Eun Ho? Kau sudah sampai?” Jawab Yong Chan
“Ya, Aku di lobby”
“Baiklah aku akan segera kesana” Kata Yong Chan.
Tidak banyak yang berada di kantor malam itu. hanya beberapa pegawai yang sedang lembur, dan beberapa petugas kebersihan yang sedang mengelap kaca.
Tidak lama kemudian Yong Chan sudah tiba di lobby sambil terengah – engah.
“Habis apa kau?” Tanya Eun Ho heran.
“Nanti juga kau akan tahu.. Ayo” Kata Yong Chan sambil menarik tangan Eun Ho.
“Hei.. hei… jangan menarikku seperti itu..”
Namun Yong Chan cuek dan malah tersenyum melihat Eun Ho memberontak. Dia membawa Eun Ho kedalam lift. Lalu ia memencet tombol 24f.
“Lantai 24? Ya! Yong Chan! Kau ini mau apa sih? Kau mau menculikku ya?” Tanya Eun Ho panik.
“Sudah, kau diam saja…”
“Ya!!! Goo Yong Chan!! Jika kau berani – berani mencelakaiku, akau tidak akan segan – segan membunuhmu!” Teriak Eun Ho.
“Diam! Kau ini berisik tahu.. Lift ini sudah sempit. Dan jangan membuat aku tambah pusing karena suaramu yang [bigno]kakan telingaku”
“Muo??? Apa katamu??” Ya! Yong Chan-a.. lihat saja.. aku…”
Namun belum selesai Eun Ho bicara, pintu lift terbuka. Mereka sudah sampai di lantai 24. Sebenarnya tujuan utama Yong Chan adalah rooftop namun lift yang ada hanya sampai lantai 24. Maka untuk sampai ke RoofTop mereka harus memakai tangga 1 lantai lagi.
“Ayo naik..” Kata Yong Chan sambil mendorong Eun Ho kearah tangga.
“Ya! Goo Yong Chan! Kalau kau berani macam – macam. Aku akan teriak!”
Yong Chan tidak tahan mendengar suara Eun Ho. Akhirnya terpaksa dia membekap mulut Eun Ho agar diam, dan memaksa Eun Ho untuk menaiki tangga walaupun dia terus memberontak.
Akhirnya mereka sampai di Roof Top. Yong Chan melepaskan bekapannya. Eun Ho langsung menyemprot Yong Chan dengan marah – marah. Tanpa melihat apa yang ada di sekelilingnya.
Yong Chan memegang kedua pipi Eun Ho dan membalikkan wajahnya agar Eun Ho dapat melihat sekelilingnya. Awalnya Eun Ho mau berontak, tetapi ketika ia melihat apa ada yang di depannya. Ia langsung terpana. Matanya melotot hampir tak berkedip. Yong Chan tersenyum melihat reaksi Eun Ho.
“Yo.. Yong Chan-a….” Kata Eun Ho terbata - bata
“Surprise…Especially for you”
Di depan Eun Ho, sudah tertata lampu – lampu hias yang berkelap kelip berwarna warni. Tidak kalah dengan pemandangan kota yang terlihat dari sini. Dimana hanya terlihat ribuan lampu yang menyala,seakan – akan seoul di malam hari adalah Kota Cahaya. Di tengah – tengah, terdapat satu set meja makan lengkap dengan makanan di atasnya. Juga dua buah lilin yang telah menyala menyinari mereka. Ratusan kelopak bunga mawar melingkari meja makan tersebut, benar – benar memberikan kesan yang sangat romantis.
“Kau suka?” Tanya Yong Chan
“Yong Chan-a…i.. ini..benar – benar indah.. nomu yeppeoyo..”
Eun Ho sangat terpana saat itu. Tentu saja, perempuan mana yang tidak luluh di beri kejutan seperti itu. sementara itu, Yong Chan tersenyum puas.
“Baiklah, mari kita makan. Ayo..”
Yong Chan beranjak menuju kursi dan mempersilahkan Eun Ho duduk. Selayakna pangeran membukakan kursi untuk sang putri. Setelah Eun Ho duduk,
Yong Chan pun ikut duduk. Kini mereka duduk berhadap – hadapan.
“Ah, masih ada satu lagi..” Kata Yong Chan
Dan tiba – tiba saja alunan musik klasik terdengar dari sumber suara yang tidak terlihat. Eun Ho melihat sekelilingnya heran untuk mencari darimana asal
suara itu. Ternyata itu berasal dari beberapa speaker yang berada di masing – masing sudut ruangan. Speaker itu tertutupi oleh bunga – bunga di sekitarnya sehingga kelihatan tidak Nampak.
“k..Kaau..Bagaimana kau menyiapkan semua ini?” Tanya Eun Ho takjub
“Apapun akan kulakukan agar membuatmu menerimaku…” Kata Yong Chan dengan serius.
Eun Ho menatap Yong Chan, dia bisa melihat betapa kuat rasa cinta Yong Chan terhadapnya.
“Eun Ho-ya.. Aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri. Ini begitu rumit, begitu tiba – tiba dan begitu aneh. Aku memang belum lama mengenalmu, tapi aku merasa nyaman bila berada di dekatmu. Aku selalu memiliki perasaan ingin melindungimu. Menjadi seorang yang berharga untukmu..”
“Aku tahu ini gila… Aku bahkan terlalu memaksakan kehendakku padamu. Tapi mengertilah Eun Ho, semua yang aku lakukan, hanya untuk membuatmu bahagia…”
“Kalau kau ingin membuatku bahagia, kau telah mengambil jalan yang salah Yong Chan-a…” Potong Eun Ho.
Yong Chan terperanjat mendengar perkataan Eun Ho.
“Jika cinta belum hadir, janganlah engkau memaksakannya. Dan sekarang, aku memang belum bisa menerimamu Yong Chan. Kalau kau memang ingin melihatku bahagia, jangan paksa aku untuk mencintaimu. Biarkan suatu saat cinta itu hadir dengan sendirinya…..”
Yong Chan terdiam mendengar perkataan Eun Ho. Dia sadar, dia terlalu memaksakan keinginannya tanpa memikirkan perasaan Eun Ho. Dia terlalu terburu – buru sehingga membuat Eun Ho merasa terkekang.
“Yong Chan-a.. Jika kau sungguh – sungguh mencintaiku.. tunggulah aku..”
“Tapi.. sampai kapan aku harus menunggu?” Tanya Yong Chan dengan suara parau.
“Cinta memang perlu pengorbanan bukan?” Ujar Eun Ho sambil berdiri dari duduknya.
“Yong Chan-a.. masih banyak urusan yang harus kau utamakan selain aku.. Aku tidak ingin karenaku, karirmu menjadi berantakan.. “
“Jalanilah semua ini Yong Chan,, aku tahu kita bisa melewatinya” Kata Eun Ho. Lalu dia pergi meninggalkan Yong Chan tanpa menyentuh sedikitpun makanan yang telah disiapkan Yong Chan.
Sementara itu Yong Chan terdiam dan termenung atas perkataan Eun Ho.
“Tunggu aku Eun Ho-ya.. Aku pasti menunggu cinta itu datang bermekaran di hatimu” Kata Yong Chan
*****
Malam itu Choi Yoon baru saja tiba dirumahnya. Pikiran dia begitu penat. Pekerjaan yang begitu menumpuk, hubungannya dengan Yong Na yang sedang berantakan.
Dia berusaha menghubungi ponsel Yon Na saat itu, namuan ternyata ponselnya tidak aktif. Ia menelponnya lagi. Tetapi masih tidak aktif.
“Aaah… lama – lama aku bisa gila” Kata Choi Yoon sambil menggaruk – garuk kepalanya.
Tiba – tiba terdengar suara bel berbunyi.
“Aiiisshhh.. siapa yang datang malam – malam begini?” gerutunya. Lalu Choi Yoon dengan kesal menuju ruang depan dan membuka pintu.
“Selamat malam.. apakah ini benar rumah Choi Young?” Tanya seorang wanita.
“Benar”Jawab Choi Yoon malas tanpa melihat siapa yang datang.
“Tunggu… sepertinya aku mengenalmu? Hmmm.. Aaahhh..Kau si pengemudi gila!” teriak wanita itu. Choi Yoon langsung mendongakkan kepalanya cepat.
“Aaahh,,K..Kau? Mengapa kau ada disini?” Teriak Choi Yoon.
“Jangan – jangan kau….”
“Song Hye Jin!! Yaaaa… mengapa kau pulang tidak bilang – bilang?” tiba – tiba Choi Young datang dari dalam sambil berteriak kegirangan. Lalu dia
memeluk wanita yang bernama Hye Jin itu sambil berjingkrak – jingkrak seperti anak kecil.
“Choi Young-a.. Aku pulang karena sedang libur semester, jadi aku kesini menjenguk keluarga sekalian menjengukmu..”
Sementara itu rasa kaget Choi Yoon belum hilang. Siapa sangka wanita yang hampir ia tabrak adalah teman Choi Young. Lagi? Setelah Yong Na yang merupakan teman Choi Young sekarang muncul lagi seseorang dalam kehidupannya sebagai teman Choi Young yang lain. Aigoo, sebenarnya anak ini
punya berapa teman sih? Pikir Choi Yoon.
“Ah, Hye Jin.. ini kakakku, Choi Yoon”
“Aku sudah tahu..” Kata Hye Jin
“Ha? Apa? Jadi kau mengenalnya?” Tanya Choi Young kaget.
“Tentu saja, dia hampir menabrakku tadi siang”
“Muo? Ya! No jeongmal paboya? Masa kau mau menabrak orang?” Kata Choi Young pada Choi Yoon.
“Aisshh mana aku tahu! Sudah, Aku sedang pusing. Aku mau tidur!” bentak Choi Yoon kesal. Ternyata hari ini begitu berat untuknya. Lalu dia meninggalkan kedua wanita itu di ruang tamu yang memandangnya dengan heran.
*****
Besoknya Choi Yoon bangun kesiangan. Dia melihat jam, sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Padahal dia ada syuting jam 10. Maka dia buru – buru bangun dan menuju kamar mandi. Setelah cuci muka dan gosok gigi, dia berganti pakaian, namun tiba – tiba saja bel pintu depan berbunyi lagi.
“Aaaaisssh siapa lagi sih? Choi Youuuung!!! Buka pintunya!!” teriak Choi Yoon dari dalam kamarnya. Tapi tidak ada sahutan.
“Aneh, apa dia sudah berangkat? Tapi setahuku dia tidak ada jadwal syuting hari ini?” Pikir Choi Yoon. Karena tidak ada jawaban, akhirnya Choi Yoon membukakan pintu hanya dengan handuk yang melilit di sekeliling pinggangnya.
“Ya.. ya tunggu sebentar..” Teriak Choi Yoon. Setelah pintu terbuka, betapa kagetnya dia melihat Yong Na sedang berdiri disana. Sepertinya dia juga kaget melihat Choi Yoon dengan pakaian seperti itu.
“Yo..Yong Na-ya? Ah ma..maaf aku…”
“Ada tamu ya?” Kata seseorang dari dalam. Choi Yoon menoleh, dan dia lagi – lagi terkejut dengan kejadian pagi hari ini, di belakangnya,, dari arah kamar Choi Young dia melihat Hye Jin baru saja bangun, dengan menggunakan baju tidur yang sepertinya milik Choi Young.
“K..Kau?? Mengapa kau…?”
“Siapa itu Choi Yoon-a??” Tanya Yong Na getir.
Choi Yoon menelan ludahnya. Dia tidak bisa berbicara apa – apa saking shocknya. Keadaanya terjebak. Yong Na pasti salah paham, apalagi dia melihatnya dan Hye Jin dengan pakaian seperti itu dalam satu atap. Dia benar – benar bingung harus berbuat apa – apa. Di sebelah kanannya dia melihat Hye Jin dengan tampang polosnya, melihat heran Choi Yoon dan Yong Na dan disebelah kirinya dia melihat Yong Na yang kini melihatnya dengan tatapan geram.
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Twelve
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Twelve
Choi Yoon melirik Hye Jin lalu melirik Yong Na..Mata Yong Na mendelik melihat Hye Jin dan Choi Yoon dengan sinis..Choi Yoon tergagap ,"A..a.."
"Lelaki brengsek..,"Yong Na mencibir lalu menjatuhkan rantang makanan yang digenggamnya ,bermaksud untuk mengantarkan sarapan untuk Choi Yoon..
Yong Na pergi begitu saja meninggalkan Choi Yoon dan Hye Jin ,pintu pagar yang dibanting terdengar sampai kedalam rumah ,begitu [bigno]akkan telinga ,menandakkan kalau Choi Yoon dan Hye Jin terjebak dalam masalah besar..Lagi-lagi Yong Na salah paham..
Setengah menit kemudian Choi Young datang menyapa mereka ,keringat mengucuri seluruh mukanya ,Choi Young membelalak melihat makanan yang berserakan di ruang tamu mereka ,Hye Jin masih shock dengan tampang polos menggaruk-garuk kepalanya ,sedangkan Choi Yoon mengepalkan tangannya dengan marah ,seluruh wajahnya memerah seolah darah berkumpul menjadi satu didalam wajahnya..
"BRENGSEKKKK!!!!"Choi Yoon masuk kembali kedalam kamar mandi dan membanting pintunya..
"O..omo..,"Choi Young hanya dapat tergagap-gagap melihat kelakuannya ,lalu ia menatap Hye Jin dengan tampang heran ,"Hye Jin we..wegude?"
"A..a..ehm...,tadi ada perempuan yang datang ,"alisnya mengeriyit..
"Jangan..,jangan-jangan ,"
"Hah?"
"Jangan-jangan itu..itu.. Yong Na!"
"Yong Na..?"
"Pacarnya Choi Yoon.."
"M..Mwo??Pantas saja..,pantas saja ia terlihat sangat marah ,pasti..pasti ia...salah paham ,"sekarang muka Hye Jin menunjukkan tampang bersalah..
**
Hari ini Yong Chan datang ke lokasi syuting dengan tampang lesu..Eun Ho meliriknya dari kejauhan ,mengingat semua kejadian kemarin ...Ia merasa dirinya memang sedikit keterlaluan...Meninggalkan Yong Chan begitu saja ,tapi ia tahu ini yang terbaik untuknya..Tetapi benarkah begitu?
"Cut!!Yong Chan ada apa denganmu?"tanya Mr.Bae
"Maaf..,"dengus Yong Chan lesu..
"Tidak apa..ayo kita ulang..,"
Eun Ho hanya dapat melihat Yong Chan dengan tampang prihatin ,dirinya pasti sangat terpukul dengan kejadian kemarin..
**
Mrs.Goo ,Mr.Goo ,dan Yong Na berkumpul di meja makan untuk makan malam ,tidak ada Yong Chan maupun Yong Sae ,suasana terlihat sangat sunyi ..
Yong Na pun menunjukkan tampang yang marah juga sedih ,seluruh wajahnya memerah..
“Ehm..Yong na ,sebenarnya siapa laki-laki kemarin?”Tanya Mr.Goo memulai pembicaraan ..
