Call MinSun
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn

4 posters

Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty What's the Meaning of Love?- by Lovelyn

Post by DragonFlower Sat Jun 29, 2013 3:49 pm


What's the Meaning of Love?- by Lovelyn 5193486486_6ba3edb2b7_z

What's the Meaning of Love?
By : Lovelyn Ian Wong
What is the meaning of love?

Is it "to have you all the whole of my love"? or "without you, i can die"? maybe "trusting and understanding"?

for this couple, love is "CONFUSING".

She must love him because she was pregnant

and he must love her because it's his responsibility

It's quite unreasonable, right? or, .. maybe it's not love, but a mercy ?

The true meaning of love is
"Don't think of yourself and your own interest. Do everything only for her/him Don't care about reply or repay because the true love is UNSELFISH."


What's the Meaning of Love?- by Lovelyn 5194241106_c1fefbb1c3_b

CHARACTERS :

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn 5194055534_2094722bb9
Dia seorang model terkenal. Pria berpostur tinggi dengan rasa perhatian dan penyayang yang besar. Sifatnya lembut sehingga terkadang dianggap lemah dan bodoh oleh orang-orang di sekitarnya. Dia sering diperalat dan dijadikan tameng buat melepaskan diri dari masalah.
Suatu hari, dia mendapatkan dirinya sudah melakukan kesalahan besar. ‘Kecelakaan’ yang mungkin harus ditanggungnya seumur hidup. Sedangkan dirinya sendiri menyadari, tak punya kekuatan melakukan itu. Karena ….. dia … GAY.
Dia—LEE MIN HO


What's the Meaning of Love?- by Lovelyn 5194055532_194a20e56d
Dia terbangun dengan seorang pria asing bertubuh polos tertidur di atas ranjang bersamanya. Dia ingin menjerit. Sadar bahwa dunianya, keperawanan yang dijaganya selama ini, telah terenggut. Tapi dia tak sampai menangis. Karna itu bukan sifatnya.
Setelah peristiwa itu, hanya satu yang dikhawatirkannya. Apa dia akan hamil? Mengandung anak dari pria yang sama sekali tak dikenalnya? Lalu bagaimana jika sampai hal itu ketahuan onnienya? Well, persetan dengan wanita itu!! Dia juga tak memberi contoh yang benar padanya. DIA SUDAH TERBIASA MENJAGA DIRI SEJAK KECIL.
Dia—GOO HYE SUN


Yoon Eun Hye—saudara satu-satunya dari Hye Sun di dunia ini. Seibu tapi berbeda ayah. Sebelum ibu mereka meninggal, Eun Hye dimintanya untuk menjaga Hye Sun baik-baik. Karena latar belakang pendidikannya yang terbatas, Eun Hye bertahan hidup hanya bermodalkan paras dan bodinya yang menawan. Hye Sun tak pernah tahu apa yang dikerjakan onnienya ini. Yang jelas, Eun Hye selalu berganti pasangan dari waktu ke waktu.


Lee Kyu Hyun—adik sepupu Min Ho, seumuran dengannya. Kyu Hyun merupakan seorang wartawan junior di sebuah majalah terkenal Korea, ‘Men’s Zero’. Dia tinggal serumah dengan Minho dan mengetahui segala-galanya tentang pria ini—termasuk kelainan seksualnya sejak lahir. Ya, statusnya yang gay.


Rain Bi—pria terakhir Eun Hye yang diketahui Hye Sun. Model berperangai buruk dan emosian. Sering digosipkan mengkonsumsi obat-obat terlarang dan terlibat perkelahian brutal di club-club terkenal, tempat mangkang para selebritis kelas kakap. Dia terkadang tinggal di apartemen Eun Hye sehingga Hye Sun mengenalnya dengan baik. Dia sangat kurang ajar, sering menyentuh Hye Sun dan memandanginya dengan sorot mata nakal. Karena itu Hye Sun sedapat mungkin menghindarinya dengan pulang rumah sampai larut malam.


Choi Si Won—rekan Min Ho sesama model. Dia seorang playboy. Sering berganti pacar baik dari kalangan selebritis maupun putri dari para konglomerat Korea.


DragonFlower
DragonFlower

Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |

Back to top Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty What's the Meaning of Love? by Lovelyn--Prologue

Post by DragonFlower Sat Jun 29, 2013 3:52 pm



What's the Meaning of Love?- by Lovelyn 5194055530_0f92a691d1_z


[b]What's the Meaning of Love?
PROLOGUE

by Lovelyn Ian Wong


Catatan dariku …

Aku Lee Kyu Hyun. Wartawan junior majalah ‘Men’s Zero’ yang sangat terkenal di Korea. Sekaligus adik sepupu dari model muda terkenal dan terlaris tahun ini, Lee Min Ho. Aku mendapat tugas mewawancarainya hari ini.

Min Ho baru keluar dari kamar mandi ketika semua alat buat wawancara selesai kupersiapkan. Entah mengapa aku mendapati wajahnya terlihat lusuh dan kuyu. Paras yang biasanya senantiasa tersenyum itu terlihat mengkhawatirkan sesuatu. Sebenarnya aku sudah heran, pagi ini aku melihatnya pulang ke rumah menjelang subuh—sesuatu yang jarang sekali dilakukannya. Apalagi dari sekujur badannya tercium bau alkohol yang sangat menyengat. Ketika kutanya, dia hanya mengeleng lemah dan bilang ingin mandi dulu.

“Hyung sudah siap?” aku bertanya padanya sambil menambahkan beberapa pertanyaan yang akan kutanyakan nanti.

Dia mengangguk pelan sambil menjatuhkan diri ke kursi yang sudah kupersiapkan. Aku ikut duduk di sebelahnya, lalu menandai beberapa pertanyaan.

“Ok, kita mulai sekarang .. “

Tiba-tiba dia menyentuh tanganku.

“Kyu-a .. bisa bicara sebentar? Dari hati ke hati … “

Alisku berkerut. “Ada apa? Hyung terlihat lain. Hmm—sudah ingin kutanyakan sejak tadi .. tapi, .. ada apa sebenarnya?”

Dia menghela nafas. “Aku melakukan kesalahan besar, Kyu-a .. “

“Maksud hyung?”

“Aku .. aku meniduri seorang wanita semalam … “

“MWOO?!!” Aku terperanjat kaget, sampai kursi yang kududuki terpelanting ke belakang. Segera aku mendirikan kursi itu dan duduk kembali di sana. “Hyung serius? Tapi, bagaimana mungkin?”

Dia tersenyum kecut. “Semula kurasa tak masalah. Kau tahu sendiri, tempat seperti itu? Tapi begitu terbangun, aku sadar kalau dia .. dia masih perawan .. “

“MWOO?!!” Keterkejutanku semakin luar biasa.

“Aku tak tahu harus berbuat apa.” Dia menghela nafas lagi. “Wanita itu—dia pasti sangat sedih dan takut. Walaupun waktu berkenalan dengannya malam itu, dia terlihat sangat liar … ya, penampilannya sangat terbuka, tapi aku yakin dia sangat takut sudah tidur dengan seorang pria asing.” Dia berhenti sejenak. Setelah mengambil nafas, dia melanjutkannya lagi. “Dia pergi begitu saja sehingga aku tak sempat mendiskusikan masalah ini dengannya .. “

“Apa dia meminta pertanggung-jawaban hyung?”

Dia mengeleng perlahan.

“Kalau begitu, apa masalahnya?” Aku melentangkan tangan lebar-lebar. “Mungkin dia juga beranggapan it’s just for fun .. “

“Tapi dia seorang perawan!” Kakak sepupuku ini berteriak keras. Aku terlonjak sedikit dan menatapnya terheran-terheran. Jujur saja, ini untuk pertamakalinya aku melihatnya seemosi ini. Biasanya dia sangat tenang dan lembut. Jarang dia berteriak-teriak dan melebarkan mata dengan gusar. “Lain jika dia seorang perawan!”

“Lalu .. apa rencana hyung?” Aku bertanya pelan-pelan.

“Entahlah .. ,” dia menyandar ke sandaran kursi dan menundukan kepalanya. “Jangankan tempat tinggalnya, namanya sendiri aku juga tak tahu … “

“Dia tak mengenalkannya pada hyung?” tanyaku ingin tahu.

Dia mengeleng. “Kami berkelompok. Dia berdiri di sebelah Si Won dan terlihat sangat dingin dan pendiam. Si Won bilang kenalannya malam itu tapi tidak mengatakan namanya. Aku rasa Si Won juga tak mengetahuinya … “

“Wah—kalau begini, masalahnya sangat rumit. Untuk mencarinya seperti mencari jarum dalam jerami … “ Aku menepuk pundaknya.

“Ya .. ,” Dia mendesah.

“Lupakanlah .. ,” ujarku berusaha untuk menghiburnya walaupun aku tahu ini percuma. Lee Min Ho yang kukenal terlalu sensitive. Masalah yang menurutnya besar, tak mungkin dilupakannya begitu saja. “Hyung … “

“Aku tak yakin, Kyu-a. Andai saja aku tahu di mana dia berada.” Dia mengangkat wajah dan memandang semu ke depan. “Pasti di suatu tempat … “


*******************



DragonFlower
DragonFlower

Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |

Back to top Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty What's the Meaning of Love? -by Lovelyn -Chapter One

Post by DragonFlower Sat Jun 29, 2013 4:02 pm


What's the Meaning of Love?- by Lovelyn 5441125714_a77fc72826_z

What's the Meaning of Love?
CHAPTER ONE
By : Lovelyn Ian Wong



Kesibukan terlihat dari salah satu ruang bersalin rumah sakit 'Peace'. Sambil menyerahkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan dokter dan melakukan apa yang bisa mereka lakukan, para suster menahan nafasnya, .. sebentar lagi seorang bayi akan lahir. Dokter tengah baya yang berada di pinggir ranjang sedang melakukan tugasnya membantu persalinan. Berkali-kali dia memberi semangat kepada calon ibu itu untuk mengerahkan tenaga buat membantu si bayi merah keluar dari rahimnya.

"Ayo .. ayo, sebentar lagi--agashi! .. Rambutnya sudah kelihatan .. Iya .. benar .. Kau anak pintar .. " Komentar si dokter bersalin berulangkali.

"AKHHH---!!!!" si calon ibu muda mengerahkan seluruh tenaganya, mendorong bayi dalam kandungannya keluar. Dia berteriak keras. Keringat bercucuran dari wajah dan lehernya yang berkulit putih mulus. Begitu juga tangannya yang mengenggam erat pegangan pada kepala ranjang. "SAYA ... TIDAK TAHAN LAGI, DOKTERRRR---AKHHH!!!"

"Kau berhasil!!" seru dokter. "Kepalanya sudah mulai keluar .. Ayo sedikit lagi .. Kerahkan kekuatanmu, nak .. " pria tengah baya itu memberi semangat--dia kelihatan lebih tegang dibandingkan wanita yang tergolek kesakitan di atas ranjang. "Ayo nak!! Kau tidak boleh menyerah .. Anakmu sedang menanti untuk melihat ibunya .. Ayolah .. "

"AKHHHHHHHHHHHHHH!!!!" Dengan sisa-sisa tenaga terakhir, wanita itu menjerit .......... dan ..............