“Dia..,”
“Sudah tak usah berbohong ,dari tampang mu kami tahu ,kau pasti mempunyai masalah dengannya kan?”tegur Mrs.Goo,
“Omma ,dia yang melempari Yong Sae dengan pot , aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku ,araso…araso ,jangan bahas ia lagi ,ku muak dengannya..!”cibir Yong Na tak sabar..
Pernyataan putri sulung mereka membuat Mr dan Mrs.Goo terkaget-kaget ..,
“Ja..,jadi?”Mrs.Goo menunjukkan tampang sedikit marah..
“Ya..,dia yang mencelakai uri Yong Sae ,”tambah Yong Na sambil menghela nafas ,disaat yang sama ia memikirkan Choi Yoon dan perempuan itu..Kepalanya terasa mau pecah..
“Ahhh..,sudahlah ,aku ingin menemani Yong Sae..Aku pergi,,”kata Yong na cepat ,meninggalkan meja makan sementara kedua orang tuanya masih tercengang setelah mengetahui kebenarannya..,"Eomona !!!Lelaki macam apa dia berani berbuat begitu?"cibir Mrs.Goo dengan sinis..
Sekarang posisi Dong Wo seperti "terancam" di mata keluarga Goo..,hanya Yong Sae yang bisa membawanya kembali,ia satu-satunya sekarang orang yang masih percaya pada Dong Wo..Menyelesaikan ini semua ..
**
Yong Sae membaca buku komiknya sambil terkekeh kecil ,sementara Yong Na duduk terdiam di sebelahnya ..Wajahnya terlihat kusut ,seolah menahan seluruh air matanya..Yong Sae memerhatikan kakaknya dengan seksama dan mendapati ada yang salah pada diri kakaknya..
"Onni..,"panggil Yong Sae..
Yong Na hanya diam ,pandangannya kosong ,kedua matanya merah..
"Onni ,"panggil Yong Sae sekali lagi..
"Hey ,"Yong Sae menepuk pundak Yong Na,,
"Ah iya...,"Yong Na menjawab sedikit kaget..
"Ada apa denganmu?"tanya Yong Sae khawatir..
"Tidak..,"jawabnya berbohong sambil mengucak matanya yang merah..
"Kau bohong ,"papar Yong Sae lalu melempar komiknya ke meja yang terletak disampingnya ,sekarang Yong Sae menatap Yong Na dalam-dalam ,"Kau bohong onni..!"
Yong Na hanya terdiam..,sekarang ia tak bisa lagi menahan air matanya..
"Choi..Choi Yoon.."
Air mata Yong Na mulai merebak ,ia tak tahan...,ia menangis di pundak Yong Sae ...terisak ..
"Choi Yoon..Brengsek..lelaki sial!!Huhuhu.."
"Onni..,"Yong Sae mengelus pundak onni nya dengan sayang,,”Kau mencintainya ,”gumam Yong Sae pelan..
“Anyeo…,tidak aku tidak mencintainya ,”bantah Yong Na terisak..
“Ya kau mencintainya ,jangan bohong terhadap dirimu sendiri onni ,sekarang kau menangis untuknya ,air matamu adalah tanda cintamu terhadap oppa Choi Yoon ,”kata
Yong Sae sambil tersenyum..
Yong Na tidak bisa membantah perkataan adiknya sendiri..,maka ia hanya diam ,menangis di pundak Yong Sae..
**
Kali ini benar-benar fatal..Sampai larut malampun Yong Chan tak bisa berkonsentrasi..,satu scene pun tidak selesai..
Tidak ada yang beres...cut ,cut ,cut ,dan cut ,hanya itu yang terdengar..Yong Chan tertunduk lesu sementara semua orang menatapnya dengan kebingungan..Eun Ho mengeriyitkan alisnya ,tahu kalau ini semua salahnya..
Maka Eun Ho menarik tangan Yong Chan dan membawanya ke pedalaman hutan yang sepi..
Yong Chan tertunduk lesu ,tak mau menatap mata Eun Ho..
“Yong Chan..,”gumam Eun Ho..,”Sampai kapan kau mau terus begini?”
Yong Chan tidak menjawab ,diam seribu bahasa seolah ada yang mengunci mulutnya ,Yong Chan memejamkan kedua matanya..
“Yong Chan!”panggil Eun Ho mengencangkan suaranya..
Sekarang Yong Chan menatap Eun Ho ,wajahnya terlihat pucat …Eun Ho tersentak melihat wajah Yong Chan..
“Yo..Yong Chan..,we..wegude?kamu sakit?Mau kuambilkan obat?”Eun Ho mengguncang kedua pundak Yong Chan..
“Eun Ho-ya..,”gumam Yong Chan pelan..,suaranya hampir tidak terdengar..
“Iye?”jawab Eun Ho ,wajahnya diliputi kepanikan..
“Hanya kau obatku..!Hanya kau..Kau belum menyadarinya juga ,kalau obatmu hanyalah aku…,belum ,kau belum menyadarinya,”bisik Yong Chan dengan suara tajam tepat di telinga Eun Ho..
**
Pagi ini ,matahari bersinar terik ,Eun Ho yang baru datang ke lokasi syuting The Sword ,dapat merasakan sejuknya hutan pada pagi hari ,semua kru mulai bekerja dengan semangat namun ada satu orang yang tak tampak ,yaitu Yong Chan..
Eun Ho melirik kemana-mana dan tidak menemukan Yong Chan di sudut manapun…,setelah kejadian kemarin malam ,Yong Chan akhirnya tidak berhasil menyelesaikan satu scene pun ,ia terlihat sangat terpukul maka Mr.Bae menyuruhnya pulang..
Eun Ho dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dengan tiba-tiba..,”Dor!!”
Itu adalah Jae Won..
“Sunbae ,”mata Eun Ho membelalak ,masih terkaget-kaget..
“Anyeong..,mau latihan sekarang?”tanyanya ..
“Oh ..,iye ,gamshamnida sudah mau datang kesini..,”kata Eun Ho sambil membungkukkan badannya..
“Ah…,no problem,berlatih di alam bebas lebih baik..asalkan kau berlatih dengan baik dan menjadi artis terkenal ,itu sudah cukup buatku..,”jawabnya dengan ceria..
Mereka berjalan menuju tepi danau dan memutuskan untuk berlatih disana..Jae Won dengan pipinya yang gembul suka membuat Eun Ho terkekeh..Setelah 1 jam lamanya mereka berlatih ,akhirnya Jae Won dan Eun Ho duduk di bawah pohon yang rindang ..
"Hah…,latihan yang melelahkan ..juga menyenangkan ,”kata Eun Ho lalu meneguk air mineral digenggamannya..
“Yah..,kau sudah memiliki banyak kemajuan..,ini pasti karena logam perak yang kuberikan ,”kata Jae Won sambil tersenyum lebar..
Eun Ho tertawa mendengar perkataan Jae Won..
Tanpa sadar ,kalau Yong Chan memerhatikan mereka berdua di balik pohon dari kejauhan..,menatap Eun Ho dengan sedih ..
“Hey Yong Chan ,apa yang kau lakukan disini?”teriak manajer Yong Chan dari belakang sambil menepuk pundak Yong Chan , sekarang Eun Ho menyadari keberadaan Yong Chan ,kedua mata Yong Chan membelalak ketika mata Jae Won dan Eun Ho tiba-tiba terarah pada dirinya..,”Ahh…pabu !!”Yong Chan mendesah pada manajernya dan lari dengan cepat meninggalkan tempat itu sementara manajernya mengikuti dari belakang..,”Hey tunggu!!”
“Yong Chan!!”panggil Eun Ho ,ia bangkit dan berlari dengan cemas , meninggalkan Jae Won sendiri..
**
Brummmmm..
Yong Chan menyetir mobilnya dengan cepat ,sementara Eun Ho berteriak memanggilnya dari belakang ,semuanya percuma..
Dengan lesu Eun Ho melangkahkan kakinya ,Mr.Bae menatapnya dengan prihatin ,”Eun Ho-ssi ,tolong sesudah ini kau kembali kesini ,”Mr.Bae mengancungkan jarinya pada sebuah motor yang diparkirkan di sisi pohon ,”Kejarlah dia..”
“Gam..Gamshamnida!!”Eun Ho membalas dengan semangat ,lalu meraih kuncinya dari tangan Mr.Bae..
Dengan segera ia meninggalkan tempat itu dan mengejar Yong Chan..
Jae Won menatap mereka ,begitupun dengan semua kru ,sekarang kejadian Yong Chan dan Eun Ho yang menjadi pusat perhatian mereka..
“Anak muda ,”Mr.Bae terkekeh pelan..
**
Sekarang mobil Yong Chan tepat berhenti di sebuah kafe di tepi jalan raya dimana mobil berlalu lalang dengan sibuk ..,
Eun Ho yang hanya mengikutinya diam-diam ,ingin mengurungkan niatnya untuk menghampiri Yong Chan dan tetap terus duduk pada motornya..
Yong Chan keluar dari mobilnya ,tetapi mata Eun Ho tidak lagi tertuju pada Yong Chan namun tertuju pada Choi Young yang sedang menggandeng temannya di sisi jalan yang lain ,yah..itu bibinya..Choi Young..
“Hye Jin ,kau ingin minum apa ,aku yang akan pesan ke kafe ,kau tunggu disini saja..,”katanya ,Eun Ho bisa mendengar samar-samar..
“Coffee latte ,”jawab Hye Jin sambil mengacungkan jempolnya ..
“Hahaha..selalu ,okay ,aku akan membelinya ,kau tunggu ya..,”
Choi Young menyebrangi jalan tetapi pandangannya tidak focus..,ia masih tersenyum senang dan tidak melihat kalau ada truk yang hendak melintasi jalan itu..
“CHOI YOUNG..AWAS!!!”Hye Jin berteriak histeris..Mata Eun Ho membelalak ,shocked..,mulutnya ternganga ,tak bisa berbicara apa-apa
Yong Chan yang hendak memasuki kafe itu ,langsung mengarahkan pandangannya dan berlari mengampiri Choi Young ..,ia memeluk Choi Young dan membawanya dengan cepat ke pinggir jalan..Mereka terjatuh ,kedua tangan Yong Chan masih memeluk Choi Young..
CITTTTTTTTTT..
Truk itu berhenti ,”Hey nona..Kau gila ?”Supir itu mencibir dengan ketus kearah Choi Young..
“Maaf ,”balasnya ,kemudian ia berdiri dan melepaskan dirinya dari pelukan Yong Chan ,Yong Chan juga berdiri dan merapikan bajunya..
Kemudian truk itu pergi melaju dengan cepat setelah menimbulkan sedikit kemacetan…,”Gamshamnida ,”Choi Young membungkukkan badannya ..,”Oh..Yong..Yong Chan!!”
“Hey..,”Yong Chan melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Choi Young yang masih terpana melihatnya ,ia menuju ke kafe..Choi Young hendak mengikuti Yong Chan namun ia mengurungkan niat nya dan mengajak Hye Jin berjalan meninggalkan tempat itu..
Sementara Eun Ho ,kedua pipinya memerah ,seolah perasaannya ditusuk..,ketika ..ketika Yong Chan memeluk Eun Ho ,ia terpana dan merasa tidak terima..
Dalam hati kecilnya,Eun Ho bergumam pelan ,”Sampai kapan kau mau terus membohongi perasaanmu, kau tersiksa ,ia juga tersiksa ,jadi menurutmu ini keputusan yang baik ,untuk menyuruhnya menunggu dengan harapan kosong ?”
Eun Ho memarkirkan motornya ,bertekad pada dirinya sendiri..,”Aku tidak akan berbohong lagi ,aku tidak akan membohongi perasaanku lagi..Tidak!!”
Eun Ho meraih gagang pintu kafe itu dan membukanya ,ia bisa melihat Yong Chan yang sedang memesan pada seorang pelayan..
Eun Ho datang menghampiri Yong Chan dan ia berdiri tepat di sebelah pelayan itu..,
“Goo Yong Chan!Aku ingin bicara padamu!”ucap Eun Ho tegas.
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Thirteen
[quote="DragonFlower"]
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Thirteen
Yong Chan berbalik ke belakang dan mendapati Eun Ho sudah berdiri di sana. Pandangannya perlahan turun ke tangan kanannya yang digenggam Eun Ho. Mata bundarnya berkedip-kedip. Dia tidak percaya bahwa orang yang berdiri di depannya dan yang memegang tangannya adalah Eun Ho.
"Ada yang ingin saya bicarakan denganmu ....!", Eun Ho mengulangin perkataannya.
Cafe' yang tidak begitu ramai itu mulai heboh ketika beberapa di antara para pengunjung mulai mengenali mereka.
"Heiiii!!!!! ... bukankah itu Goo Yong Chan ..?"
"Ya, benar dan .. cewek itu ... sepertinya saya mengenalnya ..."
"Itu cewek yang digosipkan berpacaran dengan Yong Chan ... tapi saya lupa namanya ..."
"Dia artis baru .. pasangan Yong Chan di "The Sword" .. namanya .... hmmm .. Eun Ho ... kalau tidak salah namanya Lee Eun Ho ..."
"Benar!! .. dan di iklan pertamanya menurut yang saya baca di koran, dia akan dipasangkan dengan Nathan Lee ... bayangkan ... Nathan Lee, model internasional yang keren dan terkenal itu .. gadis itu benar-benar sangat beruntung .."
Suara-suara berisik saling sahut menyahut, membuat Yong Chan dan Eun Ho agak terpojok. Mereka berusaha menutupi wajahnya dari pandangan orang-orang tersebut. Tapi percuma saja, seisi cafe' sudah mengenali mereka. Beberapa di antara para pengunjung itu malah mengarahkan ponselnya ke arah Yong Chan dan Eun Ho. Suara klik berkali-kali terdengar ketika ponsel-ponsel tersebut mengabadikan wajah mereka.
Eun Ho tercengang, tidak tahu harus berbuat apa. Ini untuk pertama kalinya dia menghadapi situasi seperti ini. Yong Chan yang lebih berpengalaman menghadapi massa daripada Eun Ho segera menarik tangannya dan memaksanya pergi dari situ. Akhirnya Yong Chan dan Eun Ho berhasil keluar dari kepungan para penggemar yang sudah mengila itu setelah melalui perjuangan yang sangat keras.
***********************
"Apa yang kamu lakukan tadi? Itu tidak seperti dirimu?", tanya Yong Chan setelah mereka berhasil mendapatkan tempat yang aman untuk berbicara.
Eun Ho tidak segera menjawab pertanyaan Yong Chan. Dia masih mengatur pernafasannya yang memburu. Pelarian tadi hampir membuatnya kehilangan nafas. Sekarang mereka berada di danau kecil di sudut kota Seoul. Eun Ho melemparkan pandangannya ke tengah danau dan mulai berbicara setelah nafasnya sudah seperti semula.
"Saya telah memikirkannya baik-baik ... hmmm ... yang kamu bicarakan denganku malam itu .. saya .. saya bersedia menerimanya .. tapi ..."
"Hahhhhh ??", seruan Yong Chan memutuskan pembicaraan Eun Ho yang memang sudah terbata-bata.
"Kamu serius? kamu bersedia menerimaku?", tanya Yong Chan bertubi-tubi dengan pandangan yang masih tidak mempercayai pendengarannya.
Eun Ho menganggukan kepala tanpa berani memandang Yong Chan.
"Tapi .. dengan satu syarat .."