"OWAAAA ... OWAAA ... OWAAAA ... " Tangisan bening itu langsung menguasai seisi ruangan. Menghentikan semua tim medis dari kesibukannya.

"YEAHH, LAHIR!!" Para suster sekarang bersorak kegirangan. Mereka berpelukan dan saling mengetos.

Dokter paruh baya itu tersenyum. Sementara si wanita tergolek kelelahan di tempatnya.

"Sekarang saya akan menguntingnya sedikit supaya keluarnya lebih lancar, .. Tenang saja, agashi, Tidak sakit kok .. "

Wanita itu mengangguk. Dia masih terlalu lemah untuk menjawab. Perlahan dia mengatur nafasnya, sampai semuanya berubah normal kembali. Sekarang dia bisa melihat jelas apa yang dilakukan dokter dan para suster itu. Mereka membawa bayinya ... yang sudah dipotong ari-arinya, ke sudut lain ruangan itu. Di sana, bayi mungil yang masih merengek-rengek keras tersebut dibersihkan. Tali pusarnya diikat, kemudian ditelungkupkan.

Tanpa disadari, .. air mata mencuat keluar dari pelupuk mata si ibu muda. Mengalir menuruni sudut-sudut matanya, kemudian jatuh mengenai seprai putih yang membalut kasur, tempatnya berbaring. Perlahan dia mengangkat tangan .. menghapus bulir-bulir bening yang masih gencar menitik turun. Dia jadi bertanya--mengapa? mengapa? dan mengapa? Sejak mengandung bayi ini, dia tidak pernah merasakan apa-apa. Tidak pernah menitikan air mata. Perasaan seorang ibu dan kasih sayang seorang ibu? Tidak pernah dimilikinya. Menangis buat sesuatu ..., apalagi sesuatu yang tidak diharapkannya dari semula, dari seorang tak berperasaan seperti dia? Kedengarannya sangat mustahil. Jadi mengapa?

Dokter paruh baya di depan berbalik dan tersenyum padanya. Bayi mungil dalam rangkulannya sudah menghentikan tangisnya sekarang. Bayi itu sedang asyik mengulum jemari-jemari mungilnya di dalam mulut. Dokter itu kemudian membawa bayi tersebut pada ibunya.

"Lihat .. Apa jenis kelamin bayimu?"

Wanita itu melirik sekilas, lalu menghela nafasnya. "Perempuan .. "

Dokter itu mengangguk. "Ne, perempuan. Seorang bayi perempuan yang teramat cantik .. " Kemudian dia memberikan bayi itu pada ibunya. "Rangkul-lah dia erat-erat .. Beri kehangatan padanya ... "

Wanita itu mengangguk. Kepalanya menunduk dan menatap bayi merah dalam gendongannya. Sekali lagi dia menghela nafas.

"Sekarang, .. saya akan mempersilahkan ayahnya masuk kemari .. "

Perkataan dokter itu membuat si wanita mengangkat wajahnya kembali.

"Apa agashi keberatan saya menyuruhnya masuk sekarang?" tanya dokter itu lembut, agak ragu-ragu.

Wanita itu mengeleng perlahan. "Tidak .. Suruh saja dia masuk .. "

Dokter paruh baya itu tersenyum. "Ne-- .. Agashi beristirahatlah .. " kemudian dia berpaling pada para suster yang membantunya. "Kalian juga, keluarlah bersamaku .. "

Para suster tersebut membungkuk kemudian mengikuti dokter itu keluar dari ruangan itu. Sejenak keadaan menjadi hening. Hanya terdengar bunyi-bunyi halus dari gerakan-gerakan tangan si ibu muda mengelus-ngelus bayinya. Lima menit kemudian pintu ruang bersalin itu terbuka. Seraut wajah tampan dan agak khawatir nonggol dari balik pintu.

"Gwencana .. ?" tanyanya ragu-ragu. Gurat-gurat gelisah terlihat jelas di wajahnya.

Wanita itu tersenyum. "Ne ... Masuklah .. "

Pria itu kemudian melangkah masuk. Setelah menutup pintu, dia menghampiri wanita muda tersebut. "Bagaimana?"

Wanita itu tidak segera menjawab. Dia malah menyodorkan bayi mungil di tangannya.

"Mwo?" tanya si pria tak mengerti.

"Bayi perempuan seperti harapanmu .. ," jawab wanita itu. "Sekarang, kuserahkan padamu .. "

"Mwo? Ya, Hyesun-a .. " Pria itu terlihat agak terlonjak dari posisinya. "Apa maksud semua ini?"

Wanita muda yang dipanggil Hyesun itu kembali menyunggingkan senyumnya. Senyum sendu yang terlihat ikhlas. "Ini yang terbaik." katanya lirih. "Kita tahu pasti, pada akhirnya dia harus memilih salah satu di antara kita. Dan aku tidak ingin hal itu sampai terjadi. Aku tidak ingin merebutnya darimu, Minho-a ... karna .. kau lebih berhak atas dirinya ... Bersamaku, dia tidak akan bahagia. Aku tidak mengenal apa itu kasih sayang ... "

Keheningan menyelimuti ruangan itu. Perkataan-perkataan Hyesun seakan mempunyai magnet untuk membuat mereka diam, merenung ... Apa sebenarnya yang mereka harapkan buat masa depan?


Minho's POV ...
Aku juga tidak tahu apa ini keputusan terbaik .. Tapi, benar katamu--kita tidak punya pilihan lain .. ATAU? .. Mungkinkah?--sementara kita tahu kendalanya? .. Bisakah aku melepas status itu? .. Aku sungguh-sungguh tidak tahu bagaimana perasaanku kepadamu? Haruskah aku mengambil resiko ini?


Hyesun's POV ...
Aku berharap kau mau mengeluarkan suara .. memintaku untuk tinggal .. Walaupun perasaan ini masih bimbang dan tidak mengerti, mungkin-- .. ya, mungkin saja, semuanya akan berubah setelah kehadiran bayi ini ... MUNGKINKAH?


Mereka saling berpandangan untuk waktu yang cukup lama. Tidak seorangpun berinisiatif mengeluarkan suara lebih dahulu. Perlahan-lahan Hyesun menjatuhkan pandangannya ke atas ranjang. Kejadian-kejadian sekitar sembilan bulan yang lalu samar-samar memasuki pikirannya ....


===== > < =====


Hyesun membuka pintu dengan anak kunci di tangannya, kemudian bergegas-gegas menaiki anak tangga menuju lantai atas, ke kamarnya berada. Waktu baru menunjukan pukul setengah tujuh pagi kala itu. Tapi, belum sampai setengahnya, teguran dari seseorang segera menghentikan langkahnya.

"Goo Hye Sun?!!"

Hyesun memejamkan mata dan menahan nafas kuat-kuat. Sejenak dia tidak bergerak. Terdengar langkah-langkah kaki dari belakang sampai sesosok tubuh kekar muncul dan menghalangi jalan, tepat di depan matanya.

"Baru pulang?"

"Perlukah kau tanyakan?" sahut Hyesun dingin.

"Hey--come on, Hyesun-ssi .."

Jemari-jemari kekar dari pria itu bermaksud menyentuh tangannya tapi segera ditepis Hyesun.

"Jangan menyentuhku!!"

"Kenapa?" ejek pria itu. "Kau makan dan tinggal dari uang ku!!"

Hyesun mengatupkan rahangnya, kemudian mendorong pria itu. "Aku muak padamu, Rain-ssi!!"

"O ya?" Rain menyengir. Tangannya terjulur, bermaksud menjahili Hyesun kembali ketika terdengar seruan dari tangga bawah.

"Kenapa dengan kalian?"

Rain menengok ke bawah. Dia mengangkat bahu begitu mendapatkan seorang wanita berpostur menarik sudah berdiri di sana.

"Kalian bertengkar lagi?" tanya wanita itu.

"Tidak!" sahut Rain adem.

Hyesun mendelik padanya. Sumpah--dia sangat membenci pria ini.

"Bagaimana denganmu, Hyesun-a?" Wanita itu beralih pada Hyesun. "Baru pulang sekarang? Sudah jam berapa ini? Kau--makin liar saja!" sambung wanita itu dengan nada mengerutu.

Hyesun mendengus, dan tidak memberikan responnya. Tanpa memperdulikan wanita di belakang dan pria di sebelahnya, dia berlari ke lantai atas.

"Goo Hye sun!!"

BRAKKK!!! Hyesun menghempaskan pintu kamarnya.


===== > < =====


Hyesun menguyur tubuhnya dengan air dingin. Pikirannya sangat penat. Bayangan-bayangan dalam kamar hotel itu kembali merasuki pikirannya. Pakaian-pakaian yang berserakan kemana-mana, seorang pria tak dikenal dengan tubuh polos berada seranjang dengannya, dan ... bercak-bercak darah yang membuat jantungnya berhenti berdesir ...

Hyesun memejamkan mata rapat-rapat. Kemudian membilas wajah dengan sepasang tangannya, .... membiarkan air shower terus menyiram tubuh buat menenangkan pikirannya, walaupun ... tidak membuahkan hasil yang berarti.

Dia tidak ingin menangis. Tidak boleh menangis! Dia tidak boleh lemah dan cengeng karna di dunia ini dia harus berjuang sendiri. Tidak ada yang bisa diandalkan. Perlahan dia menyentuh area sensitifnya yang terasa nyeri. Pengalaman pertama ... dan .. dengan pria yang tak dikenalnya? Dia mengigit bibir perlahan. Harus tegar, Hyesun-a!! Harus!!


===== > < =====


Hyesun mengamati alat pendeteksi kehamilan di tangannya--POSITIF.

"Huekkk!!!" Dia segera berjongkok dan kembali menumpahkan isi perutnya ke dalam kloset. Keanehan yang sudah dirasakannya selama seminggu inilah yang menyebabkannya berinisiatif memeriksakan diri dengan alat pendeteksi kehamilan di tangannya. Dan tidak disangka hasilnya .. positif.

Sesaat Hyesun mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Dia berdiri dan sekali lagi melihat alat pendeteksi di tangannya. Wajahnya berubah lebih kuyu dari sebelumnya. Dia merasa capek ... sangat capek. Perlahan dia memutar tubuh dan keluar dari kamar mandi. Betapa terkejutnya dia begitu mendapati seorang pria sudah berada dalam kamarnya.

"Kau?!!" serunya sambil menunjuk pria itu. "Mau apa di kamarku?!!"

Rain tersenyum simpul. "Tenang saja. Saya tidak akan berlaku kasar padamu .. ," katanya sambil menutup pintu di belakangnya.

"A .. apa yang akan kau lakukan?! Keluar dari kamarku sekarang juga, berengsek?!!"

Tapi, bukan Rain Bi namanya jika menyerah begitu saja. Model yang dikenal karena predikat cassanovanya itu menghampiri Hyesun dengan senyum yang dibuat semenarik mungkin. Hyesun menyurut ke belakang. Tanpa sadar tangannya meraba-raba mencari sesuatu yang dapat dipakai untuk menjaga diri. Namun tak didapat. Sedangkan Rain makin mendekat kearahnya.