"Apa itu?", dahi Yong Chan agak berkerut.
"Tidak boleh terang-terangan .. kita berpacarannya diam-diam saja ..", jawab Eun Ho pelan, tetap dengan posisi semula.
Mendengar itu, Yong Chan langsung berubah sikapnya, dari semula yang senang dan bahagia menjadi kesal dan marah.
"Mengapa harus begitu? kamu tahu bahwa saya paling tidak suka berbuat begitu .."
Kali ini Eun Ho mengalihkan pandangannya ke Yong Chan. Diperhatikannya pemuda itu dengan seksama. Dia tahu Yong Chan sedang marah besar.
"Saya mohon ... ini untuk kebaikan kita .. ini untuk pertama kalinya saya mengambil keputusan sendiri, terhadap jalan hidupku sendiri, tanpa bantuan dari orang lain ... jadi sya mohon dan minta dengan sangat kamu dapat mengabulkannya ..", kata Eun Ho dengan suara pelan dan penuh harap.
Yong Chan tertegun melihat Eun Ho menjadi rapuh di hadapannya. Sinar mata yang memancarkan ketidakberdayaan itu lambat laun membuat hatinya luluh.
"Saya tidak sepertimu .. kamu punya rasa percaya diri yang tinggi sedangkan saya .... segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku hanya keberuntungan saja .. selalu begitu .. dari dulu sampai sekarang selalu begitu ...sejak kecil, dari taman kanak-kanak sampai kuliah, mengambil jurusan apa, akan menjadi apa, semuanya sudah diatur oleh omma dan appa .. setelah tamat kuliah, untuk mendapatkan pekerjaan juga berdasarkan rekomendasi dari paman Yoon .. bahkan tidak sengaja masuk ke dunia entertainment juga karena kekerasanmu memaksaku menjadi asisten pribadimu dan .. tidak lepas juga dari peranan Mr. Bae ... selalu begitu ... jalan hidupku selalu diatur terlebih dahulu .. tidak ada yang benar-benar merupakan keputusanku sendiri .. jadi saya mohon untuk kali ini .. biarkan saya mengambil keputusan sendiri, jika tidak .. hubungan kita ... seperti sekarang saja ..."
"Tidak bisa!!!!!!!!! ", teriakan Yong Chan langsung memotong perkataan Eun Ho yang belum selesai.
"Baiklah .. seperti keinginanmu saja .. tapi ingat, kertas tidak bisa dipakai untuk membungkus api ~sok berpribahasa si Yong Chan ..... lambat laun semuanya pasti akan terbongkar juga ..", kata Yong Chan dengan tampang cemberut dan tidak ikhlas.
Eun Ho tersenyum. Dia bahagia Yong Chan mau mendengar permintaannya.
"Terbongkar atau tidak kita lihat bagaimana ke depannya saja .."
Yong Chan juga ikut tersenyum. Dia mendekati Eun Ho. Agak membungkukan badan dan menundukkan wajahnya ke Eun Ho dengan maksud mendaratkan ciumannya ke bibir Eun HO. Tapi dengan gesit Eun Ho menghindar. Dia berkelit ke samping sehingga Yong Chan hanya mencium angin.
"Kamu mau apa?", tanyanya dengan mata terbelalak lebar. Hatinya berdegup kencang.
"Yaaaaaaaaa .... apa salahnya kalau saya menciummu?", Yong Chan balas bertanya dengan tampang kecewa.
Wajah Eun Ho memerah. Matanya berputar-putar ke segala arah. Perasaannya tidak karuan.
"Tidak!! jangan sekarang ... saya belum siap ... hatiku sangat kacau .. lain kali saja ..."
Eun Ho menundukkan wajah dalam-dalam. Melihat keadaan Eun Ho, Yong Chan tidak bisa berbuat apa-apa. Walaupun ada sedikit kekecewaan yang dirasakannya, tapi tidak dapat dibohongi kalau saat ini dia sangat berbahagia. Hatinya berbunga-bunga.
Sementara itu, tidak disadari oleh mereka, dikejauhan sana, dibalik pohon besar yang berdiri kokoh di belakang kiri danau, sepasang mata jeli dengan kamera di tangan sedang memperhatikan tingkah laku mereka sejak tadi.
*********************
Dam Ah duduk dengan gelisah di pojok ruangan, cafe' kecil yang berada di sebelah gedung YT Entertainmet. Matanya berulangkali melirik jam kecil yang melingkar di tangan kirinya. Diarahkannya pandangan ke seluruh ruangan yang tidak begitu ramai. Tidak ada seorangpun yang mengenalinya.
Dam Ah melepaskan kacamata hitam yang dipakainya dan melemparkannya ke atas meja dengan perasaan kesal. Percuma dia menyamar. Sama sekali tidak ada orang yang meliriknya dan semua itu dikarenakan satu orang. Lee Eun Ho!! Dia yang telah merebut semuanya. Tidak hanya Yong Chan, tapi juga peluangnya untuk menjadi terkenal dan bermain menjadi pemeran utama di drama yang disutradarai Mr. Bae. Mengingat ini hati Dam Ah semakin murka. Tangannya terkepal erat.
Lima menit kemudian, seorang wanita berusia sekitar 30 tahunan dengan dandanan dan gaya sporty mendekati meja yang ditempati Dam Ah.
"Maaf jika anda menunggu terlalu lama Dam Ah Ssi ...", kata wanita tersebut dengan nafas yang sedikit terengah.
Dam Ah mempersilahkan wanita itu duduk di kursi yang ada di sampingnya, kemudian berkata dengan cepat ...
"Tidak perlu berbasa-basi Miss Sona .. lalu bagaimana dengan permintaanku itu?"
Wanita yang dipanggil Sona itu tersenyum. Tangannya mengangkat kamera yang sejak tadi dipegangnya.
"Seperti yang nona perkirakan .. memang ada apa-apa di antara mereka .. saya sudah mengabadikannya di sini .."
Dam Ah tidak mendengarkan perkataan Sona lebih lanjut. Dia merebut kamera dari tangan Sona dan membuka bagian yang ingin dilihatnya. Perasaannya langsung campuraduk antara senang dan benci ketika semuanya terputar di hadapannya.
"Thanks, Sona Ssi .. ..", ujarnya pelan.
Sona tersenyum dan merasa puas dengan hasil kerjanya sendiri.
"Sama-sama Dam Ah Ssi ... ini juga berguna buat deadline majalah gosipku bulan depan ... saya akan mencopy semuanya untuk nona jadi nona jangan khawatirkan itu .."
Dam Ah meremas kamera di tangannya. Perasaannya masih belum tenang dengan semua yang dilihatnya tadi.
*********************
Keesokan harinya di ruang latihan YT Entertainment ..
Eun Ho baru saja menyelesaikan latihannya yang selama satu jam dengan Jae Won. Kali ini dia cukup puas dengan yang dilakukannya. Jae Won mengedipkan mata dan mengacungkan jempolnya.
"Sudah kubilang kan kalau kamu punya bakat untuk itu?", puji Jae Won.
Eun Ho tersipu malu. Tapi senyuman tidak terlepas dari wajahnya.
"Gumawo sunbae ...", kata Eun Ho sambil membungkukkan badan.
Jae Won menerima penghormatan dari Eun Ho dengan tawa khasnya.
"Sudah .. latihannya sampai disini saja .. kamu harus mempersiapkan diri buat pemotretan NB II sejam lagi ..", Jae Won menepuk lengan Eun Ho, kemudian keluar dari ruangan itu.
**********************
Jae Won menelusuri lorong depan gedung menuju cafe' yang ada di samping kiri. Wajahnya agak tertunduk sehingga dia tidak melihat seseorang yang berjalan kearahnya. Orang itu juga kelihatan tidak melihatnya karena pikirannya sedang menerawang dan tak pelak lagi tabrakan terjadi antara mereka ....... brakkkkk ....
Keduanya berteriak kesakitan dan bersiap menyemburkan kata-kata pedas .. tapi ternyata ...
"Akchhhh .... apa yang, .....Young!!!", seruan terdengar dari mulut Jae Won ketika melihat orang yang ditabraknya itu ternyata Choi Young.
"Ahhhh ... ternyata kamu ...", Choi Young tidak kalah terkejutnya melihat Jae Won berdiri di hadapannya.
Wajah Choi Young langsung mengeras. Sebenarnya dia sudah berusaha memaafkan Jae Won dan memang dia sudah berhasil melakukannya, tapi kalau sudah berhadapan langsung seperti ini, dia masih tidak dapat bersikap tenang. Choi Young berbalik dan bermaksud berlalu dari hadapan Jae Won.
"Young ....... kamu masih tidak dapat memaafkanku?", tanya Jae Won dengan suara memelas.
Beberapa orang yang berada di sekitar situ mulai melirik kearah mereka. Choi Young memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya. Dia berbalik lagi kearah Jae Won dengan sikap tegas.
"Saya sudah melupakan semuanya Jae Won ... semuanya sudah berlalu dan saya tidak ingin mengungkitnya lagi .."
"Kamu masih tidak bisa menerimaku ..?", tanya Jae Won pelan karena dia sadar dengan pandangan menyelidik dari orang-orang sekitar.
Choi Young berpikir sebentar kemudian menjawab dengan pasti.
"Tidak ... saya tidak bisa menerimamu lagi karena .. saya sudah mulai mempunyai perasaan terhadap pria lain ... "
Jae Won sangat terkejut dengan jawaban Choi Young yang tidak diduganya.
"Siapa dia?... bolehkah saya mengetahuinya ?"
Choi Young mengelengkan kepalanya.
"Tidak ... saya rasa kamu tidak perlu mengetahuinya ..."
Kemudian dia berlalu dari situ. Meninggalkan Jae Won yang berdiri terpaku dengan hati terpukul di tempatnya.
********************
Sepuluh menit sepeninggal Jae Won, Eun Ho keluar dari ruang latihan yang hampir setiap hari digunakannya. Hatinya masih gembira dengan hasil latihannya tadi. Dan tentu saja juga karena hubungannya dengan Yong Chan yang sudah ke tahap istimewa. Eun Ho menyusuri lorong menuju ruang pemotretan yang ada di depan. Dia tidak menyadari seseorang memperhatikannya dari samping lorong yang baru dilaluinya.
"Eun Ho Ssi ......!!!"
Panggilan itu menghentikan langkah Eun Ho. Dengan segera dia berbalik. Dan seseorang yang berdiri di depannya sangat mengejutkannya.
"Mr. So ..... ?"
Dong Wo tertawa melihat kekagetan Eun Ho. Dia kemudian melangkahkan kakinya kearah Eun Ho. Senyumnya masih terkembang ketika wajahnya agak didekatkan ke wajah Eun Ho. Tangannya diangkat dan diketukkannya ke jidat Eun Ho.
"Ada apa denganmu? sudah saya bilangkan kamu tidak perlu bersikap formal kepadaku jika saya tidak sedang bertugas ..."
Mata Eun Ho terpejam ketika tangan Dong Wo mendarat pelan di jidatnya. Dalam hati dia semakin tidak mengerti dengan orang yang berada dihadapannya ini.
"Tuan ... ehhhh .. maksudku Dong Wo ... tidak bekerja hari ini?", pertanyaan Eun Ho terdengar gugup.
Sekali lagi Dong Wo tertawa lepas melihat kegugupan Eun Ho. Gadis dengan kulit putih mulus dan pipi merah merona itu membuatnya lepas dari ketegangannya selama ini. Setiap kali bertemu dengan Eun Ho, Dong Wo selalu merasa tidak ada beban dan ini membuat hatinya tenang dan aman.
Dengan susah payah Eun Ho berusaha mengembalikan sikapnya ke semula. Diperhatikannya Dong Wo dengan seksama. Dandanan anak muda itu memang lain dari biasanya. Jas dan celana perlente yang biasa dikenakannya kali ini dilepasnya. Sweater berwarna abu-abu dengan dalaman kemeja putih dipadu dengan celana putih, membuat penampilannya lebih santai dari biasanya.
"Hari ini saya libur ha ... ha .. ha... kamu jangan heran, presiden direktur juga membutuhkan liburan, kan?", Dong Wo mengedipkan matanya.
Eun Ho mengangguk kemudian menjawab pelan ..
"Tentu saja ..."
"Saya lihat kamu masih heran juga ... begini saya hari ini special datang buat mendukung seseorang ..."
Eun Ho terkejut mendengar perkataan Dong Wo. Bagaimana mungkin orang dengan kedudukan seperti Dong Wo datang ke sini hanya untuk mendukung seseorang? Tapi ketika dia bermaksud bertanya lebih lanjut, sebuah suara membuatnya terdiam.
"Heiiiii .... Dong Wo!! ha..ha ... ha.. pak direktruk ternyata tepat waktu juga ..."
Eun Ho berpaling dengan cepat ke asal suara itu. Nathan Lee, partnernya di iklan NB II, sudah berdiri di sana.
"Hi, Hyung .... tentu saja saya harus tepat waktu, saya sudah berjanji padamu, kan?"
Dong Wo berjalan kearah Nathan dan membenturkan tinjunya ke tangan Nathan yang terkepal. Mereka berdua tertawa lepas setelah itu.
"Hyung ...?", kata Eun Ho pelan.
Dong Wo yang mendengar gumaman Eun Ho segera mengalihkan pandangannya dari Nathan.
"Benar ... Nathan adalah saudara sepupuku ... sebenarnya masih sepupu jauh .. tapi wajah kami mirip, kan?"
Eun Ho mengalihkan pandangan dari Dong Wo ke Nathan begitu juga sebaliknya. Ya, diakuinya .. mereka berdua memang mempunyai kemiripan satu sama lain.
"Eun Ho, pemotretan akan segera dimulai .. sebaiknya kita mempersiapkan diri sekarang juga ... kita harus berganti pakaian dan make up .. dan .. Dong Wo, kamu sibukan dirimu sendiri ya .. kami tidak bisa menemanimu sekarang ..", kata Nathan dari Eun Ho ke Dong Wo.
"Ok .. never mind, hyung ...", jawab Dong Wo sambil mengacungkan tangannya.
Eun Ho mengikuti langkah Nathan memasuki ruang pemotretan, meninggalkan Dong Wo sendiran di lorong luar.
**********************
Yong Na termenung di ruang prakteknya. Tadi Choi Yoon meneleponnya dan menjelaskan lagi tentang semua yang dibilang hanya kesalahpahaman kepadanya. Tapi Yong Na tidak mendengarnya. Rasanya cukup sudah semua penderitaannya ini. Setelah lebih mementingkan pekerjaan daripada dirinya, sekarang Choi Yoon sudah berani menempatkan orang ketiga dalam hubungan mereka yang memang sudah di ujung tanduk itu.
Yong Na meraih ponsel yang ada diatas meja. Dia sudah mengambil keputusan bulat. Semuanya harus diselesaikan. Tanpa ragu sedikitpun dia memencet nomor telepon Choi Yoon ....
************************
Choi Yoon menghempaskan tubuhnya ke kasur. Hari ini dia libur. Tapi hatinya sangat kacau. Tidak ada perasaan gembira sedikitpun menyambut hari libur yang sangat dinantikannya ini. Tadi dia menghubungi Yong Na dan berusaha menjelaskan semua permasalahan yang terjadi dengannya dan Hye Jin tapi Yong Na tidak mau mendengarkannya. Pacarnya itu sama sekali tidak percaya dengan semua penjelasannya. Sepertinya semua benar akan berakhir sampai disini.