"PERGIII!!!" jerit Hyesun.

Rain tidak memperdulikannya. Dia terus melangkah, sampai akhirnya berdiri tepat di depan Hyesun.

"Kau sangat cantik, Hyesun-a .. ," desis pria itu. "Kau sangat lain dengan Eunhye ... Sesuatu yang membuatku selalu teringat padamu .. " Kemudian dia mengangkat tangan. "Ingin menyentuhmu ... " Tangannya sekarang sudah menempel di wajah Hyesun .. disentuh dan dielusnya dengan halus pipi gadis itu.

"TIDAK!!" Hyesun mendorongnya ke belakang. Gelabakan dia berlari ke sudut paling belakang kamar itu. Tapi percuma saja, kemanapun dia berlari, Rain selalu mampu mengejarnya. "MENYINGKIR DARIKU!!"

Hyesun kembali meraba-raba sudut kamar itu. Dia memperingatkan diri untuk tidak gugup. Akhirnya sesuatu teraih oleh tangannya di pinggir meja dekat jendela. Sesuatu yang cukup keras dan ternyata sebuah bingkai foto. Begitu Rain mencengkram tangannya dan berusaha mengapai bibirnya, dia mengarahkan bingkai foto tersebut ke kepala Rain.

"AKHHH!!!" teriak Rain. Cairan kental berwarna merah segera mengucur deras. Dia mengumpat-ngumpat, mempelototi Hyesun sambil memegangi luka di kepalanya. "Berengsek!! Gadis tidak tahu diri!!"

"KELUAR SEKARANG!!!" jerit Hyesun. "Aku akan membunuhmu jika berani melakukannya lagi!!"

Rain tidak mampu berbuat apa-apa ketika Hyesun mendorongnya keluar kamar. Begitu juga ketika Hyesun menghempaskan pintu kamarnya keras-keras. Kepalanya sudah berdenyut-denyut dan kesadarannya agak menipis begitu berada di lorong luar. Dia kembali mengumpat-ngumpat. Agak sempoyongan dia turun ke lantai bawah. Begitu Eunhye melintas di depannya, semua kekesalan dilampiaskannya pada wanita tak bersalah itu.


===== > < =====


"Pria berengsek!! Dia anggap apa aku ini?!! Wanita murahan?!!"

Hyesun menarik koper dari lemari dan menghempaskannya ke atas ranjang. Dibukanya koper itu dan sebentar saja pakaian-pakaiannya sudah melayang masuk ke dalam koper.

"Tempat neraka ... Aku tidak ingin berlama-lama di sini .. "

Sambil mengemasi barang-barang miliknya, dia terus mengomel-ngomel dan mencaci-maki. Sampai ketukan halus di pintu menghentikan kesibukannya.

Tok .. tok .. tok ..

Alis Hyesun berkerut. "SIAPA?!!" teriaknya.

"Aku--onnie, Hyesun-a .. ," sahut suara dari luar. "Boleh masuk?"

Hyesun mendengus. "Masuk saja!"

Pintu kamarnya dibuka, dan .. Eunhye mengangga begitu mendapatkan keadaan kamar yang berantakan seperti kapal pecah.

"Omo--ada apa ini?"

Hyesun meliriknya sebentar kemudian kembali ke kegiatannya mengemas barang. "Aku akan pergi dari sini!" sahutnya ketus.

"Pergi? Kenapa?" Eunhye masuk ke dalam kamar dan menghampiri Hyesun. "Karna Rain? Kalian bertengkar lagi?" tebaknya tiba-tiba. "Aku tadi berpapasan dengannya. Dan kelihatannya dia marah sekali. Kau yang melukainya?"

Hyesun melempar sisa-sisa pakaiannya ke dalam koper kemudian menghempaskan petutupnya. "Apapun alasannya itu aku akan tetap pergi dari sini!!"

"Hyesun-a .. "

"Kau tak perlu mencegahku karna percuma .. Sudah sejak dulu aku ingin angkat kaki dari neraka ini!!"

"Neraka?" Eunhye melebarkan matanya. "Ini rumahmu, Hyesun-a!!"

"Bukan rumah!!" jerit Hyesun. "Ini neraka yang sengaja dibuat iblis itu untuk membelenggu kita! Dan aku tidak ingin menjadi bagian dari budak pelampiasan nafsunya!"

"Hyesun-a .. " Eunhye mendesah.

Hyesun memandanginya dingin. "Jika kau betah dengan kehidupan ini, silahkan ... Tapi aku sudah muak! Aku ingin keluar detik ini juga!"

Hyesun menjatuhkan kopernya ke lantai.

"Hyesun-a!"

Eunhye meraih tangan Hyesun tapi segera dikibaskan oleh dongsengnya itu. "Jangan menghalangiku!" ujar Hyesun sengit sambil menyambar tas selempangnya. Dia keluar dengan menyeret koper dan meninggalkan Eunhye yang kesenggukan di tempatnya.

Eunhye merasa menyesal dan bersalah karena tidak bisa memilih antara Hyesun dan Rain Bi. Dia tahu pacarnya itu sudah melakukan sesuatu yang dibenci Hyesun. Sudah sering juga dia melihat Rain bersikap kurang ajar terhadap Hyesun .. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa .. Dia terlalu tergantung pada pria itu ...


===== > < =====


"Agashi sudah memikirkannya masak-masak?" tanya pria bermasker dan berjubah dokter itu.

"Iya!" sahut Hyesun mantap.