Choi Yoon membalikan tubuhnya ketika ponsel di sampingnya berbunyi. Dia meraih ponsel itu dan melihat ke layar, nama Yong Na tercantum di sana. Dengan hati penuh harap, Choi Yoon memencet tombol penerima dan mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya ..
"Yeoboseyo ...... Yong Na ..?"
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Thirteen
Yong Chan berbalik ke belakang dan mendapati Eun Ho sudah berdiri di sana. Pandangannya perlahan turun ke tangan kanannya yang digenggam Eun Ho. Mata bundarnya berkedip-kedip. Dia tidak percaya bahwa orang yang berdiri di depannya dan yang memegang tangannya adalah Eun Ho.
"Ada yang ingin saya bicarakan denganmu ....!", Eun Ho mengulangin perkataannya.
Cafe' yang tidak begitu ramai itu mulai heboh ketika beberapa di antara para pengunjung mulai mengenali mereka.
"Heiiii!!!!! ... bukankah itu Goo Yong Chan ..?"
"Ya, benar dan .. cewek itu ... sepertinya saya mengenalnya ..."
"Itu cewek yang digosipkan berpacaran dengan Yong Chan ... tapi saya lupa namanya ..."
"Dia artis baru .. pasangan Yong Chan di "The Sword" .. namanya .... hmmm .. Eun Ho ... kalau tidak salah namanya Lee Eun Ho ..."
"Benar!! .. dan di iklan pertamanya menurut yang saya baca di koran, dia akan dipasangkan dengan Nathan Lee ... bayangkan ... Nathan Lee, model internasional yang keren dan terkenal itu .. gadis itu benar-benar sangat beruntung .."
Suara-suara berisik saling sahut menyahut, membuat Yong Chan dan Eun Ho agak terpojok. Mereka berusaha menutupi wajahnya dari pandangan orang-orang tersebut. Tapi percuma saja, seisi cafe' sudah mengenali mereka. Beberapa di antara para pengunjung itu malah mengarahkan ponselnya ke arah Yong Chan dan Eun Ho. Suara klik berkali-kali terdengar ketika ponsel-ponsel tersebut mengabadikan wajah mereka.
Eun Ho tercengang, tidak tahu harus berbuat apa. Ini untuk pertama kalinya dia menghadapi situasi seperti ini. Yong Chan yang lebih berpengalaman menghadapi massa daripada Eun Ho segera menarik tangannya dan memaksanya pergi dari situ. Akhirnya Yong Chan dan Eun Ho berhasil keluar dari kepungan para penggemar yang sudah mengila itu setelah melalui perjuangan yang sangat keras.
***********************
"Apa yang kamu lakukan tadi? Itu tidak seperti dirimu?", tanya Yong Chan setelah mereka berhasil mendapatkan tempat yang aman untuk berbicara.
Eun Ho tidak segera menjawab pertanyaan Yong Chan. Dia masih mengatur pernafasannya yang memburu. Pelarian tadi hampir membuatnya kehilangan nafas. Sekarang mereka berada di danau kecil di sudut kota Seoul. Eun Ho melemparkan pandangannya ke tengah danau dan mulai berbicara setelah nafasnya sudah seperti semula.
"Saya telah memikirkannya baik-baik ... hmmm ... yang kamu bicarakan denganku malam itu .. saya .. saya bersedia menerimanya .. tapi ..."
"Hahhhhh ??", seruan Yong Chan memutuskan pembicaraan Eun Ho yang memang sudah terbata-bata.
"Kamu serius? kamu bersedia menerimaku?", tanya Yong Chan bertubi-tubi dengan pandangan yang masih tidak mempercayai pendengarannya.
Eun Ho menganggukan kepala tanpa berani memandang Yong Chan.
"Tapi .. dengan satu syarat .."
"Apa itu?", dahi Yong Chan agak berkerut.
"Tidak boleh terang-terangan .. kita berpacarannya diam-diam saja ..", jawab Eun Ho pelan, tetap dengan posisi semula.
Mendengar itu, Yong Chan langsung berubah sikapnya, dari semula yang senang dan bahagia menjadi kesal dan marah.
"Mengapa harus begitu? kamu tahu bahwa saya paling tidak suka berbuat begitu .."
Kali ini Eun Ho mengalihkan pandangannya ke Yong Chan. Diperhatikannya pemuda itu dengan seksama. Dia tahu Yong Chan sedang marah besar.
"Saya mohon ... ini untuk kebaikan kita .. ini untuk pertama kalinya saya mengambil keputusan sendiri, terhadap jalan hidupku sendiri, tanpa bantuan dari orang lain ... jadi sya mohon dan minta dengan sangat kamu dapat mengabulkannya ..", kata Eun Ho dengan suara pelan dan penuh harap.
Yong Chan tertegun melihat Eun Ho menjadi rapuh di hadapannya. Sinar mata yang memancarkan ketidakberdayaan itu lambat laun membuat hatinya luluh.
"Saya tidak sepertimu .. kamu punya rasa percaya diri yang tinggi sedangkan saya .... segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku hanya keberuntungan saja .. selalu begitu .. dari dulu sampai sekarang selalu begitu ...sejak kecil, dari taman kanak-kanak sampai kuliah, mengambil jurusan apa, akan menjadi apa, semuanya sudah diatur oleh omma dan appa .. setelah tamat kuliah, untuk mendapatkan pekerjaan juga berdasarkan rekomendasi dari paman Yoon .. bahkan tidak sengaja masuk ke dunia entertainment juga karena kekerasanmu memaksaku menjadi asisten pribadimu dan .. tidak lepas juga dari peranan Mr. Bae ... selalu begitu ... jalan hidupku selalu diatur terlebih dahulu .. tidak ada yang benar-benar merupakan keputusanku sendiri .. jadi saya mohon untuk kali ini .. biarkan saya mengambil keputusan sendiri, jika tidak .. hubungan kita ... seperti sekarang saja ..."
"Tidak bisa!!!!!!!!! ", teriakan Yong Chan langsung memotong perkataan Eun Ho yang belum selesai.
"Baiklah .. seperti keinginanmu saja .. tapi ingat, kertas tidak bisa dipakai untuk membungkus api ~sok berpribahasa si Yong Chan ..... lambat laun semuanya pasti akan terbongkar juga ..", kata Yong Chan dengan tampang cemberut dan tidak ikhlas.
Eun Ho tersenyum. Dia bahagia Yong Chan mau mendengar permintaannya.
"Terbongkar atau tidak kita lihat bagaimana ke depannya saja .."
Yong Chan juga ikut tersenyum. Dia mendekati Eun Ho. Agak membungkukan badan dan menundukkan wajahnya ke Eun Ho dengan maksud mendaratkan ciumannya ke bibir Eun HO. Tapi dengan gesit Eun Ho menghindar. Dia berkelit ke samping sehingga Yong Chan hanya mencium angin.
"Kamu mau apa?", tanyanya dengan mata terbelalak lebar. Hatinya berdegup kencang.
"Yaaaaaaaaa .... apa salahnya kalau saya menciummu?", Yong Chan balas bertanya dengan tampang kecewa.
Wajah Eun Ho memerah. Matanya berputar-putar ke segala arah. Perasaannya tidak karuan.
"Tidak!! jangan sekarang ... saya belum siap ... hatiku sangat kacau .. lain kali saja ..."
Eun Ho menundukkan wajah dalam-dalam. Melihat keadaan Eun Ho, Yong Chan tidak bisa berbuat apa-apa. Walaupun ada sedikit kekecewaan yang dirasakannya, tapi tidak dapat dibohongi kalau saat ini dia sangat berbahagia. Hatinya berbunga-bunga.
Sementara itu, tidak disadari oleh mereka, dikejauhan sana, dibalik pohon besar yang berdiri kokoh di belakang kiri danau, sepasang mata jeli dengan kamera di tangan sedang memperhatikan tingkah laku mereka sejak tadi.
*********************
Dam Ah duduk dengan gelisah di pojok ruangan, cafe' kecil yang berada di sebelah gedung YT Entertainmet. Matanya berulangkali melirik jam kecil yang melingkar di tangan kirinya. Diarahkannya pandangan ke seluruh ruangan yang tidak begitu ramai. Tidak ada seorangpun yang mengenalinya.
Dam Ah melepaskan kacamata hitam yang dipakainya dan melemparkannya ke atas meja dengan perasaan kesal. Percuma dia menyamar. Sama sekali tidak ada orang yang meliriknya dan semua itu dikarenakan satu orang. Lee Eun Ho!! Dia yang telah merebut semuanya. Tidak hanya Yong Chan, tapi juga peluangnya untuk menjadi terkenal dan bermain menjadi pemeran utama di drama yang disutradarai Mr. Bae. Mengingat ini hati Dam Ah semakin murka. Tangannya terkepal erat.
Lima menit kemudian, seorang wanita berusia sekitar 30 tahunan dengan dandanan dan gaya sporty mendekati meja yang ditempati Dam Ah.
"Maaf jika anda menunggu terlalu lama Dam Ah Ssi ...", kata wanita tersebut dengan nafas yang sedikit terengah.
Dam Ah mempersilahkan wanita itu duduk di kursi yang ada di sampingnya, kemudian berkata dengan cepat ...
"Tidak perlu berbasa-basi Miss Sona .. lalu bagaimana dengan permintaanku itu?"
Wanita yang dipanggil Sona itu tersenyum. Tangannya mengangkat kamera yang sejak tadi dipegangnya.
"Seperti yang nona perkirakan .. memang ada apa-apa di antara mereka .. saya sudah mengabadikannya di sini .."
Dam Ah tidak mendengarkan perkataan Sona lebih lanjut. Dia merebut kamera dari tangan Sona dan membuka bagian yang ingin dilihatnya. Perasaannya langsung campuraduk antara senang dan benci ketika semuanya terputar di hadapannya.
"Thanks, Sona Ssi .. ..", ujarnya pelan.
Sona tersenyum dan merasa puas dengan hasil kerjanya sendiri.
"Sama-sama Dam Ah Ssi ... ini juga berguna buat deadline majalah gosipku bulan depan ... saya akan mencopy semuanya untuk nona jadi nona jangan khawatirkan itu .."
Dam Ah meremas kamera di tangannya. Perasaannya masih belum tenang dengan semua yang dilihatnya tadi.
*********************
Keesokan harinya di ruang latihan YT Entertainment ..
Eun Ho baru saja menyelesaikan latihannya yang selama satu jam dengan Jae Won. Kali ini dia cukup puas dengan yang dilakukannya. Jae Won mengedipkan mata dan mengacungkan jempolnya.
"Sudah kubilang kan kalau kamu punya bakat untuk itu?", puji Jae Won.
Eun Ho tersipu malu. Tapi senyuman tidak terlepas dari wajahnya.
"Gumawo sunbae ...", kata Eun Ho sambil membungkukkan badan.
Jae Won menerima penghormatan dari Eun Ho dengan tawa khasnya.
"Sudah .. latihannya sampai disini saja .. kamu harus mempersiapkan diri buat pemotretan NB II sejam lagi ..", Jae Won menepuk lengan Eun Ho, kemudian keluar dari ruangan itu.
**********************
Jae Won menelusuri lorong depan gedung menuju cafe' yang ada di samping kiri. Wajahnya agak tertunduk sehingga dia tidak melihat seseorang yang berjalan kearahnya. Orang itu juga kelihatan tidak melihatnya karena pikirannya sedang menerawang dan tak pelak lagi tabrakan terjadi antara mereka ....... brakkkkk ....
Keduanya berteriak kesakitan dan bersiap menyemburkan kata-kata pedas .. tapi ternyata ...
"Akchhhh .... apa yang, .....Young!!!", seruan terdengar dari mulut Jae Won ketika melihat orang yang ditabraknya itu ternyata Choi Young.
"Ahhhh ... ternyata kamu ...", Choi Young tidak kalah terkejutnya melihat Jae Won berdiri di hadapannya.
Wajah Choi Young langsung mengeras. Sebenarnya dia sudah berusaha memaafkan Jae Won dan memang dia sudah berhasil melakukannya, tapi kalau sudah berhadapan langsung seperti ini, dia masih tidak dapat bersikap tenang. Choi Young berbalik dan bermaksud berlalu dari hadapan Jae Won.
"Young ....... kamu masih tidak dapat memaafkanku?", tanya Jae Won dengan suara memelas.
Beberapa orang yang berada di sekitar situ mulai melirik kearah mereka. Choi Young memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya. Dia berbalik lagi kearah Jae Won dengan sikap tegas.
"Saya sudah melupakan semuanya Jae Won ... semuanya sudah berlalu dan saya tidak ingin mengungkitnya lagi .."
"Kamu masih tidak bisa menerimaku ..?", tanya Jae Won pelan karena dia sadar dengan pandangan menyelidik dari orang-orang sekitar.
Choi Young berpikir sebentar kemudian menjawab dengan pasti.
"Tidak ... saya tidak bisa menerimamu lagi karena .. saya sudah mulai mempunyai perasaan terhadap pria lain ... "
Jae Won sangat terkejut dengan jawaban Choi Young yang tidak diduganya.
"Siapa dia?... bolehkah saya mengetahuinya ?"
Choi Young mengelengkan kepalanya.
"Tidak ... saya rasa kamu tidak perlu mengetahuinya ..."
Kemudian dia berlalu dari situ. Meninggalkan Jae Won yang berdiri terpaku dengan hati terpukul di tempatnya.
********************
Sepuluh menit sepeninggal Jae Won, Eun Ho keluar dari ruang latihan yang hampir setiap hari digunakannya. Hatinya masih gembira dengan hasil latihannya tadi. Dan tentu saja juga karena hubungannya dengan Yong Chan yang sudah ke tahap istimewa. Eun Ho menyusuri lorong menuju ruang pemotretan yang ada di depan. Dia tidak menyadari seseorang memperhatikannya dari samping lorong yang baru dilaluinya.
"Eun Ho Ssi ......!!!"
Panggilan itu menghentikan langkah Eun Ho. Dengan segera dia berbalik. Dan seseorang yang berdiri di depannya sangat mengejutkannya.
"Mr. So ..... ?"
Dong Wo tertawa melihat kekagetan Eun Ho. Dia kemudian melangkahkan kakinya kearah Eun Ho. Senyumnya masih terkembang ketika wajahnya agak didekatkan ke wajah Eun Ho. Tangannya diangkat dan diketukkannya ke jidat Eun Ho.
"Ada apa denganmu? sudah saya bilangkan kamu tidak perlu bersikap formal kepadaku jika saya tidak sedang bertugas ..."
Mata Eun Ho terpejam ketika tangan Dong Wo mendarat pelan di jidatnya. Dalam hati dia semakin tidak mengerti dengan orang yang berada dihadapannya ini.
"Tuan ... ehhhh .. maksudku Dong Wo ... tidak bekerja hari ini?", pertanyaan Eun Ho terdengar gugup.
Sekali lagi Dong Wo tertawa lepas melihat kegugupan Eun Ho. Gadis dengan kulit putih mulus dan pipi merah merona itu membuatnya lepas dari ketegangannya selama ini. Setiap kali bertemu dengan Eun Ho, Dong Wo selalu merasa tidak ada beban dan ini membuat hatinya tenang dan aman.
Dengan susah payah Eun Ho berusaha mengembalikan sikapnya ke semula. Diperhatikannya Dong Wo dengan seksama. Dandanan anak muda itu memang lain dari biasanya. Jas dan celana perlente yang biasa dikenakannya kali ini dilepasnya. Sweater berwarna abu-abu dengan dalaman kemeja putih dipadu dengan celana putih, membuat penampilannya lebih santai dari biasanya.
"Hari ini saya libur ha ... ha .. ha... kamu jangan heran, presiden direktur juga membutuhkan liburan, kan?", Dong Wo mengedipkan matanya.
Eun Ho mengangguk kemudian menjawab pelan ..
"Tentu saja ..."
"Saya lihat kamu masih heran juga ... begini saya hari ini special datang buat mendukung seseorang ..."
Eun Ho terkejut mendengar perkataan Dong Wo. Bagaimana mungkin orang dengan kedudukan seperti Dong Wo datang ke sini hanya untuk mendukung seseorang? Tapi ketika dia bermaksud bertanya lebih lanjut, sebuah suara membuatnya terdiam.
"Heiiiii .... Dong Wo!! ha..ha ... ha.. pak direktruk ternyata tepat waktu juga ..."
Eun Ho berpaling dengan cepat ke asal suara itu. Nathan Lee, partnernya di iklan NB II, sudah berdiri di sana.
"Hi, Hyung .... tentu saja saya harus tepat waktu, saya sudah berjanji padamu, kan?"
Dong Wo berjalan kearah Nathan dan membenturkan tinjunya ke tangan Nathan yang terkepal. Mereka berdua tertawa lepas setelah itu.
"Hyung ...?", kata Eun Ho pelan.
Dong Wo yang mendengar gumaman Eun Ho segera mengalihkan pandangannya dari Nathan.
"Benar ... Nathan adalah saudara sepupuku ... sebenarnya masih sepupu jauh .. tapi wajah kami mirip, kan?"
Eun Ho mengalihkan pandangan dari Dong Wo ke Nathan begitu juga sebaliknya. Ya, diakuinya .. mereka berdua memang mempunyai kemiripan satu sama lain.
"Eun Ho, pemotretan akan segera dimulai .. sebaiknya kita mempersiapkan diri sekarang juga ... kita harus berganti pakaian dan make up .. dan .. Dong Wo, kamu sibukan dirimu sendiri ya .. kami tidak bisa menemanimu sekarang ..", kata Nathan dari Eun Ho ke Dong Wo.
"Ok .. never mind, hyung ...", jawab Dong Wo sambil mengacungkan tangannya.
Eun Ho mengikuti langkah Nathan memasuki ruang pemotretan, meninggalkan Dong Wo sendiran di lorong luar.
**********************
Yong Na termenung di ruang prakteknya. Tadi Choi Yoon meneleponnya dan menjelaskan lagi tentang semua yang dibilang hanya kesalahpahaman kepadanya. Tapi Yong Na tidak mendengarnya. Rasanya cukup sudah semua penderitaannya ini. Setelah lebih mementingkan pekerjaan daripada dirinya, sekarang Choi Yoon sudah berani menempatkan orang ketiga dalam hubungan mereka yang memang sudah di ujung tanduk itu.
Yong Na meraih ponsel yang ada diatas meja. Dia sudah mengambil keputusan bulat. Semuanya harus diselesaikan. Tanpa ragu sedikitpun dia memencet nomor telepon Choi Yoon ....
************************
Choi Yoon menghempaskan tubuhnya ke kasur. Hari ini dia libur. Tapi hatinya sangat kacau. Tidak ada perasaan gembira sedikitpun menyambut hari libur yang sangat dinantikannya ini. Tadi dia menghubungi Yong Na dan berusaha menjelaskan semua permasalahan yang terjadi dengannya dan Hye Jin tapi Yong Na tidak mau mendengarkannya. Pacarnya itu sama sekali tidak percaya dengan semua penjelasannya. Sepertinya semua benar akan berakhir sampai disini.
Choi Yoon membalikan tubuhnya ketika ponsel di sampingnya berbunyi. Dia meraih ponsel itu dan melihat ke layar, nama Yong Na tercantum di sana. Dengan hati penuh harap, Choi Yoon memencet tombol penerima dan mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya ..
"Yeoboseyo ...... Yong Na ..?"
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Fourteen
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Chapter Fourteen
Choi Yoon langsung mengemudikan mobilnya secepat mungkin. Pikirannya galau, tidak bisa tenang. Bagaimana dia bisa tenang, jika ternyata Yong Na, wanita yang dicintainya itu baru saja menelpon dan mengatakan bahwa dia ingin putus.
Choi Yoon menambah lagi kecepatannya. Padahal di depan lampu lalu lintas sudah berwarna kuning menandakan tanda hati – hati. Dia malah semakin menginjak gas sehingga akhirnya sebelum lampu lalu lintas berubah menjadi merah, dia sempat melewatinya.
Hanya dalam 15 menit ia sampai di klinik Yong Na. Dia memarkir mobilnya dengan sembarangan. Lalu berlari keluar dari mobil menuju dalam klinik. Dia terus berlari mencari ruang kerja Yong Na. resepsionis di depan sempat melarang Choi Yoon, namun Choi Yoon tidak memperdulikannya.
“Yong Na…” Kata Choi Yoon tersengal – sengal
“Yoo…Yoon-a…..” Yong Na terkejut ketika melihat Choi Yoon sudah berdiri di depannya. Di ruang kerjanya.
“Yong Na, ayo kita bicara…” Kata Choi Yoon sambil menghampiri Yong Na dan menarik tangannya.
“Yoon-a tapi aku.. aku…lepaskan…” Yong Na mencoba melepaskan diri dari pegangan Choi Yoon, namun pegangannya terlalu kuat.
“Lepaskan Yoon-a.. Aku masih ada pasien!” Teriaknya
Choi Yoon akhirnya melepaskan pegangannya. Yong Na langsung mengelus – elus pergelangan tangannya yang sedikit sakit karena cengkraman tadi.
“Tunggu aku 15 menit lagi!” Bentak Yong Na.
*****
Sementara itu persiapan pemotretan iklan NB sebentar lagi dimulai. Eun Ho sudah memakai gaun satin sederhana berwarna putih. Rambutnya diberi sentuhan curly pada bagian bawahnya. Nathan sempat terpesona melihat kecantikan alami Eun Ho. Begitu pula Dong Wo yang bersama kru – kru lainnya.
“Perfect! I like your dress, your hair, and… everything.. I like it. No jeongmal yeppeoyo Eun Ho-ssi..” Kata Nathan saking terpesonanya.
Eun Ho mengangguk pelan. “Thank You”
“Ok! Pemotretan segera dimulai. Eun Ho-ssi, Nathan.. siap – siaplah..” teriak fotografer. Dan langsung saja Eun Ho dan Nathan sibuk dengan posisi dan gaya yang telah diatur oleh pengarah gaya. Awalnya Eun Ho sempat merasa kaku, namun setelah beberapa lama gayanya muncul dengan sendirinya secara alami.
Sementara itu Dong Wo tersenyum puas melihat pemotretan itu. Dia memperhatikan Eun Ho dengan seksama. Dia memang berbakat. Katanya dalam hati.
*****
“Yong Na! Dengarkan aku. Kau salah paham. Dia teman adikku..” kata Choi Yoon
Saat itu mereka sudah berada di dalam mobil Choi Yoon. Di dalam klinik memang tidak ada tempat yang leluasa untuk berbicara.
“Aku tahu…” Kata Yong Na pelan.
“Lalu apa alasanmu memutuskanku?” teriak Choi Yoon marah.
“Kau benar – benar tidak tahu?”
“Tidak!”
“Berapa banyak waktu yang kau punya untukku Yoon-a?”
Choi Yoon langsung terdiam. Dia sadar selama ini telah mengesampingkan Yong Na demi pekerjaannya.
“Tapi itu pekerjaanku Yong Na.. mengertilah…” Bela Choi Yoon
“Aku tahu itu Yoon-a.. tapi harus sampai kapan aku mengerti? Sedangkan kau sendiri tidak pernah mengerti aku..” Ujar
Yong Na sedih.
Choi Yoon terdiam lagi.
“Satu kali, aku masih menghadapinya dengan senyuman, dua kali.. aku masih tersenyum. Sampai berkali – kali aku masih bersabar. Tapi aku sudah tidak tahan lagi Yoon-a. Coba kau pikir, berapa kali kau mengingkari janji kita?”
“Aku mungkin bisa mengerti itu.. tapi hatiku tidak mau menerimanya. Aku terlalu lelah”
“Yong Na-ya…..”
“Terlebih lagi, kau selalu membuatku menjadi salah paham. Pertama Eun Ho, lalu wanita teman Choi Young. Itu karena apa Yoon-a? karena kau dari awal tidak pernah memberitahukannya padaku. Sehingga aku salah paham. Karena mungkin kau tidak pernah menganggapku sebagai seseorang yang bisa menjadikanmu tempat berbagi..”
Air mata Yong Na mulai memenuhi pelupuk matanya.
“Yong na-ya….” Kata Choi Yoon sambil menggenggam tangan Yong Na erat.
“Aku lelah seperti ini Yoon-a.. Sudahlah lebih baik kita akhiri saja hubungan kita…” Ujar Yong Na. Air matanya mulai menetes membasahi pipinya.
“Tidak!“ Kata Choi Yoon tegas.
“Aku tidak ingin kehilanganmu lagi. Aku tahu aku salah Yong Na. Tapi kau tidak bisa memutuskan hubungan kita begitu saja. Kau mau kejadian itu terulang lagi??”
Yong Na sedikit terkejut mendengar pernyataan Choi Yoon.
“Jangan membohongi perasaanmu lagi Yong Na. Aku tahu kau masih mencintaiku, begitu pula aku. Jadi jangan ingkari perasaan kita sendiri.. Aku tidak ingin berpisah denganmu” Kata Choi Yoon.
Perkataan Choi Yoon membuat air mata Yong Na menetes lagi. Dia sadar. Betapa kuatnya dinding yang ia bangun untuk pertahanannya, tetap saja selalu ambruk kembali ketika ia mengingat bahwa ia memang masih mencintai Choi
Yoon.
“Aku janji Yong Na. Aku janji. Aku akan berubah. Aku akan lebih mementingkanmu sekarang” Kata Choi Yoon lagi. Dia menggenggam tangan Yong Na semakin erat.
Yong Na menatap Choi Yoon. Dilihatnya lelaki di depannya itu sedang bersungguh – sungguh. Akhirnya pertahanannya kini runtuh sudah. Dia menangis sejadi – jadinya.
Choi Yoon langsung meraih Yong Na kedalam pelukannya. Dia membelai rambut Yong Na dengan penuh kasih sayang. Dia membiarkan Yong Na menangis di pelukannya sampai ia terhenti.
Beberapa saat kemudian, akhirnya tangis Yong Na mereda. Choi Yoon melepas pelukannya sehingga kini mereka berhadap – hadapan. Choi Yoon menghapus air mata yang tersisa dari pipi Yong Na.
“Jangan menangis lagi Yong Na, aku tidak akan membiarkanmu menangis lagi”
Yong Na mengangguk pelan.
“Nah, sekarang senyum. Ayoo, senyumnya mana?” Goda Choi Yoon
“Aissh.. apa – apaan sih kau ini?memangnya aku anak kecil?” Ujar Yong Na sambil tersipu malu.
“Memang kau anak kecil. Mana ada orang dewasa yang menangis meraung – raung seperti kau tadi” Choi Yoon semakin meledek Yong Na.
“Ya!!” Teriak Yong Na. Dia memukul – mukul Choi Yoon dengan tangannya.
“Aduh,,ah..sakit! Yong Na.. ah,, hentikan..Yong Na.. Ampuuunnn” teriak Choi Yoon kesakitan.
Yong Na malah semakin memukuli Choi Yoon sambil tertawa – tawa. Akhirnya dia berhenti memukulnya.
“Nah, seperti itu baru Yong Na-ku yang cantik” Kata Choi Yoon sambil tersenyum.
Yong Na mengerucutkan bibirnya. Pipinya berubah menjadi merah sekali. Dia sangat malu saat itu. Lalu tiba – tiba saja bibir Choi Yoon sudah mendarat di bibir Yong Na. Yong Na sangat kaget. Tapi tidak lama kemudian Choi Yoon menyudahinya.
“Saranghae Yong Na-ya…” Kata Choi Yoon. Yong Na kemudian tersenyum. “Aku juga mencintaimu Yoon-a..” Dan Choi Yoon mencium Yong Na sekali lagi. Kali ini Yong Na membalasnya dengan lembut. Selama beberapa saat, kedua insan itu terhanyut dalam kehangatan cinta mereka. Menikmati sebuah kecupan yang membuat mereka semakin menyadari, bahwa mereka benar – benar mencintai satu sama lain.
*****
Di waktu yang sama Yong Chan sedang menjalani syuting. The Sword sudah sampai pada ke episode ke 10 saat ini. Yong Chan melakukan perannya dengan sangat baik. Tanpa kesalahan satukalipun. Beberapa kru sempat heran dengannya. Bahkan Mr. Bae sampai bingung melihatnya.
“Terjadi sesuatu yang baik sepertinya kemarin?” Tanya Mr. Bae sambil terkekeh saat selesai syuting. Yong Chan yang saat itu sedang minum, langsung memberikan salam pada Mr. Bae.
“Ah, Mr. Bae… Ah.. tidak. Hanya… perasaanku sekarang sedang baik.” Kata Yong Chan sambil tersenyum.
“Hahaha.. Aku juga pernah muda Yong Chan-a.. Wajahmu saat ini sedang memancarkan kebahagiaan..”
“Ah? Benarkah?” Tanya Yong Chan kaget sambil meraba – raba wajahnya seperti orang bodoh.
“Hahahaha.. Benar kan, buktinya kau langsung percaya.”
“Ah Mr. Bae,, kau mengerjaiku ya?” Yong Chan langsung terdiam begitu ia sadar akan kebodohannya.
“Hehehe.. Baiklah, aku pergi dulu. Kau banyaklah istirahat. Nanti malam kita harus berangkat ke Jeollanam-do. Besok pagi – pagi kita harus mulai syuting untung scene di atas gunung.
“Baik Mr. Bae…”
*****
Malamnya, seluruh kru The Sword sudah berkumpul di lapangan parkir gedung YT Entertainment. Mereka semua menggunakan bis yang sudah disediakan.
“Ok, 15 menit lagi kita berangkat. Semuanya sudah berkumpul bukan?” Teriak Mr.Bae
“Ah, Eun Ho-ssi belum hadir Mr.Bae…” Kata salah satu kru.
“Eun Ho-ssi? Hmm.. Yong Chan.. Coba kau telepon dia..” Perintah Mr.Bae
Yong Chan mengangguk dan buru – buru mengambil ponsel dari sakunya. Namun baru saja dia menekan nomor Eun Ho, terdengar suara salah satu kru wanita yang berteriak. “Ah itu Eun Ho-ssi..”