Pria itu mengangguk. "Baiklah! Agashi bisa membuat administrasi sederhana di depan. Setelah harganya disepakati dan agashi sudah membayarnya, kami akan menyiapkan ruang operasi buat agashi .. "

Hyesun mengangguk. "Ok .. " Kemudian dia berjalan kearah yang ditunjuk dokter itu. Tapi langkahnya terhenti oleh perkataan pria itu selanjutnya. "Tunggu, agashi!"

"Ne?" Hyesun berbalik.

"Laporan kehamilan dan gambar X-ray dari kandungan anda!" ujar dokter sambil mengangkat file di tangannya.

"Oh--" Hyesun menerima data-data itu dari tangannya. "Ghamsamida .. " Lalu dia berjalan kembali ke konter kecil di depan, buat melakukan administrasi pembayaran terhadap operasi penguguran kandungan yang akan dilakukannya.

Seorang wanita paruh baya yang teramat ceking langsung menyambut Hyesun. Setelah mengetahui jenis pemeriksaan yang akan dilakukannya, suster itu menjelaskan beberapa resiko beserta biaya yang harus dibayar Hyesun. Mata indah itu membelalak. Harga itu terlalu tinggi baginya. Bagaimana ini? Hyesun jadi kebingungan sendiri.

"Agashi .. apa kau mendengarku?"

"Ne!" Hyesun mendongak. "Suster, apa biayanya tidak bisa dikurangi?"

Suster dari klinik tidak resmi itu menyengir. "Agashi tidak punya uang?" tanyanya dengan nada menyindir. "Kalau begitu, cari saja klinik lain?"

"Mwo?" seru Hyesun. "Apa maksud suster?"

"Sudah jelas kan?" Suster itu membuang wajah kearah lain. "Sudah terlalu banyak remaja-remaja dengan 'kondisi' seperti nona yang datang kemari .. Kebanyakan dari mereka juga tidak mempunyai uang seperti agashi .. Pada akhirnya mereka hanya akan mengemis-ngemis buat dikurangi biaya pengobatannya .. ataupun .. tidak membayar sama sekali .. "

Tanpa sadar Hyesun mengepalkan tangannya.

"Tempat ini bukan tempat amal. Jika agashi tidak punya uang, sebaiknya jangan kemari! Kami sangat sibuk dan tidak punya waktu meladeni pasien seperti agashi!!"

Dan tiba-tiba ..... Brakkk!!! Sepasang tangan Hyesun sudah mendarat di kaca pelapis konter itu.

"Dengar!!" desisnya dengan nada mengancam. "Saya memang tidak punya uang!! Tapi saya tidak akan merendahkan martabat dengan mengemis-ngemis ataupun menipu orang!" Pandangannya berkobar-kobar tertuju pada suster yang terlihat berubah gentar itu. "Saya akan kembali begitu mendapatkan uang yang cukup. Dan .. sampai saat itu, akan kurobek-robek mulut kurang ajarmu karna sudah menghinaku!!"

Brakkk!!! Sekali lagi kepalan tangannya menghantam kaca konter. Dua suster yang mendengar keributan-keributan tersebut tampak terburu-buru berlari mendekati mereka.

"Ada apa?" tanya salah seorang dari suster-suster itu.

Hyesun mendelik. "MINGGIR!!!" Saking kesalnya, dia mendorong suster yang paling dekat darinya sampai hampir terjerembab.

"Hey--" Protes suster muda itu padanya.

Tapi Hyesun tak menghiraukannya. Dia melotot dan segera menyeret kopernya pergi dari klinik kumal, kecil dan tidak terpelihara itu.


===== > < =====


Hyesun berjalan dengan kepala tertunduk, menyusuri pinggir jalan raya. Badannya terasa remuk. Dia sangat capek. Segalanya seperti tidak ada yang beres baginya. Mobil-mobil yang lalu-lalang--begitu dekat dan hampir menyerempetnya, tidak dihiraukannya. Klakson yang ditekan berulang-kali, begitu memekakan telinga, juga tidak digubrisnya. Pikirannya sangat kacau dan kalut saat ini ... dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak bisa mempertahankan bayi ini! Tidak mungkin! Masa depannya masih panjang dan dia tidak mau terbebani dengan kehadiran seorang anak ... benih dari laki-laki yang, bahkan tidak diketahui namanya ..

"Siwon--apa benar yang dikatakan mereka?"

Samar-samar, kata-kata itu memasuki indera pendengarnya. Hyesun terus melangkah ... pelan ... pelan ... dan pelan ... Dia tidak perduli dengan keadaan di sekitarnya. Lalu, dia hampir mencapai dua orang pria yang sedang bercakap-cakap di depan.

"Jika iya, gimana?" terdengar sahutan dari pria satunya, penuh ejekan. "Apa yang akan kau lakukan , Minho-ssi?"

"Kenapa kau lakukan itu?"

Tanpa terasa, Hyesun mendengus. Suara pria yang mendayu itu begitu menganggunya. Seperti wanita saja!! Dia berjalan, melewati kedua pria itu.

"Hanya untuk mengetes!!" Nada mengejek itu menyahut kembali. "Tidak buruk kan? Aku dengar kau berhasil menyetubuhinya. Congratulation, Lee Min Ho-ssi! Kau bukan seorang gay lagi!!"

Hyesun menghentikan langkahnya. Secara tiba-tiba, entah mengapa, pembicaraan itu menyita perhatiannya. Menyetubuhi? Tangannya terkepal perlahan. Mengapa para kaum pria ini seenaknya saja melecehkan para wanita? Apa dikira kaum wanita hanya barang yang diciptakan buat pelampiasan nafsu belaka?

"Kau tahu akibat dari perbuatan mu itu?" Suara serak yang mendayu itu kembali memasuki pendengaran Hyesun. Tidak ada nada kemarahan dalam suaranya. Yang ada hanya penyesalan yang sangat mendalam.

"Apa?"

"Gadis itu telah kehilangan kesuciannya .. ," desah si pemilik suara serak itu kembali.

"MWO?? Kesucian?? Maksudmu, dia masih perawan??!!" sontak pria satunya tak percaya.

"Ne .. "

"Wanita yang kutemui di bar 'ZarZar'?"

"Ne .. "

Hyesun tersentak. Gerahamnya dikatupkan rapat-rapat. Jadi itu mereka? Pria-pria berengsek yang telah memporak-porandakan hidupnya?

Tangan Hyesun mengepal semakin erat. Dia berbalik .., dengan langkah lebar, tangan terkepal erat, hampir berlari, .. dia menyamperi pemilik-pemilik suara itu. Dua orang pemuda yang saling berhadapan di samping dua mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan raya. Pemuda yang satu menundukan kepalanya, terlihat sangat rapuh. Postur gede dan jangkungnya tidak memberikan kesan sangar, bahkan lebih ke kesan lembut yang menenangkan. Sedangkan pria satunya lagi membusungkan dada, terlihat sangat angkuh dengan senyum mengejek dan merendahkan. Hyesun sampai di depan mereka, dan ...

BUKKK!!! Kepalan tangannya mendarat di wajah pria bertampang jutek.

"Kau--Pria berengsek!! Tahu akibat perbuatanmu padaku?!!!"

Pria yang dipukul, Choi Si Won, ... begitu juga si model terkenal--Lee Min Ho ... termangu.

"Yaaa--agashi!! Kau salah orang ya?!!" dengus Siwon sambil meludahkan cairan merah dari mulutnya.

"Salah orang kepalamu!!" Plakkk!!! Hyesun kembali mengangkat tangannya dan menampar Siwon.

"Yaa--gadis gila!!"

Siwon berusaha mempertahankan diri, tapi gadis itu makin membabi-buta. Hyesun mengarahkan tinjunya bertubi-tubi ke dada Siwon. Menginjak kakinya, dan juga menghempaskan tas ranselnya berulang-kali. Pemuda itu mundur sampai menyenggol mobil yang terparkir di situ.

"Yaishh!!"

Terburu-buru Siwon membuka pintu mobil dan beranjak ke dalam.

"Gadis gila!! Tunggu pembalasanku!!"

"Jika kau tidak pergi, akan kuremukan kepalamu!!!" teriak Hyesun sambil mengayun-ayunkan kepalan tangannya.

Siwon menghidupkan mesin mobil dan dalam sekejap Porche hitam itu sudah menderu-deru meninggalkan tempat itu.

Hyesun masih teriak-teriak sampai mobil itu bener-bener lenyap dari hadapannya. "AWAS KALAU KELIHATAN LAGI SAMA SAYA!!!" Kemudian dia memutar badan. Kemarahannya kembali meledak begitu melihat pemuda jangkung satunya masih termangu di tempatnya.

"DHO--" Tangannya menunjuk kearah Minho. Dia menghampiri pemuda itu dengan langkah lebar-lebar. "Paboya?!! Dipermainkan begitu tidak bersuara?!! Dikemanakan otakmu!!" Hyesun mengayun-ayunkan tangannya di depan Minho. Ingin sekali dia menampar atau memukul pemuda ini, tapi entah mengapa, paras sendu ini membuat maksudnya terurung. "Lain kali pakai otakmu!!! Berteman dengan orang seperti itu--apa manfaatnya??!!!" Hyesun menghentikan omelannya. Perlahan diaturnya nafasnya yang memburu, sementara matanya masih mempelototi Minho. "Jangan melibatkanku lagi dalam kebodohan-kebodohanmu!!!"

Kemudian dia berbalik, tapi terhenti oleh sentuhan hangat di tangannya.

"Mau kemana?" tanya Minho.

Hyesun segera menepis tangannya. "Bukan urusanmu!!!"

"Saya mencarimu lama sekali .. "

Perkataan itu menghentikan langkah Hyesun. Dia menoleh. "Buat apa mencariku?!!"

"Miane .. ," desah Minho.

Hyesun mendengus. "Kau selalu begini?" tanyanya kesal.

"Mwo?"

"Dijadikan mainan?"

"O--itu ... saya tidak ingin memperkeruh masalah .. " Minho menundukan wajahnya.

Hyesun mendengus makin keras. Pemuda geblek! Oh--bagaimana mungkin saya bisa sampai berhubungan dengan pemuda macam dia?!! Kembali Hyesun berbalik dan mulai melangkahkan kakinya. "Jangan mengangguku! Aku tidak ingin berurusan denganmu!"

"Kau ... tidak punya tempat tinggal?"

Pertanyaan jitu. Hyesun kembali menghentikan langkahnya. Benar. Tempat tinggal. Dia butuh tempat tinggal malam ini. Di mana? Hotel? Tapi itu terlalu mahal. Dia tidak punya uang yang cukup untuk membayar sewa hotel. Atau ... Hyesun berbalik dan menatap Minho lekat-lekat.

"Aku membutuhkan tempat tinggal. Jika tuan tidak keberatan menyewakan sebuah kamar buatku. Aku akan membayarnya .. "

"Tidak usah .." sahut Minho berseri-seri. Dia mendekati Hyesun dan bermaksud membantunya membawa barang-barang. "Tidak usah membayar. Kau bisa tinggal gratis di rumahku .. "

"Tidak perlu!" Hyesun segera menepis tangan Minho yang meraih kopernya. "Dan tentang sewa--aku tidak akan menerimanya jika tuan memberikannya secara cuma-cuma!!"