Yong Chan mengalihkan pandangannya untuk mencari Eun Ho, ternyata benar. Eun Ho baru saja datang,berlari – lari kearah sini sambil terengah – engah.
“Ah,,hah.. maaf aku terlambat..hah..hah..” Kata Eun Ho. Napasnya masih tersengal – sengal.
“Ya! Kau ini darimana sih? Hampir saja kau ditinggal. Dan apa itu? Kau pikir kita mau pindahan ya?” Kata Yong Chan sambil menunjuk satu koper besar yang dibawa Eun Ho.
“Ini barang bawaanku!hh.. Disana kan dingin. Jadi aku bawa banyak jaket. Hhh..hh..” Jawab Eun Ho.
“Sudah Eun Ho-ssi.. Tidak apa – apa. Istirahatlah dulu. Napasmu sampai tersengal – sengal begitu. Kita masih berangkat 15 menit lagi” Sahut Mr.Bae
“Kamsamnida Mr. Bae..” Kata Eun Ho. Lalu dia duduk di pinggir trotoar. Dan menjulurkan kakinya.
“Ya! Lee Eun Ho, kau belum jawab pertanyaanku. Kau ini darimana sih?” Tanya Yong Chan lagi. Dia mengambil tempat di sebelah Eun Ho dan duduk di sampingnya.
“Aku ketiduran..”
“Muo??Ketiduran?” teriak Yong Chan. Beberapa kru langsung menengok kearah Yong Chan dan Eun Ho.
“Aissh! Jangan teriak – teriak..” Kata Eun Ho jengkel.
“Arasseo, tapi bagaimana mungkin kau tidur pada saat seperti ini?” Kata Yong Chan memelankan suaranya.
“Ya mana ku tahu, namanya juga ketiduran. Pasti itu tidak sengaja. Kalau aku sengaja, itu bukan ketiduran namanya..”
Yong Chan menghela napasnya. Lalu dia melanjutkan perkataannya. “Hhh.. memang susah bicara denganmu..”
“Ayo, ayo.. kita berangkat sekarang…” Panggil Mr. Bae
Semua kru dan pemain yang lain bersiap – siap masuk ke dalam bis. Begitu juga dengan Eun Ho dan Yong Chan. Eun Ho merasa kesulitan untuk menaikkan kopernya kedalam bis. Namun Yong Chan dengan sigap mengambilnya dari tangan Eun Ho dan menaikkannya ke dalam bis.
“Huh.. aku tidak minta bantuanmu..” Kata Eun Ho
Setelah semuanya masuk ke dalam bis, akhirnya mereka berangkat menuju Jeollanam-do. Perjalanan yang cukup panjang. Terlebih lagi jam 5 pagi, mereka harus sudah ada di atas puncak gunung Cheonwangbong untuk mengambil scene matahari terbit. Hampir tidak ada istirahat untuk mereka. Oleh karena itu mereka memanfaatkan perjalanan ini untuk tidur dan beristirahat secukupnya.
*****
“Bagaimana? Cantik bukan?” Tanya Mr. Bae
“Waaaaaahhh cantik sekaliiiiiii…” Teriak Eun Ho ketika seluruh kru The Sword dan pemainnya sampai di puncak gunung Cheonwangbong.
“Benar.. Tidak salah Mr. Bae memilih lokasi disini..” Sahut Yong Chan.
“Tentu saja.. Ini salah satu lokasi terbaik untuk syuting film. Pemandangannya luar biasa. Apalagi scene kita kali ini adalah adegan romantic untuk Yeong Jae dan Su Ah, jadi memang harus mencari tempat yang indah..” kata Mr.Bae
Yong Chan dan Eun Ho mengangguk. Mr. Bae benar. Ini adalah tempat paling tempat untuk adegan percintaan.
“Ayo cepat, kita harus bersiap – siap. Yong Chan, Eun Ho segera bermake –up. Sebentar lagi jam 5 pagi. Ayo” kata Mr. Bae
Dan segera saja seluruh kru disana sibuk dengan tugasnya masing – masing. Beberapa penata cahaya memasang lampu disana – sini. Cameraman bersiap – siap dengan kameranya. Para Make-up artis sibuk mendandani Eun Ho dan pemain lainnya.
Setelah jam 5 pagi, semua sudah selesai. Maka Yong Chan dan Eun Ho segera bersiap – siap di posisi mereka. Ini adalah Adegan romantic untuk Yeong Jae dan Su Ah yang tidak lain adalah Yong Chan dan Eun Ho.
“Yeong Jae, sebenarnya kau mau bawa aku kemari untuk apa?” Kata Eun Ho dalam adegan tersebut.
“Rahasia, nah sekarang.. tutup matamu..” Kata Yong Chan alias Yeong Jae
Yeong Jae menutup mata Su Ah dari belakang dengan kedua tangannya. Sementara itu, perlahan sinar keemasan menyinari seluruh pegunungan itu. Matahari terbit yang sangat indah. Perlahan Yeong Jae melepaskan pegangannya dari mata Su Ah.
Su Ah membuka matanya perlahan. Lalu dia terpana, melihat pemandangan yang ada di depannya. Sinar keemasan itu kini menerpa wajah Su Ah dan Yeong Jae.
“Yeong Jae-ya.. Ini… benar – benar…. Indah…” Kata Su Ah.
Yeong Jae kemudian tersenyum. Lalu dia memeluk Su Ah dari belakang. Su Ah terkejut. Namun dia tidak berbicara apa – apa. Dia biarkan Yeong Jae memeluknya erat.
“Su Ah-ya..”
“Emmm?” gumam Su Ah
“Kau tahu betapa hangatnya sinar mentari di pagi hari?”
Su Ah mengangguk. Yeong Jae meneruskan kata – katanya. “Kau tahu Sang mentari tidak akan pernah lelah untuk menyinari dunia ini?”
“Dia tidak akan pernah lelah, dan selalu bersinar…” Yeong Jae menghentikan kata – katanya sebentar.
“Su Ah-ya…”
“Ne?” Jawab Su Ah
“Biarkan aku menjadi mataharimu, memberikan kehangatan padamu dengan sinarku, menerangi jalanmu dengan cahayaku..” kata Yeong Jae dengan sungguh – sungguh.
Su Ah berbalik memandang Yeong Jae. Mereka bertatap – tatapan.
“Benarkah itu Yeong Jae?” Tanya Su Ah
“Tentu saja.. Aku bersungguh – sungguh.. Su Ah,, Kau.. mau.. menerimaku?” Tanya Yeong Jae
“Tapi Yeong Jae, pasti orangtuaku tidak akan setuju jika aku berhubungan denganmu..” Kata Su Ah sedih.
“Aku tak perduli. Aku mencintaimu Su Ah. Aku yakin, jika kita bersama tidak ada rintangan yang tidak dapat kita hindari..” Kata Yeong Jae bersikeras.
“Yeong Jae-ya….”
Mereka bertatapan lagi. Kali ini di dalam mata mereka masing – masing terpancar sinar kebahagiaan yang tidak dapat disembunyikan. Lalu Yeong Jae mendekatkan wajahnya kepada wajah Su Ah dengan perlahan.
“Mr. Bae? Bukankan tidak ada adegan ini?” Bisik penulis naskah kepada Mr. Bae
“Ssst..biarkan saja…” Kata Mr. Bae
Sementara itu Eun Ho heran dengan improvisasi yang dilakukan Yong Chan. Di dalam scenario, mereka hanya bertatap – tatapan. Namun mengapa Yong Chan ingin menciumnya? Eun Ho memasang telinganya untuk mendengar aba – aba
“CUT” dari Mr. Bae, namun dia tidak mendengarnya. Maka ia juga tidak berani untuk menghentikan adegan ini.
Wajah Yeong Jae semakin dekat dengan wajah Su Ah. Hidung mereka bersentuhan.
Su Ah alias Eun Ho tidak bisa berkata apa - apa. Dia hanya membiarkan bibir Yeong Jae yang bertemu bibirnya. Yeong Jae mengecupnya lembut. Tanpa sadar Eun Ho memejamkan matanya setelah itu, dia mulai membalas ciuman Yong Chan. Mereka berciuman dengan lembut. Bibir mereka saling terpagut satu sama lain. Dengan latar belakang pegunungan yang disinari cahaya mentari pagi.
Yong Chan :
Eun Ho kau tahu? Aku melakukan ini bukan untuk Su Ah. Tapi untukmu. Maafkan aku Eun Ho. Tapi suasananya benar – benar tepat. Sehingga membuatku menjadi begini. Lagipula, bukankah kau sudah menjadi milikku sekarang?
Eun Ho :
Sungguh, jantungku benar – benar berdebar saat ini. Rasanya seperti hampir copot. Ya Tuhan, Yong Chan, apa yang dia lakukan? Mengapa dia melakukan ini? Tapi Mr. Bae juga tidak mengatakan apa – apa. Lalu apa yang kulakukan? Sepertinya aku malah menikmati ciuman ini. Aahhh aku bisa gila.
“Ya! CUT! Bagus sekali,, benar – benar sempurna. Tanpa cacat sedikitpun” Teriak Mr. Bae
Eun Ho langsung mengalihkan pandangannya. Wajahnya sangat merah. Dia buru – buru meninggalkan Yong Chan dan menuju kearah kru. Sementara itu tanpa Eun Ho sadari, Yong Chan tersenyum nakal saat itu.
“Mr. Bae,, mengapa ada adegan itu?” Tanya Eun Ho sedikit marah.
“Ah, maaf. Tapi itu benar – benar bagus Eun Ho, sempurna. Aku yakin ratingnya pasti akan bagus..” Kata Mr. Bae
“Ayo, kita istirahat, lalu beres – beres dan kembali ke penginapan. Siang nanti kita syuting untuk scene 107”
Semua kru langsung beres – beres dan duduk – duduk santai. Mr. Bae lalu pergi meninggalkanku dan menghampiri Yong Chan.
“Kerja yang bagus..” Katanya sambil menepuk – nepuk bahu Yong Chan. Sementara itu Yong Chan hanya bisa tersenyum senang.
Eun Ho cemberut melihat itu. Lalu dia duduk di bawah pohon. Mengambil minuman yang disediakan kru dan meneguknya habis. Yong Chan lalu datang menghampirinya.
“Eun Ho-ya.. aku...”
“Sudahlah….” Kata Eun Ho
“Dengarkan aku dulu, Aku benar – benar tidak bermaksud seperti itu tadi..”
“Aku bilang sudahlah..”
“Tapi Eun Ho…”
“Aku tidak marah…”
“Apa?” Tanya Yong Chan. Sepertinya dia baru saja salah mendengar.
“Aku tidak marah…” Ulang Eun Ho
“Ji…Jinja?”
Eun Ho mengangguk terpaksa.
“wah..wah.. uri Eun Ho sepertinya salah makan obat. Biasanya dia langsung marah seperti monster yang sedang mengamuk” Ledek Yong Chan
“Diam atau aku berubah pikiran..” Kata Eun Ho. Yong Chan langsung tidak menganggu Eun Ho lagi. Namun dalam hatinya, dia sangat senang saat itu.
********
Sementara itu siang harinya di Seoul, Dong Wo dan Nathan sudah berjanji untuk makan siang bersama. Mereka makan di sebuah restoran di dalam hotel bintang lima di kawasan seoul. Ketika mereka masuk beberapa pasang mata langsung melihatnya. Terutama pengunjung wanita. Mungkin jarang – jarang mereka melihat dua pemandangan bagus sekaligus di depan mereka.
“Waaah tampan sekali.. Siapa ya mereka?” Kata seorang pengunjung wanita yang sedang makan bersama temannya.
“Ne? kau tidak tau dia? Yang memakai jas putih itu adalah Nathan Lee. Model international. Masa kau tidak tahu?
Kalau sebelahnya aku kurang tahu. Tapi dia sama tampannya” Kata temannya.
“Mereka berdua mirip ya? Apa mereka kakak adik?” tanya wanita pertama
“Entahlah…mungkin begitu…” Kata temannya lagi
Dong Wo dan Nathan mengambil tempat di dekat jendela. Seorang pelayan datang dan memberikan mereka menu.
“Kau pesan apa?” Tanya Dong Wo
“You first.. Aku mau ke toilet dulu..” Ujar Nathan
“Ok..”
******
Di restaurant yang sama, Choi Young baru saja keluar dari toilet. Tiba – tiba ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk. Choi Young membukanya. Ternyata dari Eun Ho. Mengabarkan bahwa dia baik – baik saja di Jeollanam-do. Choi Young membalas pesannya sambil berjalan tanpa melihat kedepan. Sehingga di sudut koridor, dia tidak melihat seseorang yang berjalan dari arah berlawanan.
“BRAAAAK!!” mereka bertabrakan.
“Aaaah…”teriak Choi Young. Ponselnya terjatuh ke lantai.
Pria di depannya terkejut dan membantu Choi Young berdiri. Pria itu tidak lain adalah Nathan.
“Kau tidak apa – apa?” tanya Nathan.
“Na Gwaenchana..” Kata Choi Young sambil berdiri. “Maaf, aku tadi tidak melihat jalan” Lanjutnya.
“Tidak apa – apa..”Kata Nathan sambil tersenyum. Lalu dia mundur satu langkah. Tanpa dia sadari ponsel Choi Young berada disitu dan kaki Nathan dengan otomatis menginjaknya.
“Kraaak!”
“Aaah bunyi apa itu?” Tanya Choi Young
Nathan langsung melihat apa yang diinjaknya. Dia mengangkat kakinya. Dan O-ow.. itu adalah ponsel.
“Ponselku…!” Teriak Choi Young
“Aaah,,maaf…” Kata Nathan.
Choi Young menatap Nathan dengan geram, sementara itu Nathan hanya bisa menggaruk – garuk kepalanya dengan rasa bersalah.
*****
Kembali pada Yong Chan dan Eun Ho.
Setelah istirahat makan siang. Syuting kembali dilakukan. Mereka sekarang sudah tiba di sebuah padang rumput, masih di daerah Jeollanam-do. Disana memang terkenal tempat – tempat yang indah. Oleh karena itu disana memang salah satu tempat yang dikembangkan pemerintah korea untuk dijadikan objek wisata.
Eun Ho baru saja selesai dirias. Sedangkan di sebelah sana, Yong Chan sedang berlatih sebentar. Mereka akan mengambil adegan pertempuran. Dimana Su Ah diculik oleh beberapa kawanan penjahat. Salah satu kawanan penjahat yang memainkan peran tersebut adalah Dam Ah. Dia baru saja tiba beberapa jam lalu.
“Bagaimana rasanya menjadi pemeran utama? Lelah bukan?” Sindir Dam Ah ketika ia menghampiri Eun Ho
Eun Ho hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Dia tidak ingin berdebat dengan Dam Ah. Untung saja Mr. Bae segera memanggil mereka untuk bersiap – siap.
Selama tiga jam lebih, mereka melakukan syuting. Para pemain dan kru sudah kelihatan lelah, namun itulah pekerjaan di dunia film. Seperti kata Choi Young. Tidak pernah mengenal kata lelah.
Sore harinya, menjelang matahari tebenam, syuting the sword akhirnya selesai. Beberapa kru terlihat kelelahan. Begitu juga dengan Yong Chan. Dia memang harus melakukan beberapa adegan pertarungan. Mereka langsung membereskan peralatan dan kembali ke penginapan. Rencananya mereka menghabiskan 4 hari disana.
Sementara itu Dam Ah baru saja tiba di kamarnya. Dia sudah merencanakan sesuatu malam ini. Sesuatu yang sangat jahat. Dia mengambil secarik kertas dari notebooknya. Lalu menuliskan sesuatu di kertas itu.
******
“Aaaaah lelah sekali…” Kata Eun Ho sambil merebahkan dirinya di kasur. Namun baru saja ia ingin beristirahat,
terdengar ketukan pintu. Eun Ho bangun dan bertanya. “Nuguseyo?”
Tidak ada jawaban. Akhirnya dia membuka pintunya. Namun ternyata tidak ada orang disana. Eun Ho menengok ke kanan dan kiri. Tapi tidak ada siapapun. “Eh? Aneh.. Apa itu halusinasiku saja?” Kata Eun Ho. Lalu dia menutup pintunya kembali. Saat matanya melihat ke bawah pintu, ada sesuatu disana.
“Ne? I ge mwoya? (apa ini?)” Tanya Eun Ho
Eun Ho mengambil kertas yang tersebut. ternyata itu adalah sebuah pesan. Dari Yong Chan.
Eun Ho, Aku tunggu kau di belakang penginapan
Ada yang ingin kutunjukkan padamu
-Yong Chan-
“Yong Chan? Anak ini.. apa lagi yang akan dia lakukan?”
Eun Ho mengambil jaket yang digantung di lemari. Lalu dia beranjak keluar. Tanpa dia sadari ponselnya tertinggal di dekat meja.
*****
Sementara itu, Yong Chan baru saja selesai mencuci mukanya. Dia benar – benar lelah saat itu. adegan tadi menguras tenaganya. Dia teringat kejadian tadi pagi bersama Eun Ho. Lalu dia tersenyum senyum sendirian. Dia mengambil ponsel yang terletak di atas kasur untuk menelpon Eun Ho.
“Tuuuuutttt….Tuuuuuuut” Tidak ada jawaban. Yong Chan menelponnya sekali lagi. Namun masih tidak ada jawaban.
“Aneh? Apa dia sudah tidur?” Tanya Yong Chan heran. “Ah, mungkin dia sedang mandi” lanjutnya.
*****
Eun Ho sudah sampai di belakang penginapan. Tidak ada siapapun disana. Penginapan itu memang berada di kaki pegunungan. Di sekelilingnya hanya ada hutan. Eun Ho melihat sekeliling. Tidak ada tanda – tanda Yong Chan disana.
Eun Ho merapatkan jaketnya hingga ke leher. Udaranya sangat dingin saat itu.
“Aaiisshhh, anak ini sebenarnya mau apa sih? Dingin…” Kata Eun Ho sambil meniup – niup tangannya yang kedinginan.
Namun tiba – tiba saja ada yang membekap Eun Ho dari belakang. Eun Ho langsung meronta – ronta untuk melepaskan diri. Namun bekapan orang itu terlalu kuat. Hingga akhirnya dia jatuh tak sadarkan diri.
*********000*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Love and Career--Chapter Fifteen
Tittle : Love and Career
Genre : Drama, Comedy and Romance
Author : Lovelyn, Miny and Luveliprincess (Lautan Indonesia Forum)
Fifteen
Pagi itu di Jeollanam-do ,matahari pagi mulai terbit menyinari setiap sudut di daerah itu ,burung-burung berterbangan ,angin bertiup menyejukkan udara..
Pemandangan pagi itu sungguh indah ,semua kru bersiap-siap untuk syuting ..
Yong Chan masih berada di dalam kamarnya ,ia baru saja selesai mandi ,badannya sedikit bergetar ,air disini ternyata sangat dingin...,ia tak bisa menghindari getaran pada tubunya ,tangannya meraih ponsel yang berada di atas meja kecil ,ia sekali lagi hendak menelepon Eun Ho ...
Tuttt...tuttt..Maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif..
Yong Chan menutup teleponnya dengan kesal..,ia melempar ponselnya ke atas kasur dan meninggalkannya.
Ia bergegas keluar ,ingin menghampiri Eun Ho langsung ke kamarnya ,ia mengira Eun Ho ketiduran seperti kemarin pagi..,tetapi Mr Bae memanggilnya..
Dam Ah berdiri di sebelah Mr Bae ,senyum licik tersembunyi di balik wajahnya..
Yong Chan menghiraukan Dam Ah dan menghampiri Mr Bae..
“Goo Yong Chan ,apakah kamu sakit?”papar Mr Bae melihat tubuh Yong Chan yang bergetar ,mukanya juga sedikit pucat..
“Tidak ..,”Yong Chan sedikit berbohong ,tubuhnya memang pagi ini terasa tidak begitu sehat ,kepalanya pening sejak ia bangun tidur ..,ditambah lagi air disini sangat dingin..
“Ah ya ..,aku hanya ingin memberi tahu ,kalau habis ini ,kita akan mengambil scene antara kau dan Dam Ah-ssi..,”jelas Mr Bae sambil menepuk bahu Dam Ah..
“Mwo?”Yong Chan membelalak sementara Dam Ah hanya tersenyum ,”Bu..bukankah , seharusnya scene aku dan..dan Eun Ho?”Tanya Yong Chan lagi.
“Ya..,memang ,tetapi setelah dipikir-pikir ,scene ini sangat cocok dengan setting di pagi hari ,maka aku memutuskan untuk mengambil scene mud an Dam Ah-ssi terlebih dahulu ..,”jawab Mr Bae ..
“Lagipula tadi aku lewat kamar perempuan itu ,ia masih tertidur..,”kata Dam Ah acuh tak acuh..
“Hey ..,ia bukan ‘perempuan itu’ ,ia Eun Ho..,Lee Eun Ho ,”Yong Chan menekankan kata-katanya dengan sinis..
“Sudah ..,”Mr Bae melerai mereka ,sedangkan Yong Chan membalikkan badannya hendak pergi ke kamar Eun Ho ,”Yong Chan!”cegat Mr Bae..
“Hah?”Yong Chan berbalik melihat Mr Bae..
“Kau mau kemana?”Tanya Mr Bae ,”Kita akan syuting sekarang..,”tambah Mr Bae lagi…
”Mwo?sekarang?”
“Ya..,atau tidak akan keburu siang ..,”
Yong Chan dengan terpaksa mengikuti Mr Bae ,melangkahkan kedua kakinya dengan berat ,seluruh kepalanya hanya dipenuhi dengan Eun Ho ,ia ingin melihat wajah Eun Ho ,Yong Chan meremas kepalanya ,rasa pening itu semakin menjadi-jadi ,namun ia tidak menghiraukannya ,berjalan terus ,bertekad menyelesaikan ini secepatnya dan mengahampiri kekasihnya..
***
Hye Jin melirik ke kanan ,ke kiri ,lorong di gedung ini memang memunsingkan .Sekarang Hye Jin berada di gedung YT Ent. Ia sedang menjemput temannya ,Choi Young yang sedang mengadakan suatu rapat dengan seorang produser untuk sebuah produk baru. Hye Jin berkali-kali membaca instruksi Choi Young dengan baik yang dikirim lewat sms ,tetapi ia masih belum bisa menemukan dimana sahabatnya berada.Sialnya lagi ,ia sudah terlambat menjemputnya selama 30 menit .Hye Jin dengan resah berlari kecil menyusuri lorong dengan tampang panic ,ia menengok ke kanan kiri sambil berlari .
BRAKK..
Hye Jin menabrak seorang lelaki dengan pipi gembul yang sedang membawa serangakian dokumen ,yang sekarang berserakan dimana-mana..Lelaki itu menggaruk-garuk kepalanya melihat dokumennya berserakan..
“Ah..,maafkan saya ,”Hye Jin tertunduk malu ,ia membantu lelaki itu mengambil dokumen-dokumennya ..
“Ahahaha ,tak apa ,santai saja ,”jawab lelaki itu santai..
“Sungguh maaf ,saya sedang terburu-buru ,”kata Hye Jin..
“Memangnya kau ada perlu apa disini ?”Tanya lelaki itu..
“Hmm..,saya sedang menjemput teman saya ,ia berada di ruangan 302..,”jelas Hye Jin panic sambil melihat jam tangannya..
“Mau saya antar?”tawar lelaki itu..
“Eh?”Hye Jin menjadi salah tingkah melihat kebaikan lelaki itu..
“Tak apa ,ayo ,”katanya seraya berdiri dan merapikan seluruh dokumennya.
Hye Jin mengikutinya dari belakang ,beberapa menit kemudian Choi Young terlihat sedang duduk di depan ruang 302 sambil meneguk segelas kopi ..Choi Young berdiri dan menaruh kopinya ,ia menghampiri Hye Jin ,”Yya..,kamu kemana saja ,sudah jam berapa ini ,kenapa ponselmu mati?”Tanya Choi Young sedikit kesal..
“Ah..,miyan ,aku tersesat ..,ponselku lowbat..,”jelas Hye Jin ..
Jae Won menjadi salah tingkah ,ternyata Hye Jin adalah teman Choi Young?
Choi Young mendelik kea rah Jae Won yang tertunduk ..,”Mengapa lelaki ini bisa bersamamu?”cibir Choi Young..
“Ia yang menolongku ,”bela Hye Jin..
Tanpa peduli lagi ,Choi Young menarik sahabatnya meninggalkan tempat itu dengan segera ,Hye Jin menoleh ke belakang dan berteriak ,”Siapa namamu ?”
“Jae Won ,”balasnya ..
***
Di dalam taksi ,Choi Young menutup kedua matanya dengan tampang kesal..
“Wegude?”Hye Jin menjadi bingung..
“Kau tahu itu siapa?”delik Choi Young..
“Siapa?lelaki tadi?”Tanya Hye Jin..
“Ya..”
“Kenapa?apakah ada yang salah?aku bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih padanya ,kau sudah menarikku..,”Hye Jin mendengus..
“Itu Jae Won ,yang pernah kuceritakan padamu ,”cibir Choi Young..
“M..MWO?Ja..jadi ,lelaki brengsek yang kau bilang?”Hye Jin tak bisa mempercayai ini semua ,baginya Jae Won seperti lelaki baik-baik ,tetapi ternyata..
***
“CUT..”
Yong Chan melakukan semuanya dengan sempurna demi mendengar sebuah kata CUT..
Ia melempar pedangnya ke tanah dan berlari ke kamar Eun Ho ,dari tadi Eun Ho tidak sedikitpun tampak di lokasi syuting ,ini aneh ,Yong Chan menyadari ada sesuatu yang aneh namun tidak seorang pun di lokasi syuting yang menyadarinya karena mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing..,sehabis ini mereka semua akan berangkat ke ladang bunga untuk mengambil scene Dam Ah sedangkan Yong Chan sama sekali tidak berminat ,memilih untuk tinggal dan mencari Eun Ho..
Jarak lokasi syuting Yong Chan tadi dengan tempat peristirahatan para kru dan pemain memang tidak begitu jauh ,
Ketika akhirnya Yong Chan sampai di depan kamar Eun Ho..
Ia tertegun..
Pintu kamar kekasinya sedikit terbuka..,perlahan ia melangkahkan kedua kakinya..,membuka pintu kamar Eun Ho..
Tetapi ,tidak ada siapapun disitu ,yang ada hanya ponsel milik Eun Ho..
Yong Chan mencoba mencari kedalam kamar mandi dengan tampang panic..
Tidak ada siapaun …
Sekarang ia yakin 100% bahwa kamar ini sepenuhnya kosong ,ditengah-tengah keadaan dirinya yang sedang tidak enak badan ,ia menyingkirkan semua rasa sakitnya ,pikirannya hanya terpusat pada Eun Ho ,Yong Chan beranjak keluar ,ketika ia menginjak sesuatu..
Sebutir manik
Yong Chan merasa mengenali manik itu ,maka ia mengambilnya dan memperhatikannya..
***
“Happy Birthday ,”seru Yong Chan sambil menyodorkan suatu box kecil yang dibalut pita emas..
“Wuah ,apa ini?”Tanya Dam Ah semangat..
“Buka saja..,”Yong Chan tersenyum..
Dam Ah membuka box kecil itu ,matanya membelalak ,”Wahhh..,ini kan..,”
“Yah itu,gelang manik-manik yang kau mau kan?”
“Bagaimana kau bisa tahu?”
“Hmm ,memangnya waktu kita jalan-jalan kemarin aku tidak memperhatikanmu?Matamu terus tertuju pada gelang kaki itu..”
“Yah ,gelang kaki ini sungguh indah ,walaupun tak seberapa ,juga model manik-maniknya sangat polos ,tetapi aku menyukainya ,terlebih ini hadiah darimu ,aku pasti akan menyimpan ini baik-baik..,”kata Dam Ah seraya mengecup pipi Yong Chan..
***
Dam Ah menaruh surat itu ,ketika gelang kakinya tersangkut sepucuk serat bamboo (pintu kamar itu terbuat dari susunan bamboo ,yah semacam rumah tradisional gitu) ..,
Dam Ah menarik paksa kakinya dan..BLASHH..
Manik-manik dari gelang itu mulai berserakan karena talinya yang terbuat dari karet benang yang rapuh..,mengingat gelang itu juga sudah cukup lama..
Dam Ah dengan cepat membersihkan manik-maniknya itu dan menaruhnya kedalam saku bajunya ,ia mengetuk pintu kamar Eun Ho dan berlari meninggalkan tempat itu tanpa tersadar kalau satu butir maniknya tertinggal..
***
Sekarang Yong Chan ingat ,itu manik milik Dam Ah yang ia berikan..
Tetapi untuk apa dia kesini?Dan kapan dia kesini?
Yong Chan tampak berpikir ,pasti ada sesuatu yang tidak beres ,semua ini ,ulah Dam Ah yang dari semula ingin menyingkirkan Eun Ho..
Sekarang Yong Chan berlari ke kamar Dam Ah yang letaknya tidak jauh dari kamar Eun Ho ,tentu saja ia bebas melakukan semua ini karena tidak ada satupun kru yang berlalu lalang ,mengingat mereka sedang sibuk mengambil scene Dam Ah di sebuah ladang bunga …,hanya Yong Chan yang tinggal di sekitar peristirahatan mereka..
Yong Chan membuka paksa kamar Dam Ah ,kepalanya semakin pening karena sebenarnya tubuhnya dipaksa bekerja keras ditengah-tengah keadaan ini ,belum lagi ia harus memikirkan Eun Ho juga pekerjaannya ,siang nanti ia harus kembali ke lokasi syuting untuk mengambil adegan pertarungan..
Gagang kunci yang juga terbuat dari bamboo itu tampak patah menjadi dua ketika Yong Chan menggebraknya dengan paksa…
Yong Chan mengahmpiri meja dimana banyak buku-buku milik Dam Ah tergeletak ,ia memeriksa satu demi satu notebook milik Dam Ah dan masih tidak menemukan apa-apa..
Sekarang pandangannya terarah kepada suatu notebook kecil di atas kasur Dam Ah..Yong Chan dengan cepat membuka notebooknya..
Ternyata itu diary Dam Ah..
Yong Chan membuka halaman terkahir dan mendapati semua tulisan di lembar itu mengenakan spidol merah tebal..
October 2009
EUN HO LAGI…EUN HO ,SELALU EUN HO..
KALI INI AKU BENAR-BENAR TIDAK PEDULI ..
AKU HARUS MENYIKIRKANNYA..
RENCANA TERBAIK ADALAH MENCULIKNYA DAN MELENYAPKANNYA KE TEMPAT LAIN YANG JAUH ,YANG TIDAK DIKETAHUI SIAPAPUN..
UNTUNGLAH KEMARIN AKU MENEMUKAN SEORANG PENGANTAR SUSU DARI SUATU PERUSAHAAN ,KATANYA BESOK JAM 10.30 IA AKAN MENGANTAR SUSU KE SUATU DESA TERPENCIL ,DESA NAGAN..,DAN BAGUSNYA IA HANYA SEBULAN SEKALI KE DESA ITU,SARANA TRANSPORTASI KE DESA ITU JUGA JARANG ,DIA JUGA BILANG KALAU DESA ITU TIDAK SERING DIKUNJUNGI ,PENDUDUKNYA HANYA SEDIKIT ,MEREKA SEMUA HANYA ORANG-ORANG DESA YANG TIDAK TAHU APA-APA ,TEMPAT YANG COCOK UNTUK EUN HO ,
RENCANANYA MALAM INI ,ORANG SEWAANKU AKAN MENYEKAP EUN HO , MEMBIUSNYA DAN MEMBERINYA OBAT TIDUR ,HAHAHA BAGUS ,ORANG-ORANG DESA YANG BODOH ITU MAU KUSOGOK DENGAN BEBERAPA RIBU WON UNTUK MENCULIK EUN HO.., AKU AKAN MENARUH EUN HO YANG TIDAK SADAR ITU DI KARDUS BESAR TEPATNYA DI GUDANG SUSU DAN MENUTUPNYA RAPAT-RAPAT AGAR BESOK IA BISA TERBAWA BERSAMA KARDUS-KARDUS LAIN KE DESA NAGAN ,JADI TIDAK ADA YANG PERLU DICURIGAI ,MENGINGAT BERAT BADAN EUN HO RINGAN ,IA KURUS MAKA PENGANTAR SUSU ITU PASTI TIDAK AKAN CURIGA,,
DENGAN BEGITU BESOK EUN HO PASTI AKAN TERBAWA DI MOBIL BOX ITU ,IA AKAN LENYAP TANPA ADA YANG MENGETAHUINYA ,EUN HO JUGA TIDAK AKAN BISA MENGANDALKAN SIAPAPUN DI DESA NAGAN ITU ..SEMPURNA,..
DAN AKU AKAN MEREBUT YONG CHAN KEMBALI KEDALAM PELUKANKU..,TAK PEDULI APA ,IA HANYA MILIKKU ..,KARIRKU ,YONG CHAN-KU..SELAMAT DATANG KEMBALI DAM AH..
SELAMAT TINGGAL EUN HO..
Yong Chan melempar notebook itu ,mukanya memerah ,ia diliputi kemarahan yang sangat ,Yong Chan menatap jam dinding ,sudah pukul 10.15 ,pasti sebentar lagi mobil box itu berangkat..
Yong Chan berlari keluar ..
***
Drrt…drrt..
Yong Na terbangun mendengar suara ponselnya berbunyi..
Choi Yoon ..?
Buat apa pagi-pagi ia menelepon ,sungguh tidak biasa..
“Yeobseo ,”Yong Na menyapa Yoon..
“Sayang ..,selamat pagi ,”sapa Yoon dengan suara manis ,”Ini sudah waktunya bangun..,”tambah Yoon ..
“Ah..,aku kesiangan!!!”kata Yong Na panic..
“Memangnya kau ada praktek?Bukankah tidak ada?”
“Memang tidak ada ,tetapi tetap saja aku kesiangan..,”katanya
“Ya sudah cepatlah bergegas ,aku menunggumu..,”
“HAH?”Yong Na terkaget-kaget mendengar pernyataan kekasihnya..
“Coba buka pintu kamarmu..,”perintah Yoon..
Yong Na perlahan mengahmpiri pintu kamarnya dan membukanya..
“Surpise..,”Yoon memeluk Yong Na begitu ia membuka pintu kamarnya…Yong Na gelagapan melihat Yoon ,dan sedikit tersipu malu karena mukanya yang kusut sehabis bangun tidur..Yong Sae yang sedang membaca komik ,cekikikan di sofa melihat kelakuan kakaknya..
“Ia mau mengajakmu piknik tahu ..,”papar Yong Sae tersenyum ,ia mengangkat keranjang piknik milik Yoon ..
“Mwo?Piknik?”
***
Sekarang Yong Chan sudah berjalan menyusuri setengah hutan ketika ia menemukan seorang ibu pengambil kayu ,”Nak ,ada apa?”Tanya ibu itu khawatir melihat Yong Chan yang bermuka pucat dengan nafas tersengak-sengal..
“To..,tolong ,apakah anda tahu dimana gudang susu?”
“Gudang susu ,satu-satunya hanya di ujung sana ,tepat sesudah kau keluar dari hutan ,kau lurus saja ,sudah dekat ,”jelas ibu itu..
“Gamshamnida..,”Yong Chan membungkukkan badannya dan buru-buru meninggalkan tempatnya ,berlari menuju ke ujung hutan..
Sebuah truk dan gudang dengan spanduk susu diatasnya terlihat jelas di depan mata Yong Chan ..,2 penjaga susu itu sedang masuk kedalam gudang untuk mengambil sisa kardus di dalam gudang..
Yong Chan memasuki mobil box itu ,ia duduk bersembunyi di balik suatu kardus ,ketika 2 penjaga itu memasukkan 2 kardus terakhir dan menutup pintu belakang mobil box itu..
Yong Chan dapat merasakan mobil box ini perlahan mulai berjalan..
Ia mencoba membuka satu-satu kardus raksasa di tempat itu untuk menemuka Eun Ho..
SRAK..SRAK…
Sebuah kardus bergerak kecil..
“Eun Ho?”gumam Yong Chan ,ia langsung menghampiri kardus itu dan membukanya..
Itu benar-benar Eun Ho..
Eun Ho terbaring lemas di dalam kardus itu ,
“Eun Ho-ya ,”Yong Chan membawa Eun Ho keluar dan memeluknya dengan erat..
“Gwencana..,sekarang semua sudah tidak apa-apa…Aku disini bersama mu ,”Yong Chan tersengal-sengal ,ia mengecup pipi Eun Ho..
Yong Chan membaringkan tubuh Eun Ho di kakinya..,Eun Ho terbatuk kecil..,mulai sadar..
***
Sesampainya di rumah
Hye Jin membaringkan tubuhnya di sebelah Choi Young..
Ia mengehela nafas ,”Jadi ia benar-benar?”papar Hye Jin masih tidak percaya..
“Ya..itu Jae Won ..,”Choi Young mendengus..
“Aku masih tidak percaya ,padahal ia begitu baik …,tetapi kenapa ia bisa berada disitu?”
“Ia adalah pelatih Eun Ho yang disewa oleh YT Ent.,”jelas Choi Young,..
“Eun Ho?Keponakanmu itu?”
“Ya..,”
“Bagaimana bisa?”
“Eun Ho adalah artis sekarang..,”kata Choi Young..
“Mwo?”Hye Jin membelalak..
“Yah ,apakah kau tidak tahu?”Choi Young melemparkan Koran ke temannya itu ,dimana Eun Ho dan Yong Chan terpampang di depan Koran..
“Omo..,”Hye Jin melihatnya dengan pandangan tidak percaya ,”Sudah lama kita tidak bertemu ternyata banyak kejadian yang aku lewati,,”dengusnya..
***
Mr Bae dan semua kru kembali ke tempat peristirahatan sebelum melanjutkan syuting ,sehabis ini adalah scene Yong Chan dan Eun Ho..
2 orang kru ditugaskan menghampiri kamar Eun Ho dan Yong Chan namun mereka kembali dengan berita yang mengejutkan Mr Bae ,”Mr Bae ..Yong Chan tidak ada di kamarnya ..”kata seorang kru panic …,”Eun Ho juga Mr Bae ,”kata yang lain..
“Apa?Bagaimana bisa?”Mr Bae membelalak kaget ,”Kita harus segera melanjutkan syuting..”papar Mr Bae menghela nafas..
Dam Ah bergumam dalam hatinya ,”Yong Chan?Apa jangan-jangan?”
Dam Ah berlari menuju ke kamarnya ,
Dan firasatnya benar..Pintu kamarnya didobrak ,notebook nya berserakan ..
“Sial!”Dam Ah bergumam pada dirinya sendiri ,”Goo Yong Chan!!Bodoh!”
***
Akhirnya mobil itu berhenti ..Hari sudah sore ,matahari mulai terbenam..
Yong Chan dan Eun Ho terbangun ketika pintu mobil box itu terbuka..
“Hey ,ambil saja beberapa kardus dulu ,bawa masuk kedalam toko ,sehabis itu kita pergi ke penginapan ,biarkan mobil box ini disini saja,”kata seorang petugas..
“Okeh ,”kata petugas lainnya..
Petugas itu mengambil beberapa kardus dan membawanya masuk kedalam toko ,Yong Chan membopoh Eun Ho keluar dari mobil ketika petugas itu sedang berada di dalam toko ..
Mereka berjalan perlahan..
“Alangkah baiknya kalau kita mencari penginapan ,besok kita kembali ke petugas itu dan memyuruhnya mengantar kita pulang..,”gumam Yong Chan pelan pada Eun Ho..
“Araso ,,”Eun Ho berkata lemas..
Mereka bertemu seorang kakek ditengah jalan ,kakek itu mengantar mereka ke sebuah penginapan kecil..
“Ajhumma ..,saya mau menyewa 2 kamar ,”gumam Yong Chan dengan nada lemas..
“2 kamar ..,ini bill nya ,”
Yong Chan merogoh sakunya ,ia tidak mempunyai uang lagi ,”Ehm..satu kamar saja..,”kata Yong Chan ,sekarang uangnya habis..
“Ini kuncinya ..,”
“Gamshamnida..,”
Yong Chan membopoh Eun Ho ke lantai 2 dimana kamar mereka berada..
Eun Ho membaringkan tubuhnya .,sementara Yong Chan duduk di sofa ,ia memejamkan matanya ,mukanya terlihat pucat .
Eun Ho menatap kekasihnya dengan sayang ,”Yong Chan-a ,apakah kau sakit?”
“Tidak ,”gumamYong Chan berbohong..
“Mukamu pucat ,”kata Eun Ho panic..
“Tidak usah pedulikanku ,kau juga pasti lelah ,sekarang istirahatlah ,besok kita akan pulang ,”kata Yong Chan menatap Eun Ho khawatir..
***
“Apakah masih belum ketemu?”Mr Bae panic..
“Belum ,tidak ada jejak sama sekali ..,”kata seorang kru..
“Ah..,bagaimana ini ?kemana mereka sebenarnya ?”Mr Bae menundukkan kepalanya..
Dam Ah hanya bisa melihat Mr Bae dengan resah ,ia bertekad untuk tidak membongkar ini semua ,sekalinya ini terbongkar ,maka hancurlah dia..
Yong Chan ,walaupun ia kembali ,tetapi ia sudah mengetahui rencana busuknya ,pasti Yong Chan juga akan membencinya ,pecuma saja..!!
Maka Dam Ah hanya diam ,pura-pura tidak tahu..
Sementara semua kru hampir menyerah mencari Yong Chan dan Eun ho karena tidak menemukan informasi apapun..
***
Matahari pagi menyinari kamar mereka ,Eun Ho membuka kedua matanya ,merasa jauh lebih abik pagi ini ,
Ia melihat kearah Yong Chan yang tertidur di sofa ,Eun Ho bergumam pelan ketika mengingat mereka harus segera sampai di lokasi mobil box untuk kembali ke lokasi syuting..,”Yong Chan ..”bisik Eun Ho..
Tetapi Yong Chan tidak membuka matanya..
“Yong Chan ,”bisik Eun Ho lagi..
Eun Ho menghampiri Yong Chan dan menaruh satu tangannya di kening Yong Chan ,”Panas sekali…,ia pasti demam ,”Eun Ho dengan panic keluar kamar dan mencari bantuan..
“Ajhumma..,tolong ..,keka..,eh suami saya sakit..,”kata Eun Ho panic ,ia terpaksa berbohong ,mengingat ia dan Yong Chan tidur satu kamar..
“Hah?Bagaimana bisa?”
“Ia mungkin demam ,bisakah kau membawa kompres dan obat ke kamar kami?”kata Eun Ho ..
“Baiklah ,sebaiknya kau ke atas ,sebentar lagi saya akan menyusul ,”
“Gamshamnida..,”Eun Ho berjalan ke kamarnya..
Ia dengan susah payah membaringkan tubuh Yong Chan ke kasur ,
Ajhumma itu masuk dengan membawa kompres dan obat ..
Eun Ho menyuapi obat itu kepada Yong Chan dan memberinya air putih ,perlahan mulai mengompresnya..
“Kau beristirahatlah dulu disini beberapa hari..,”gumam Ajhumma itu..
“Tetapi ..,Ajhumma ,apakah jarang ada transportasi yang masuk ke desa ini?”Tanya Eun Ho..
“Tentu saja ,ini adalah desa terpencil ,lagipula ada urusan apa kalian berdua kesini?”
“Aduhh ,bagaimana ini ,pasti mobil box itu sudah berangkat ,”Eun Ho melihat jam dinding ..,”Matilah aku ,bagaimana kita bisa keluar dari desa ini ,duit sudah tidak ada ,transportasipun tidak ada ,ponselku dan Yong Chan tertinggal ,sial sekali ,”Eun Ho tertunduk lemas..
“Tinggalah disini beberapa hari dan coba cari pekerjaan untuk biaya makan dan telepon ,jika kau mau menelepon ,kau harus ke wartel di pusat kota ,sekarangpun kau tidak punya duit ,bagaimana bisa makan dan mengurus transportasi?”jelas Ajhumma itu ,”Anak muda ,kalau soal uang saya benar-benar tidak bisa meminjamkannya padamu ,tetapi mungkin saya bisa membiarkan kamu dan suamimu tinggal di kamar ini ,”
“Hm..iye ,gamshamnida ,Ajhumma..”gumam Eun Ho..
Ajhumma itu meninggalkan Eun Ho dan Yong Chan berdua,,
“Yong Chan-a ,ottokhae?”air mata mulai merebak di kedua pipi Eun Ho…
*********~END CHAPTER*********
DragonFlower- Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |
Similar topics
» *When a Gay met a Young Mom (in love again)* by Lovelyn
» What's the Meaning of Love?- by Lovelyn
» Thirty Days Changes--Introduction and Chapter One by Lovelyn
» The Sarang - by Lovelyn
» from Seoul to ... Perth-- by Lovelyn
» What's the Meaning of Love?- by Lovelyn
» Thirty Days Changes--Introduction and Chapter One by Lovelyn
» The Sarang - by Lovelyn
» from Seoul to ... Perth-- by Lovelyn
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|