"Ya--kenapa begitu?" ujar Minho kecewa. "Aku telah melakukan kesalahan besar, jadi biarkan aku menebusnya .. "

"Kau tidak bersalah . ." Hyesun menegakan badan dan mulai menyeret kopernya ke mobil. "Kalau memang mau menyalahkan, kita berdua yang pantas disalahkan. Alkohol yang mesti disalahkan ... atau, pria berengsek tadi yang mesti disalahkan .. "

Minho menghela nafas. Akhirnya dia mengangkat bahu, menyerah buat kekerasan Hyesun.

"Biar kubawakan dokumennya .. "

Dia meraih map file di tangan Hyesun. Hyesun terlonjak, ingin mengibaskannya tapi terlambat. Minho sudah memegangnya. Hyesun bermaksud menariknya kembali, alhasil.. kertas-kertas dalam map tersebut berserakan kemana-mana.

"OH--" Minho menutup mulutnya dengan tangan.

"Lihat apa yang kau lakukan?!!" kesal Hyesun.

"Mi .. miane . ." Minho segera berjongkok dan mulai memunguti kertas-kertas itu.

"Tidak perlu!!" Hyesun segera menyambar kertas di tangan Minho.

Tapi terlambat. Dua berkas yang paling penting--yang mencantumkan kehamilannya dan juga formulir yang berisi keputusannya untuk mengugukan kandungannya terlihat oleh Minho.

"Kau .. hamil?"

"Tidak ada urusannya denganmu!!" Hyesun menyambar dua lembar kertas dalam genggaman Minho.

"Kau bermaksud mengugurkannya?"

"Sudah kubilang tidak ada urusannya denganmu!!" Hyesun mendelik. "Mengapa kau reseh sekali?!!" Dia berdiri dari jongkoknya, dan kembali menyeret kopernya.

"Dia tidak bersalah .. ," ujar Minho pelan sambil mengikuti Hyesun. "Apa kau setega itu?"

"Lalu apa yang kau inginkan?!!" Hyesun berbalik. "Mempertahankannya?!!! Apa kau kira bisa memberikan keluarga bahagia padanya?!!"

Minho tidak mampu menjawab. Dia menunduk perlahan.

"Jangan menganggapku egois, tuan!! Karna kamu sama egoisnya!!"

Hyesun membuka pintu mobil dan melempar koper beserta tas selempangnya ke dalam.

"Bisa berangkat sekarang?!!"

"Aku tidak tahu bisa memberikan apa padanya .. ," ujar Minho lirih. "Aku tidak bisa menjanjikan apapun .. tapi, .. aku percaya, dia datang karena takdir .. Dan kita tidak berhak memutuskan kehidupannya .. "

Hyesun termangu sejenak. Hanya sejenak karna dia segera menepis perasaan ganjil yang ditimbulkan oleh pria ini.

"Kita lihat saja nanti!" Kemudian dia masuk ke dalam mobil. "Aku tidak janji karna .. namamu saja saya tidak tahu .. "

Minho tersenyum. Tiba-tiba dia mengulurkan tangan kepada Hyesun. "Anyongheseyo, Lee Min Ho inmida ... "

Hyesun tertegun. Kemudian dia mengangkat tangan dan menampar telapak tangan Minho.

"Goo Hye Sun!!"

Minho mengangguk. "Selamat datang di rumahku .... "

Hyesun melempar pandangan kearah lain. "Jadi, .. bisa berangkat sekarang?"

"Ne . ."

Minho masuk dan duduk di kursi kemudi di depan Hyesun. Dia menstarter kemudian melajukan mobilnya membelah jalan raya Seoul, menuju ke apartemennya yang berada di pusat kota.


Kehidupan baru buat mereka berdua ...
Dua anak manusia dengan watak dan sifat yang jauh berbeda ...
Yang satu tegas dan tegar, sedangkan yang lain lembut dan selalu mengalah ...
Akankah terjalin persahabatan yang indah antara mereka?
Ataukah ... keadaan semakin runyam karena perbedaan yang menyolok itu?



===== > TBC < =====


DragonFlower
DragonFlower

Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |

Back to top Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty Re: What's the Meaning of Love?- by Lovelyn

Post by mrs.cho Tue Jul 09, 2013 8:19 pm

lanjuuuttttt pleaseee.... u.u
avatar
mrs.cho

Posts : 9
Join date : 2013-06-18

Back to top Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty Re: What's the Meaning of Love?- by Lovelyn

Post by DragonFlower Sun Jul 14, 2013 11:41 pm

yang ini belomannn tunggu , waiting patiently pleasee kkkkkk
DragonFlower
DragonFlower

Posts : 94
Join date : 2013-06-17
Location : | Trapped in CNBLUE Dorm |

Back to top Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty Re: What's the Meaning of Love?- by Lovelyn

Post by han_minsun Wed Aug 07, 2013 9:21 pm

Lanjut dong....ni ff'y
pngen tau kelanjutan nasib bayi;y hye ma mino,
Very Happy:) 
han_minsun
han_minsun

Posts : 1
Join date : 2013-08-07

Back to top Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty Re: What's the Meaning of Love?- by Lovelyn

Post by Ilmaa Tue Aug 13, 2013 7:44 pm

Lanjooot nya kapan nih ?
Ilmaa
Ilmaa

Posts : 2
Join date : 2013-08-13
Age : 26

Back to top Go down

What's the Meaning of Love?- by Lovelyn Empty Re: What's the Meaning of Love?- by Lovelyn

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum